Monday, December 29, 2008

MENGEJAR INUYASHA & PELAJARAN KECIL DARINYA


Benar kata orang cinta itu bisa menclok sembarangan. Apesnya pas cupid iseng nodongin panahnya sayalah yang jadi korban. Mak zleeep! Twiiing, twiiing, wajahnya hadir dan mengganggu tidur malam saya. Hasyah! Hush! Pergilah! Saya usir bayangannya pake kemoceng ibu, tapi semakin kesini wajahnya justru kian terpaku di tembok itu.
“ Cupiiid! Kenapa mesti dia?!”
Cupid mesam-mesem sambil nyengir gajah (saking lebarnya). Begitu ia terbang, tinggallah saya sendirian mengingatnya sambil tercengang-cengang. Maka sejak itu mulailah satu rasa asing berkembang, yang andai kembangnya dijual per dollar bisa bikin saya beli kapal pesiar. Tapi sayang, harapan tinggal harapan ketika dia berkata terus terang, “ saya sedang dekat dengannya lo…”
Photobucket


Hwoooh, laksana Kagome yang terluka melihat Inuyasha mengejar Kikiyo, saya juga nggak bias berbuat apa-apa. Saya nyengir kuda ketika Astrid merajalela dengan lagunya. Tapi saya langsung berhenti mengikuti pas refrainnya-jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia, walaupun kau takkan pernah kumiliki selamaaanyaa...

Aih, maksa! Cinta itu bukan lomba lari, yang begitu ‘dor!’ semua orang bergerak saling mendahului dan mendapatkan ia sebagai piala kebanggaan (padahal ia manusia bukan piala kan?). Lagipula memilikinya bukanlah kemenangan tapi justru awal perjuangan panjang mengarungi lautan luas kehidupan diatas kapal bernama perkawinan. Dan membuktikan benarkah kata orang jika “PERNIKAHAN ITU LAKSANA BENTENG, BANYAK YANG BERDUYUN-DUYUN DATANG TETAPI BEGITU SAMPAI DI DALAM BANYAK ORANG INGIN KELUAR”. Benar, jika kapalmu karam oleh berbagai cobaan dan kau tak sanggup menyelesaikan perjalanan dengannya sebagai nakhoda.

Diam-diam saya membayangkan menjadi dirinya, dan bertanya-tanya pasangan seperti apa yang saya inginkan. Jawabannya…yang nyaman! Yang didapat jika kau kenal dengannya luar dalam. Thiiing! Lampu bohlam di otak saya bersinar terang. Saya paham mengapa ia memilih Kikiyo. Pengenalannya pada perempuan itu memang lebih baik, panjang dan laaamaa, ngelotok luar kepala saking hafalnya! Sementara dengan saya? Ah rasanya kok tak lebih tinggi dari seujung kuku jari. Dan yang terpenting, Kikiyo membuatnya nyaman, laksana es cendol saat terik siang, laksana selimut saat kedinginan, laksana telunjuk saat ngupil…(heheheheh, kurang ajar dah !).

Meski begitu saya luruh juga, saya yang tadinya senyum-senyum sok tegar ternyata tak tahan. Hujan lokal terjadi, dan membanjiri bantal. Duh Tuhan kenapa rasanya begini, meski sudah diprediksi jauh-jauh hari, kok tetap terasa nyerii!
Saat itu ibu-lah yang menenangkan saya dengan berkata ,” tak apa, kamu akan baik-baik saja, apa yang kamu alami sebuah kewajaran. Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan. Adalah hak setiap orang untuk memilih siapa yang menurutnya pantas dicintai, begitupun sebaliknya. Janganlah terlalu bersedih jika ia yang kau pilih justru menengok kearah lain.”
Ibu juga yang mengatakan bahwa sesedih apapun saya, keadaan takkan berbalik, bahwa suatu hari saya akan bersyukur saat tahu mengapa hal itu terjadi.

Setelah itu saya menjauhinya (lebih jauh dari Anyer dan Jakarta). Saya istirahatkan hati dan pikiran dari hal apapun tentangnya, menatanya ulang hingga siap menyapanya dengan rasa dan warna yang sama sekali beda. Saya nggak peduli jika orang bilang saya nggak jantan (memang saya perempuan hehehe…), saya melakukannya karena saya tahu takkan bisa menghadapinya dengan senyuman dalam kondisi demikian. Kau tahulah, ketika kesal kita bisa melakukan hal yang bukan-bukan untuk membuatnya ‘terhukum’ karena tak menyambut apa yang kita inginkan. Mudahkah itu? Believe me it didn’t work easily!

