Saturday, November 25, 2006

SISI LUCU KEMARAU

Selalu ada sisi lucu yang saya ingat saat kemarau tiba. Sewaktu kecil saya selalu menangis bila harus ngungsi mandi ke sungai bila sumur di rumah kering. Cob bayangkan gimana caranya saya bisa mandi dengan nyaman kalau semua mata seolah menatap saya (padahal tidak). Saya bisa celingukan kesana kemari sementara orang lain bisa membuka baju begitu saja dengan wajah tanpa dosa di tempat seterbuka itu. Jadi setiap kali saya niat mandi dan ada orang lewat, saya pun berhenti, begitu seterusnya hingga sungai sepi gelondangan. Alhasil jika saya berangkat mandi jam empat, saya baru pulang menjelang maghrib.

Saat awal kuliah, kemarau panjang yang melanda membuat saya pontang-panting menyelamatkan tanaman peliharaan dari kematian. Kalau tidak praktikum Dasgro (dasar-dasar Agronomi) saya akan gagal. Suatu hari sehabis praktikum Da-da-I-ta (Dasar-dasar Ilmu Tanah) saya langsung ke lahan, dan berusaha keras mengambil air dari sumur berjarak 100 m dengan ember kecil karena sumber air terdekat telah kering. Saat gelap menjelang saya mulai patah semangat melihat tanaman saya belum semua diairi. Akhirnya dipicu oleh rasa lelah, lapar, dan tubuh yang pegal-pegal, serta suhu badan yang mendadak tinggi, saya pun menyerah dan tanpa sadar meneteskan air (mata) sambil misuh-misuh dan ngedumel kenapa dulu masuk Faperta.

Sebelum lulus, kemarau yang parah menghajar hingga anak-anak kost Kalimantan 6 harus mengungsi kesana-kemari cuma untuk mandi. Salah satunya di Pengadilan Negeri tepat di depan kostan. Setiap sore serentetan cewek-cewek keluar dari Kal. 6 sambil membawa handuk, peralatan mandi dan setumpuk malu yang coba diabaikan. Bagaimana tidak kalau semua mata orang yang berjenis kelamin pria menatap kami dengan dengan aneh, disertai senyum geli, deheman mengesalkan sambil berkata," Mau mandi ya dik?
Sudah tahu bawa handuk masa  main basket?! Kadang kalau begitu kita berharap, kami berharap kostan kami tidak terletak di jalan raya yang berlalu lintas cukup padat. Igh! Untung saja urat malu nggak kurang dari tiga belas, kalau tidak kita pasti balik kanan dan nggak mandi hingga esok pagi.

Sekarang saya bersyukur karena berkat air PAM saya bisa mandi dengan nyaman, tidak lagi ngungsi ke sungai  walau sumur kering. Waah, bisa horrible kalau saya mesti nyemplung ke sungai lagi, saya kan bukan kuman di seberang lautan yang tidak tampak.....
Saya jadi mikir jika air tawar di bumi yang cuma 40% (atau kurang?) pada akhirnya akan menghilang. Coba bayangkan bagaimana susahnya jika kita harus mengolah air cuma demi segelas air. Kita memang harus mengakui kalau kualitas air tawar yang ada turun drastis karena kondisi
lingkungan yang berubah karena pepohonan banyak yang menghilang, padahal pohon berfungsi menyimpan air. Beberapa waktu lalu di Banyuwangi sendiri pernah ada program palmisasi, yang  buyar karena masyarakat terlalu senang. Gimana gak senang palm yang ditanam palm merah, jadi saat bupati pulang palm merah pun hilang. Besoknya sudah ganti warna jadi palm hijau kurus yang langsung mengundang tawa orang. Hm, itulah indonesia..............

Tetapi ada satu kemarau lain yang gak bisa disembuhkan oleh air yaitu kemarau kasih sayang. Cuma ibu yang mampu memberikan ini. Ibu yang laksana air, dengan segala fleksibilitasnya mampu mengisi banyak ruang, memberi pengetahuan, serta meyimpan kekuatan dahsyat dibalik ketenangannya. Ia bisa menghancurkan atau membawa damai dengan kekuatan itu.
Untuk ibuku sayang, selamat ulang tahun. Kalau kemarin Ayu gak nelfon tanya ultah ibu mungkin kita bakal lupa deh kalau ibu ultah tanggal 26 nopember ini. Waduh, ibu jadi terharu begitu Wendy dan Raka menyerahkan bunga...hehehehehe...........

Saturday, November 18, 2006

TAMU AYAH DARI AMERIKA

Sebentar lagi ayah saya (baca Presiden SBY) akan kedatangan tamu istimewa. Layaknya bila ada tamu ayah saya pun berusaha menjamu dengan baik hingga halaman rumah kami (baca Kebun Raya Bogor) diusik, lalu lintas di seputar rumah dialihkan, dan jalur komunikasi macet pada hari itu kecuali untuk yang berkepentingan dalam acara ramah tamah di rumah kami (baca Istana Bogor). Sebagai anak saya tak keberatan bila pria pemeran Presiden Amerika dalam sitkom "Amerika Polisi Dunia" itu datang dan berbincang dengan ayah. Tapi saya tak paham jika gara-gara itu saya dan anak-anaknya yang lain (baca masyarakat) tidak boleh berseliweran. Oh ayah siapa sih sebenarnya pria itu? Apakah dia seorang artis yang tengah naik daun dan merasa parno pada bidikan Paparazzi atau Kaum Penguntit (baca Penentang) karena ulahnya sendiri?



