Sunday, January 28, 2007

NITIP KTP KE TANAH SUCI

“Allah mewajibkan kepada manusia untuk melakukan ibadah haji, yaitu orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa yang ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.”
(QS. Al imran 97)

Mengacu pada hal itu maka wajar jika Ibu dan Bapaknya Tectona, sahabat saya kemudian menyambangi rumah Allah untuk menunaikan ibadah haji. Nah serunya, begitu mengetahui beliau hendak berhaji, mendadak semua orang berlomba-lomba menitipkan sesuatu untuk dibawa ke tanah suci. Apa coba? Nitip doa….Entah berapa panjang daftar doa yang telah dicatat Ibu Bapaknya Tec selain doa untuk keluarganya sendiri. Kalau menilik ceritanya sih daftarnya bisa panjang dan lamaaaa kayak ular naga.
Uniknya dari sekian banyak doa amanah tersebut ada satu titipan doa yang unik.Seorang ibu, tetangga Tec, yang kebetulan anaknya masih berjaya menggenggam gelar Single Fighter itu sampai menitipkan KTP segala pada ortu sahabat saya itu.
”KTP? Buat apa, Tec?”
“Katanya sih biar dibawa Ibu ke tanah suci.”
“Haa? Buat apaan?”
“Minta didoakan supaya dapat jodoh yang kuaya ruayua.”
Huahahahaha! Tawa saya melejit tak terbendung.
“Apesnya pas Ibu mau berangkat KTP-nya hilang. Nggak tahu tuh sudah ketemu apa belum.”
Saya tambah tergelak. Aduuh, kenapa nggak sekalian Biodata lengkap aja, Bu, batin saya geli. Tapi kemudian saya tersadar, andai saya adalah Ibu itu mungkin saya pun akan melakukan hal yang sama. Walau terdengar aneh, namun demi anak tercinta apa yang tak bisa dilakukan oleh seorang ibu?

Friday, January 19, 2007

DANGDUT? SIAPA TAKUT?

"Lho Rocker kok ngedangdut? Nggak malu?” semua orang terheran-heran ketika tiba-tiba si Raka berubah aliran. Lagu-lagu wajib dengar seperti Dream Theatre tiba-tiba diselingi lagu-lagu dangdut masa kini. Ia yang biasanya akrab dengan Steve Vai, Joe Satriani atau Yngwie Malmsteen tiba-tiba saja ribut mengulik melody lagu-lagu dangdut. Lho, ada apa denganmu, Ka? Ketika saya tanya mengapa ia menjawab,” Pindah aliran ke keroncong susah, ke musik jazz lebih payah. Ya udah dangdut aja.”
Lho memangnya kenapa dengan keroncong atau jazz?
“Suka tapi nggak cinta, telinga sih bisa terima tapi kalau meresapinya kayaknya belum deh. Habis jiwanya dah kadung nge-rock. Coba aja denger Indra Lesmana atau Krakatau, ditelinga sih bikin manggut-manggut tapi di otak jadi mumet. Susah…”
Saya tertawa, wah apalagi saya. Saya tak tahu dimana asyiknya musik jazz yang pemainnya terlihat seolah bermain sendiri-sendiri itu. “ Lha apa kamu nggak malu dangdutan? Katamu teman-temanmu suka merasa nggak elit kalau ketahuan pindah aliran gitu.”

