Saturday, July 29, 2006

SMS nyasar hari itu....


Hi, Fin masih di Bali ya? Btw ada gak low di tempatmu?

Sender
+ 62866485xxxx


Ternyata sms nyasar itu dari teman lamaku saat kuliah dulu. Nggak tahu kenapa tetapi sehabis membacanya aku jadi ngerasa sedih. Aku dan dia sama-sama satu daerah, sama-sama tergolong mahasiswa sangat biasa, mau dibilang nggak cerdas yah kadang sambung juga, tapi kalo dibilang jenius kok koneknya lama. Bedanya aku lebih dulu lulus, meski dengan nilai tujuh setengah...
Iya tujuh setengah kasihan, setelah dosen-dosenku nggak tega melihat aku bengong kayak sapi pas ujian skripsi. Nggak tahu rasanya kok nggak berbekas apapun yang kubaca, iya blank deh!

Sehabis lulus, tebak apa acara favoritnya? Yup, pengacara...pengangguran banyak acara yang tiap sabtu beli koran untuk cari lowongan kerja dan menjadi jengkel melihat syaratnya yang berbunyi umur minimal 23 tahun dengan 2 tahun pengalaman. Walah! Coba hitung deh, kalo kau mulai kuliah umur 18 seenggak-enggaknya lulus umur 23. Lah trus pengalamannya dari mana? Waduh pokoknya hari-hari itu begitu menyiksa, apalagi kita harus menanggung derita karena masih disubsidi ortu. Lengkap sudah kotak malu kita!

Begitu juga dengan temanku ini, ceritanya gak jauh beda denganku. Aku memang lebih beruntung darinya, karena sudah menclok di satu tempat sementara ia masih mencari-cari.
Jujur saja ketika dalam kondisi seperti dia, aku pernah nyesal karena kuliah lama-lama dan cuma menghabiskan dana. Coba kalo untuk dagang sudah dapat untung berapa?
Tapi hidup itu tak semudah matematika, banyak faktor yang mempengaruhinya. Huff..

Sebagai teman aku ingin sekali membantunya, tetapi nggak tahu gimana. Aku tak bisa menjanjikan apa-apa untuknya karena aku memang tak mampu untuk itu. Memberinya nasehat pun aku tak berani. Siapa sih aku? Kurasa ia tak memerlukan satu orang lagi yang mengatakan nasehat-nasehat yang akhirnya akan membebaninya lagi. Akhirnya aku menelfonnya, berbicara lama selayaknya sahabat tanpa embel-embel nasehat atau perkataan klise yang nggak perlu padanya.

Im so sorry gals, I know how do u feel, but i do nothing for u.............


Friday, July 21, 2006

DON'T GIVE UP BABY

Ini gara-gara tadi pagi aku telfon adikku tercinta si Raka, ngobrol soal smsnya padaku yang berisi berita duka tentang kenaikan spp-nya, nilai-nilai yang rantai karbon, dan tugasnya yang blum kelar juga.

Tiba-tiba aku jadi ingat masa lalu, ketika aku masih kuliah dulu. Di foto itu kami memang tertawa, benar-benar tertawa, padahal sebelumnya kami seolah gila karena ngerjain
skripsi yang dikejar tenggat waktu. Kebetulan kami bertiga ikut dalam suatu proyek dosen, berjibaku di dalam lab hampir tiap hari, dapat marah, teguran, belum lagi kami masih harus jadi asisten. Euh, kadang nggak tahan rasanya, tapi gimana?
Dan sekarang adik-adikku tercinta sedang berjibaku dengan tugasnya sebagai mahasiswa, mengeluh karena nilai-nilainya yang rantai karbon, dan setumpuk tugas yang belum dipresentasikan. Aku tertawa, aku tahu gimana rasanya ketika hasil yang kau dapat tak sesuai dengan apa yang kau dapat. Aku bahkan berkata pada Allah, kalo semester ini nilaiku tetap rantai karbon juga, i give up, kawin aja deh...Sampai teman-teman heran kok tiba-tiba aku jadi rajin bolos, kalo kuliahpun isinya cuma baca komik, novel, atau coret-coret saja. Ajaibnya, aku justru diganjar IP 3,6 di akhir semester. Gila! Semua orang ternganga, terutama aku. Lantas tiba-tiba saja seseorang yang tadinya bukan apa-apa disejajarkan dengan orang-orang yang terancam cumlaude itu. Aneh.

Kalau kau sayang sempat membaca ini, tolong jangan berputus asa. Ada banyak orang di luar sana yang iri karena kau bisa sekolah tinggi. Sementara mereka telah melepaskan impian menjadi sesuatu karena ketiadaan biaya, banyak orang diluar sana sayang yang tak sempat menggapai impiannya karena ketiadaan daya.

Kesusahanmu sayang, bahkan tak ada apa-apanya dibanding orang-orang yang terkena bencana. Aku tahu kau khawatir mengecewakan ibu, tetapi terkadang kesulitan menjadikanmu lebih kuat. Jikalau nanti kau lulus sayang, dan mendapati bahwa mencari kerjaan ternyata begitu beratnya, jangan berhenti mencoba sayang. Ayolah, im still beside when u need me. I'll hold u when u sad and need my hug. Come on baby, dont give up, keep fighting to the end..