Ayah, sebenarnya apa sih yang akan dibicarakan denganmu hingga memerlukan hansip (baca pengawal) se-Indonesia Raya? Mengapa serepot itu cuma demi pertemuan yang hanya sekian jam? Ayah, kalau Om Bush cuma datang untuk gedebush (baca omong kosong) jamu saja dia dengan nasi aking lalap petai. Biar dia tahu itulah kehidupan nyata kita, sekaligus menunjukkan bagaimana baunya mulut yang selalu mengobarkan semangat perang ke seluruh dunia atas nama penghapusan terorisme. Yah, katakan juga pada Om Bush kalau Om Bill dulu tidak serewel ini meski sama-sama artis kelas wahid. Yah, kami berharap kunjungan Om Bush tidak sekedar numpang makan (baca mencar manfaat) tapi memang bermanfaat seperti katamu.....

Monday, November 13, 2006

HATI-HATI, ADA HANTU DI JALANAN


Pernahkah kamu jalan sendirian saat malam dan tiba-tiba sebuah sosok asing dalam helm cakil mendekatimu pelan-pelan dengan motonya? Lalu , saat kau tengah berpikir siapa dia, tiba-tiba dia meraup dan meremas dadamu kemudian melesat meninggalkanmu dengan seonggok kekesalan. Aku yakin kamu pasti menyesal karena tak sempat menitipkan setumpuk 
batu di kepala 
si hantu gerayangan, iya kan? Aku tahu bagaimana rasanya, karena aku salah satu korbannya.

Atau pernahkah kamu tengah sendirian di suatu jalanan ramai yang sialnya kebetulan sepi saat kau lewat dan tiba-tiba seorang pria asing memanggilmu seraya meraba-raba risletingnya? Lalu whoaaa! muncullah pemandangan yang membuatmu berharap semaput saat itu juga. Ya itu artinya kamu telah digoda oleh seekor "HANTU CABUL" yang suka memberi pelajaran tentang organ reproduksi kaum pria secara gratisan. Well, inipun sudahk kualami dulu...

Tahukah kalian kejadian diatas bisa terjadi pada siapa saja, tak peduli kamu cantik, jelek, berjilbab atau tidak, gemuk, kurus, tinggi atau pendek. Nah agar terhindar dari dua hantu jelek itu maka ada tips untuk kalian :
A. HANTU GERAYANGAN
- Selalu berhati-hati jika berjalan sendirian terutama malam hari, kalau perlu bawalah teman,
   selalu perhatikan sekeliling dengan seksama, hati-hati dan cepat-cepat selamatkan 'barang
   berhargamu' jika ada pria asing dengan gelagat tidak baik mendekat, antisipasi jika dia adalah
   hantu gerayangan itu
B. HANTU CABUL
- Jangan pedulikan jika ada pria asing seraya meraba-raba risleting memanggilmu dengan
   semangat, karena bisa jadi dia akan menunjukkan padamu organ vitalnya
- Tetaplah tenang, dan sebisa jangan tunjukkan ekspresi kager  jika sudah kadung melihat organ     vital pria itu, karena justru ekspresi itulah yang ditunggu-tunggu dan membuat puas si hantu     cabul itu.
- Jika berani dan gak takut dengannya ucapkan " iih jelek" padanya, karena komentar itu     biasanya bisa membuat si pria bodoh itu layu dan kecewa ( Resep ini sudah dilakukan oleh      seorang teman karib)

Tapi saya gak tahu kalau kalian ketemu hantu yang penampakannya seperti diatas.
Semoga saja jika ada yang bertemu dengannya ayat-ayat kursi yang tengah dirapalkan tidak macet di tengah jalan. Atau cepat saja lari. Igh jadi gak bisa bayangin kalo kita terpaku di tempat dan tidak mengalami proses tidak sadarkan diri, auw bisa puyeng semaleman sementara si mbak muter-muter sepanjang malam.

gambar : courtesy of www. primbon.com

Thursday, November 9, 2006

KALAU SAJA AKU YANG MENULISNYA... HEHEHEHE...

Saat membaca postingan adikku yang no 2,5 itu minggu lalu tadinya aku tak merasa aneh, cuma begitu membaca komentar-komentar di dalamnya, barulah saya merasa ada yang aneh. Ada apa sih kok semua pada komen aneh gitu? Ada yang sebel, ada yang nyuruh sabar, apa sih yang terjadi? Yang mana yang bikin rame itu? Begitu aku ngobrol dengan empunya blog, aku baru merasa jelas apa yang bikin masalah itu. Saking penasaran aku masuk lagi ke blognya, dan membacanya sesingkat mungkin. Dalam hati aku tertawa...is this the trouble maker?