Lalu sebuah blog terbuka, ada satu doa tertulis disana.”Ya Allah, ketika saya jatuh cinta semoga cinta saya tak melebihi cinta saya pada-Mu…” begitu bunyinya.
Alhasil saya merasa tersindir. Jika karena manusia saja saya sampai menangis setahun lamanya (hehehe, hiperbola deh!), kenapa saya nggak pernah melakukannya ketika saya menyakiti-Nya ya? Bukankah banyak hal buruk yang saya kerjakan? Mulai dari misuh-misuh, ngedumel, sholat yang (super duper) telat, bergunjing…You named it, I have it deh.

Lama setelah itu, Fian, seorang blogger yang cinta mati pada fotografi bercerita ‘Saya justru mendapatkannya (red.calon istrinya, bukan kamera) saat saya justru tak sedang mengejar-ngejar siapapun juga’, dan saya tertawa. Wah kata-kata tukang mbetmen ini kok terdengar seperti kata guru ngaji saya ya? Seingat saya beliau berkata ,” Jodoh jangan dicari, dia akan datang sendiri. Bisa gawat kalo kalian nyari sendiri trus salah! Mintalah sama Allah biar ditunjukkan seseorang yang pas!”
Sementara Ilo the happy samurai, blogger sebelah juga memberi saya sebuah pelajaran saat ia berkata ,” Alhamdulillah saya sudah dapat gantinya.”(red. calon istri yee bukan pedang)
Saya rangkum seluruh cerita Ilo dan Fian menjadi satu kalimat bahwa ‘ cinta itu harusnya nggak melulu pake hati dan rasa, tapi juga pake LOGIKA!”
Hwaaa! Bisakah saya sejernih itu dan mengembalikan semua kejadian (not just about love) dengan ringan kepada Empunya Alam? Dengan kata lain, pasrah. Pasrah bukan berarti menyerah tapi percaya kalau Allah akan memberikan kita yang terbaik.

Ahai, saya percaya, pada akhirnya, buku yang terbuka itu (entah kenapa saya suka menganalogikan pria kayak buku) akan datang dengan ijabah dan ridho-nya. Buku yang akan membuat saya belajar dan berkembang bersamanya hingga adzan terakhir memanggil kami pulang.

Eniwei its almost 2009! Barokallah untuk semua orang. Selamat merayakan tahun baru Hijriyah 1430. Semoga kian banyak rejeki yang datang, diberi kekuatan untuk melampaui segala cobaan, dan kian baik hubungannya dengan Allahu Akbar.
Untuk Ibu, thank you. Ibu yang membuat saya tahu dan belajar ‘bahwa wanita yang katanya diciptakan dari tulang rusuk pria bisa bermetamorfosis menjadi tulang punggungnya’, membantu menegakkannya disaat yang tepat, disaat yang ia butuhkan.
Thanks juga, untuk Di dan Nesa karena telah jadi sahabat saya meski kalian nun jauh disana, udah mo 2009 ya, Neng (dan kita masiiiih jomblo juga hahahahaa!). Ada haru, ada bahagia dan tangis ketika kita saling berbagi cerita. Ada tawa ketika kita bercerita tentang pangeran impian kita. Mungkin bukan pangeran yang kita perlukan, Neng, tapi pria biasa yang penuh cinta. Hehehehe…buat kalian saya cuma mau bilang
“ cinta bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, ia yang muncul secara spontan, tak selalu menghasilkan bunga-bunga secantik impian ketika berkembang…”

Tepat seperti quote dibawah ini yang bilang,
,” Jangan mengira engkau dapat menentukan arahnya cinta, karena cinta, apabila telah memilihmu, dia akan menentukan perjalanan hidupmu (Kahlil Gibran).”

Catetan :
Untuk ILO The Happy Samurai dan the funny li’l tiger (siapa ya neng namamu?) semoga bahagia, dilancarkan akad nikahnya yang insya Allah dilaksanakan tanggal 25 Januari. Uuuh, jadi ngiri…(hiks!)

Wednesday, December 17, 2008

DAN MALAIKAT JUGA TAHU, BONTOT

Photobucket

Bahagiamu bahagiaku juga
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri

Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku yang sejati

Back to reff

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri

Banyak yang bilang lirik lagu itu maksa, melodinya terlalu sederhana tapi dalam maknanya bagi saya. Semua dimulai ketika,

Ia jatuh cinta!