“Aku kan nyemplung karena ingin tahu, ingin belajar, bukan menjadikannya lahan hidup. Jadi ya enggak apa-apa, lagipula dapat tambahan uang saku siapa yang nggak mau? “
Wah kalau motifnya uang susah dilawan dong dik, gumam saya dalam hati.
“ Tahu nggak apa yang paling asyik kalo pas ada tanggapan?”
“ Apa?”
“ Pas lagi ribut main, eh ada tawuran. Bayarannya tetep, tapi mainnya singkat!”
Saya ngakak, saya jadi teringat saat dia pulang dari sebuah hajatan sambil tertawa-tawa geli. Ia bercerita waktu itu musik baru saja dimainkan dan lagu-lagu pun belum banyak didendangkan saat tawuran kecil antar penonton terjadi. Tanpa dikomando lagi ia langsung melirik efek dibawahnya, siap-siap meraih kalau tawuran mendadak dahsyat. Bener saja, nggak lama kemudian terdengarlah suara Prakk! Brruuk! Gedebug!! Glodaaag!! Dengan wajah pucat, semua yang ada di panggung semburat turun sambil mendekap alat-alat dengan erat. Bisa apes nih kalau peralatan mereka kena gebuk orang tawuran, bayaran enggak seberapa eh alat malah rusak. Minus dong kantong…..Tapi yang bikin saya tertawa gelak tuh saat dia cerita bagaimana gaya penyanyi dangdut saat di panggung. “ Byuuh… goyangnya tuh dari ujung rambut hingga ujung kaki sampai badan sampai getar semua lho!” ujarnya.
“Wii…Yessy Vibrator kalah dong.”
“Yang lain malah goyang muter-muter nggak jelas asal-usulnya sampai bikin celana jadi sobek segala. Ada lagi yang goyang model uleg-uleg, maju mundur nggak karuan, sampai tiduran segala. Coba? Seru kan?”
Saya ngikik sambil berkata,’ Bang Rhoma bisa semaput dong lihat penyanyi dangdut lokal goyang?”
“Bisa jadi…”
Tapi kemudian kegiatan bermusik mulai ditinggalkan saat ia menapaki bangku kuliah. Praktikum dan kuliah yang padat telah menyita waktunya.Kalau begitu mana sempat nge-rock, mana sempat nge-dangdut bila tidur dan makan saja sering dilewatkan? Hehehehehe………By the way happy b’day, sorry gak pake pesta hura-hura, yang ada cuma ucapan selamat serta cipika-cipiki, dengan tambahan semangkok bakso panas bikinan sendiri.

Sunday, January 14, 2007

Antara manusia dan hewan ciptaan-Nya

Tahukah bahwa ada beberapa hal yang sama antara manusa dan hewan saat sedang menarik pasangan atau mempertahankan diri? Let see…

Serangga mengeluarkan feromon seks saat ingin menarik lawan jenisnya. Tetapi karena manusia cuma bisa mengeluarkan bau badan alami bukan feromon seks alami, makanya kemudian timbul inisiatif untuk memproduksi berbagai wewangian dari bahan-bahan yang tersedia di alam untuk memikat pasangan. Lalu srot-srot, bau wangi yang menebar membuat lawan jenis terpikat. Tentu saja dengan catatan bahwa hasil yang didapat pada tiap orang berbeda, ada juga yang tetap ditolak meski memakai wewangian tujuh rupa (eh dukun kali…)

Burung-burung menggunakan kecantikan bulunya saat musim kawin tiba. Ia akan menunjukkan keindahan itu demi menarik pujaannya. Tak jarang mereka melakukan tarian sebagai jalan untuk memikat pasangannya. Manusia menggunakan pula taktik serupa, tentu saja tidak dengan memasang bulu-bulu super indah, tetapi menggunakan kecerdasannya untuk meramu berbagai warna indah agar pas dan enak dilihat lawan jenisnya. Contohnya dengan memakai baju atau make up warna-warni, dengan tujuan untuk dipuji. Mengenai tarian, manusia masa kini memang tak perlu menari seekstrem burung-burung itu untuk membuat pujaan jatuh hati, kita cuma perlu absen di depannya dan membuai dengan kata-kata yang indah. Bahkan dengan kemajuan teknologi kita bisa bersay hi to honey tanpa perlu setor muka hanya dengan berkirim email, chatting, atau berkomunikasi dengan ponsel yang ber-3G.

Secara alami hewan-hewan juga punya kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Seekor ikan buntal langsung menggembungkan tubuhnya bila ada musuh menyerang. Ikan lainnya punya bintik mata palsu di ekornya, hingga perhatian lawan bisa teralihkan dari kepalanya. Dan ziip..secepat kilat ia akan meloloskan diri saat ada ikan lain yang ingin memakannya. Bagaimana dengan manusia? Dengan kecerdasan yang dikaruniai Allah untuknya, manusia bisa membuat berbagai peralatan untuk melindungi dirinya mulai dari yang sederhana hingga yang canggih punya, yang sayangnya kini disalahgunakan untuk saling serang satu dengan lainnya, misalnya AK 47.



Monday, January 8, 2007

ANDAI SAJA…….