I love u both

Saturday, July 15, 2006

CINTA SENDIRI? LET IT GO BABE, HE'S JUST NOT INTO YOU

Pernahkan kau menghbiskan beribu-ribu pulsa untuk seseorang yang kau sukai? Mengirimkan SMS manis yang jarang terbalas? Menelefonnya demi perasaan rindumu? Tak berhenti berusaha memberinya perhatian meski balasan yang kau dapat tak setimpal? Bagaimana perasaanmu saat itu? Sakitkah, pedihkah, putus asakah atau justru gabungan dari berbagai rasa itu berkecamuk dan membuatmu ingin berbuat kriminal (misal ingin menerornya dengan indah). Hehehehe...pantas ya kalau Meggi Z sampai bernyanyi lebih baik sakit gigi daripada sakit hati.
Menurut Greg Behrend (maaf kalau salah tulis yach), itu semua tanda-tanda nyata "He's Just Not Into You!" alias tak tertarik padamu. Wow sadis ya kedengarannya? Tapi that's the truth...Sebagai seorang pria yang menuliskan buku He's Just Not Into You, ia berkata, bagi pria yang tengah jatuh cinta tak ada kata tak ada waktu untuk seseorang yang tengah dikejarnya. Meski sekejap, sekilat, sejumput, atau sedetik, waktu akan dicarinya untuk sekedar ber-say hello padamu. Tetapi kalau dalam kenyataan justru kaulah yang banyak berkorban untuk menghubunginya maka kau harus berpikir ulang untuk terus berharap cinta darinya. Menurut Greg, daripada kau habiskan waktu menunggunya luluh lebih baik kau mulai mencari yang lain.
Masih menurut Greg, kebanyakan dari kita seringkali gak berpikir jernih, terus berharap dan tak melihat kenyataan. Jangan pernah kasih excuse lagi untuk suatu hal yang gak nyata, meski ada pepatah No Pain No Gain, tetapi untuk kasus ini pepatah itu lebih cocok untuk hal lain.
So how? Merasa tertohok? Jangan, jadikan itu sebagai wawasan. Say good bye to the worst, say good bye to the excuse, love will find you. Kalian gak sendiri, aku, kamu, yang lainnya pun pernah mengalaminya...Menyedihkan tapi itu cara untuk belajar.



Thursday, July 13, 2006

I'M GETTING OLDER....

Hi diary, its me again. Besok Rabu 19 Juli, aku akan berulang tahun. Tak ada sesutu yang special kecuali aku berharap akan ada banyak kebaikan untukku di usiaku yang kian senja (hahahhaaa)...
Berharap bahwa rejeki bertambah banyak (siapa juga yang gak mau?)

That's what I want, diary....I wish I never forget my duty as my parents daughter, as my two brother's sister, as human being to her God, to her friends wherever they're. Thank's Lord for everything, My life is such wonderful things. And I'm happy for that.

Saturday, July 8, 2006

PERNAHKAH KAMU?

Pernahkah kamu merasa bahwa apa yang terjadi padamu tidak adil? Kamu adalah mahkluk cerdas dengan IP yang selalu diatas 3, tetapi ketika kuliah usai yang terjadi kau tidak bisa mendapatkan pekerjaan impian. Sueebel, mangkel? Ya itu biasa....sangat biasa terjadi pada siapa saja.
Apalagi ketika temen-temen dapat kerjaan super keren, dan bercerita aku tuh kerja di perusahaan anu gajinya sekian jeti...Wah lengkap sudah penderitaan, ya kan? Ketika akhirnya dapat kerja ternyata kau mendapatkan kerjaan tak bernama di sebuah desa, dan cuma nyengir ketika seorang temen tanya apa jabatanmu? Hahahahaa.....

It's ok guys! Sungguh...Mungkin memang kerjaan itu bukan kerjaan terindah, impian, tetapi pernahkah kita berpikir bahwa teman kita yang bergelut dengan pekerjaannya yang keren itu bekerja lebih keras dari kita. Harus lembur demi gaji sekian juta itu sementara kau bisa santai selepas kerja, dan tidak perlu sering-sering tidur di kantor berbantal meja. Bisa senyum-senyum bahagia meski gajimu cuma sekian saja, sementara mereka harus sakit kepala dengan tugas-tugasnya. Mungkin itulah keadilan, tak ada yang selalu indah tetapi pas saja. So what do u think?

Monday, July 3, 2006

Anak Kecil di Depan Toko Buku itu.....

Aku memang sering ke toko buku itu, kadang cuma melihat-lihat kadang juga beli buku disana, tergantung situasi. Dan anak kecil itu sering ada di sana dengan seragam kumalnya, tas yang lecek dan tidak bersepatu. Kupikir dia cuma anak kecil yang suka main disana ternyata cerita punya cerita, dia adalah anak Satpam yang toko buku itu. Kata Na, ia harus begitu karena ibunya sudah tak mampu mengurusnya bukan karena meninggal tetapi ibunya sudah lost her mind for a long time ago. Bapaknya yang cuma seorang satpam dengan gaji kecil harus mengurusnya sendirian karena tak ada orang yang bisa diandalkan lagi. Oh My God!

Aku dan Na memandangnya trenyuh, sebuah pertanyaan tersimpan di hati. Bagaimana kalau aku yang mengalaminya? Aku tidak terlahir kaya tetapi aku tak pernah kesulitan sepertinya. Orang tuaku dengan segala kemampuannya mampu memberi kami pendidikan, baju yang pantas dan rumah untuk berteduh serta makanan yang enak meski tak selalu mewah.

Aku jadi merenung, sudahkah aku pernah bersyukur atas semua itu? Rasanya kesedihanku melihatnya tak pernah sebanding dengan penderitaan bocah itu. Untuknya aku cuma bisa berharap semoga ia tetap bisa survive meski penderitaan mendera....