Nggak perlu jadi jenius untuk melihat perubahannya. Kata-kata, pilihan lagunya mungkin, bisa jadi petunjuk kuat kalo ia terkena virus yang bikin orang blingsatan, yang warnanya merah jambu, berbunga-bunga dan bikin kamu agak gila. Yang kau sebut CINTA!

Mendadak dialah yang terpenting dalam hidupnya. Minggu ke Minggu, cuma dia yang ada. Yang lain serasa numpang lewat aja. Telfon panjang lebar cuma buat dia tersayang. Wajar sih mengingat dia lagi kena sakit cinta. Tapi nggak wajar ketika tanpa ba-bi-bu dia bilang sama Emaknya ,” Mak, aku mau dia..”

Mak-nya kebakaran jenggot (maknya sih nggak punya jenggot, jenggot bapaknya tuh dipinjem dan dibakar hehehe!). Semua orang jadi panik. Si bontot minta kawin. Bah!Dan ia kian menyebalkan di mata saya waktu bilang dengan kencang ,” aku hanya menginginkannya, bukan laennya!”

Oh ya? Masa? Jelas-jelas dia bikin semua orang ilfil dengan kekeraskepalannya yang gokil. Kawin, nikah, married apalah namanya itu bukan cuma buat kamu semata, tapi buat Emak, Bapak, dan saudara-saudara sebangsa juga, Bat. Ngobrol dong! Jangan ujug-ujug tanpa angin tanpa ujan tapi bawa keributan dong, Bat!.

Sebagai sahabat si bontot saya protes beraaatz! Pertengkaran pecah. Tabiat buruk saya muncul karena merasa nasehat saya dicuekin. Jadilah saya protes keras lewat surat . Saya biarkan ia baca lewat ‘ rumah kecil saya ini’.Peduli amat! Saya ogah ngomong lagi. Nggak tahu kenapa tiap kali membicarakannya emosi selalu naik ke kepala. Busyeet, kalo terus menerus gini, janji saya untuk nggak misuh lagi bisa GATOT (gagal total) euy!

Tapi ketika cinta membuatnya terluka, ternyata Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya. Persis seperti yang dikisahkan Dee dalam lagunya itu. Hanya satu tempat yang jadi tempatnya pulang. Si bontot yang sempat hilang, nyungsep di The Lost World sama Peter Pan and The Gank, nyadar cuma keluarga-lah tempatnya bisa bersandar dengan aman tatkala dunia mengasingkannya (ahahah….keterlaluan deh ah). Kasih mereka tetap nyata, hadir setiap harinya untuknya.

Emak, saya yakin menyadari perubahannya. Bapak, kurang lebih sama. Dan saya sendiri, suka nggak tega melihatnya bernafas dalam lumpur (kayak judul pilm jadul ya?). Meski pengen aja berkata ‘See, I told you!’ tapi yang keluar cuma ah-uh gagu. Saya biarkan memulihkan rasa tanpa banyak tanya. Padahal sumpe lo, banyak banget yang ingin saya tanyakan. Saya biarkan ia melalui kesedihannya yang acap kali terlihat lewat lagu-lagunya yang seolah nunjukin kalo ‘ ku tak bisaa…”

Diam-diam saya merasa bersalah. Tiba-tiba saya berpikir, mungkin saya sudah bertindak kelewatan. Sebagai sahabat entah kenapa saya merasa berhak menyodorkan segudang nasehat demi kebaikannya. Lupa jika saya sendiri belum tentu bisa menanganinya dengan sempurna jika nyemplung dalam kondisi yang sama. Bukankah saya dan ia manusia yang tak sempurna, yang harus banyak belajar dari tiap kesalahan demi kebaikan kita sendiri?

Satu quotes bagus dari karib saya Anesa di sudut Jakarta membuat saya terpesona. Katanya,

“ PERSAHABATAN ITU LAKSANA TANGAN DAN MATA, JIKA TANGAN TERLUKA MAKA MATA MENANGIS, JIKA MATA MENANGIS MAKA TANGAN MENGHAPUSNYA.”