Sesungguhnya isinya biasa, cuma curahan hati yang berisi kenangan pertama saat bertemu dengan pujaannya serta cerita yang mengikutinya. Tak terlalu aneh, biasa saja bila saja aku yang menulisnya, dan menjadi aneh bila seorang ikhwan seperti Awi (my lovely bro's di dunia maya) penulisnya. Orang tahu bagaimana dia dan kedalamnya dalam agama, kurasa karena kondisi itulah ekspektasi orang padanya jadi terlalu tinggi. Aku tak terlalu heran jika Awi menulis 'hal aneh" itu semua orang pun menyorotinya. O alah nak..nak...maksud hati sih gak begitu tetapi apa daya nasi telah menjadi bubur ( enak gilaa hehehee....)

Sejujurnya banyak blog lain yang isinya lebih menye-menye, lebih melankolis, lebih mendayu bahkan bikin eneg...namun karena yang menulis orang biasa, tanpa embel-embel apapun semua orang menanggapinya dengan santai. Meski kurasa ada juga yang bakal mengejek habis-habisan, whatever lah...
Nak, itu pelajaran bagus bagimu ya, ternyata menulis di blog pun harus mikir panjaaang. Apalagi untuk orang sepertimu, gak apa...masalah ini akan segera berlalu dan menjadikanmu lebih baik lagi. Di masa depan akan ada lebih banyak masalah besar menanti, contohnya gimana mengerti kebutuhan istri tanpa perlu tanya lagi hihihi... (kapan married sih nak, jadi tahun depan ya?).

Sunday, November 5, 2006

WASPADA...PEDOFILIA DIMANA-MANA

"Psst...ada bocah kecil disodomi," begitulah bisik-bisik yang mendadak memanaskan suasana lingkungan tempat saya tinggal saat masih kerja di Bali dulu. Berdasarkan cerita para tetangga pelakunya adalah seorang pria pengangguran yang tetap betah melajang hingga usianya lebih dari tiga puluh lima tahun dan punya riwayat doyan nonton VCD porno."Kok gak cari pelacur aja sih?" celetuk seseorang dengan geram.

Tetapi gimana mo beli perempuan lha wong dia seorang pengangguran jaya. Kemungkinan karena gak punya duit untuk menyewa jasa pelacur, gak punya istri pula, hingga dia menjadikan bocah itu sebagai pelampiasan syahwatnya yang melambung tinggi sehabis nonton film "blue banget" itu. Si ibu sendiri baru tahu kalau putranya telah 'dikerjai' si tetangga saat ia mendengar salah seorang putranya mengolok-olok kebodohan si adik yang mau 'digituin' oleh pria itu dalam suatu pertengkaran. Si ibu yang curiga langsung bertanya dan mendapati kebenaran yang menyakitkan di depan matanya.

Jujur saja kejadian semacam ini banyak yang terdeteksi, dan ketika terungkap ke permukaan ternyata semuanya sudah berlangsung lama hingga berlarut-larut. Menurut banyak media yang saya baca, kini kasus pelecehan seksual pada bocah kecil sudah sangat memprihatinkan. Bukan cuma itu, dari sebuah tayangan televisi beberapa waktu lalu saya jadi tahu kalau banyak pedofil asing yang menjadikan indonesia sebagai daerah operasinya, terutama Bali dan Lombok yang disebut-sebut sebagai surga mereka. Umumnya orang-orang itu bergerak di daerah-daerah miskin, dan selalu berperan sebagai malaikat penolong bagi warga yang tinggal disana. Tak ada yang menyadari kalau malaikat bersayap dolar tadi pemangsa bocah ingusan sampai sebuah kejadian menyadarkan masyarakat di daerah tersebut. Bahkan dalam salah satu topiknya Oprah pernah membahas kalau kini bukan cuma bocah yang jadi sasaran kaum pedofil, tetapi bayi berusia 7 bulan pun jadi.

Ghosh! Apa yang indah dari memperkosa bocah-bocah? Tidakkah mereka pernah menatap mata bening itu dan mendengar tawa mereka ya menggembirakan? Ck saya tak bisa membayangkan bagaimana menderitanya mereka akibat dikerjai kaum pedofil, padahal orang dewasa yang sudah berpengetahuan soal hubungan intim dengan pasangan syahnya pun bisa mengalami trauma jika dipaksa melakukannya kan? Teman saya bahkan pernah bercerita kalau ia pernah menghadapi kasus dimana seorang pengantin perempuan harus dirawat setelah pendarahan hebat saat bulan madu baru dimulai. Coba bayangkan itu terjadi pada anak-anak, apa mungkin tubuh sekecil itu mampu menerima siksaan sedemikian?
Saya tak bisa membayangkan andai sayalah ibu bocah itu, mungkin saya akan kalap dan melakukan kekejaman demi keadilan bagi putraku.....