• Manusia akan menemui rintangan di depannya dan melaluinya dengan keberatan
• Jangan tinggalkan pemimpinmu jika dia berbuat kesalahan, pergilah saat ia tengah khilaf, dan kembalilah jika ia telah sadar dari perbuatannya itu, sesungguhnya ada hikmah dibaliknya

Dua kalimat itu terasa pas dengan kondisi sekarang dimana banyak pemimpin yang terpeleset, menjauhi komitmen awal yang digembar-gemborkannya saat ia berusaha menduduki posisi pemimpin umat. Tengok saja berapa banyak koran nasional yang menjadikan berita tentang korupsi, perselingkuhan atau poligami yang dilakukan pemimpin kita sebagai headline. Banyak kan?

Maka jika dicermati lebih lanjut, sebenarnya mereka tengah diuji dengan rintangan yang ada di bumi. Seseorang yang berakhlak baik, dihormati, tiba-tiba saja dijauhi masyarakat saat ia tengah tersangkut sebuah masalah. Orang-orang yang tadinya mengelu-elukan kalau mereka adalah pemimpin masa depan mendadak mencibir,” Uh, katanya pemimpin bangsa tapi kok doyan duit, doyan kawin. Apa ini?

Jika pemimpin itu kuat menendang semua cobaan, maka selamatlah ia sampai ke seberang. Ia akan belajar banyak dari setiap kesulitan yang mampu dilewatinya. Tetapi kenyataan tak semudah membalik telapak tangan, tidak mudah bagi mereka melalui cobaan saat ia tengah berada di puncak, saat ia tengah menjadi sesuatu. Pas bukan dengan kalimat Manusia akan menemui rintangan di depannya dan melaluinya dengan keberatan diatas?

Bagaimana kaitannya dengan kalimat kedua? Kenyataan yang terjadi adalah umat dari pemimpin yang khilaf itu langsung melesat meninggalkannya begitu saja. Cukup susah bagi kita untuk mengerti dan menghormati mereka, meski akhirnya ia tersadar dari kesalahan yang dilakukannya. Contohnya saya, dengan kedangkalan saya, saya tak mampu mencerna ada hikmah apa dibalik semua kesalahan para pemimpin kita. Dengan seluruh pemahaman saya, saya cuma bisa melihat They did something wrong saja. Tapi jika saya berandai-andai menempati posisi seperti mereka akankah saya mampu melewati seluruh batu penghalang itu? Ah jangan-jangan malah nangis minta pulang, lah wong baca buku sambil dengar lagu mellow yellow hujan lokal turuh deras di bantal (plus ingus lagi). Hmmmm……..(sambil mikir kencang)

Thursday, January 4, 2007

RASANYA KOK GINI?

Hello, kemana week end kemarin? Ke Bali? Wah coba deh baca, ini cerita petualangan si Pinokio saat masih berada di sana. So lets check it out!

Pertama datang ke Bali Pinokio langsung bengong melihat acara kissing each other di udara terbuka. Kok gampang ya? Plok..di pipi kiri, plok di pipi kanan, lantas lips..Wei, ini kan banyak orang seliweran, nggak bebas kuman. Lhadalah……..

Tapi suatu hari Pinokiolah yang mendapatkannya sendiri saat Nick, Steven, Emma, Joe, dan Darryl ber-say good bye kepada semua orang yang dikenalnya. Seperti biasa sehabis berfoto ria semua saling bersalaman, begitu juga yang dilakukan orang-orang asing itu pada Pinokio dan teman-temannya. Giliran Joe, Pinokio tak menyangka kalau ia akan dipeluk erat, tanpa persiapan ia lantas nyungsep di dada si Joe hingga nyaris megap-megap. Maklum dia kan tergolong semampai, otomatis ia tenggelam sebatas dada Joe saja. Sampai pada Darryl, Pinokio bahkan nyaris terjungkal, dengan santai bule satu itu menghadiahi ciuman di pipi kiri-kanannya. Pinokio melongo sambil berpikir kira-kira dosa nggak ya, ini kan nggak sengaja, nggak disangka nggak diminta…….

Iseng-iseng Pinokio melirik teman-temannya, dan heran melihat mereka biasa-biasa saja. Wah ternyata hal-hal begini nggak bikin mereka mereka melongo kayak sapi, padahal Pinokio malah cengar-cengir malu meski tahu kalau itu hanya ciuman basa-basi. Usual happening yang nggak berarti.” Wah rasanya kok gini ya?” Pinokio cengar-cengir. Ndeso banget ya? Ah tapi biar saja dibilang ndeso, kuper alias old fashion, lah wong memang rasanya asing gini, batin Pinokio lagi.