Indah banget kan kalimatnya? Huhuhuhu, saya jadi terharu biru. Sungguh saya jadi bertanya-tanya sudah setulus itukah saya menyayangi sahabat-sahabat saya di rumah atau dimana saja? Rasanya kok belum ya, apalagi ketika Tasya Madina, penyiar terkenal dari kota saya (kalo nggak salah) berkata,

“SAHABAT SEJATI TAKKAN PERGI SAAT KAU BERKATA ,” PERGILAH!” UNTUK SESAAT MUNGKIN IA AKAN PERGI, TETAPI IA TETAP AKAN KEMBALI PADAMU DAN MENJADI SAHABATMU.”

Subhanallah, indahnya ya jika persahabatan sampai ke titik ini.

Untuk Bontot, maafin saya ya, Tot. You know I care about you. Hiks! Tetaplah jadi anak kecil yang lucu. Bergembiralah, semoga Allah selalu menyertaimu. Seperti gitar kesayanganmu, saya harap begitulah saya untukmu. Meski kesal kau dan aku saling membutuhkan. Hehehe, analogi yang nggak pas deh.

Oh ya, bentar lagi hari ibu, so selamat hari ibu juga untuk sahabatku, My Bunda, Emak saya tercinta. Kemana-kemana kita selalu bersama, kayak lem sama perangkonya, kayak duit sama ludah buat ngitungnya, kayak lalat sama makanannya. Eh nggak ding, kayak sahabat lama, Bu. You’re the best, Bunda! Untung yah, dulu saya lahir dari rahimmu, kalo nggak mana ada yang mau ngasih makan bocah endut nan bandel sepertiku? Hiks….

Eniwei, I LOVE YOU ALL! Nggak peduli dimana pun kamu berada kini. Untuk Tuteh, makasih ya udah ngingetin buat apdet, apdet, apdet! Nggak tau deh, saya suka sama Blogger satu ini. Baiiiik hati dan lucu (wooh…sok tahu!).

pic : taken from here



Thursday, December 11, 2008

DREAM

Photobucket

pengen banget punya rumah kayak gitu. Tahu kenapa, selain bahannya banyak terdapat di negeri kita, rumah bambu terbukti tahan gempa loh. Lantas gimana dengan Mas Ray(ap)? Dengan penanganan yang tepat bisa ditanggulangi. Hihihi..kayak yang ngerti aja ya?

garden

lihat nggak tuh halamannya? Wew...bakalan semangat nih lari-larian disana sama anak-anak saya kelak. Saya bayangkan selain bunga, bakalan ada banyak pohon buah disana. Biar saya dan anak-anak puas manjat pohonnya. Dengan catatan, keberanian masa kecil saya masih tersisa, maklum sudah lama nggak manjat...

Dan tentu saja di halaman belakang ada kebun sayur plus kandang ternak saya....

kbn sayur(http://jupiterimages.com/)

peternakan sapi (http://umassvegetabl.org/)

Lihat nggak tuh, betapa gendut si sapi. Wuh kalo dijual pas Idhul Adha mahal pastinya.

ayam

Melihat ayam-ayam itu, serasa saya di dapur tengah menyembelih ayam dan kemudian memasaknya menjadi soto ayam dengan resep rahasia keluarga. Haalaah nggaya!

Tapi tentu dengan rumah dari bambu, kebun sayur di belakang rumah beserta ternaknya, pria pendampingnya nggak boleh penakut. Bisa repot kalo tiba-tiba dia njingkat ketakutan melihat ulat hijau jalan-jalan dengan santainya diantara sayuran, atau mogok jalan karena lihat kotoran sapi..Kayak dia nih, Heru gundul, presenter terkenal yang membawakan acara Jejak si Gundul

Photobucket

Setuju? Yang nggak setuju nggak usah angkat tangan deh... Hehehehe....

Sunday, November 9, 2008

BENDERA





Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi s’lalu ku coba tuk’ menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi s’lalu ku coba tuk’ melindungimu

Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi s’lalu ku coba tuk mengharumkanmu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi s’lalu ku coba tuk mengindahkanmu

Ku pertahankan kau demi kehormatan bangsa
Ku pertahankan kau demi tumpah darah
semua pahlawan-pahlawanku
Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini

Merah putih teruslah kau berkibar
Ku kan selalu menjagamu
Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi s’lalu ku coba tuk mengharumkanmu

Merah putih teruslah kau bekibar
Di ujung tiang tertinggi
Di Indonesiaku ini
Merah Putih teruslah kau berkibar
Ku akan selalu menjagamu…


saya suka lagu itu, penuh semangat dan mengingatkan saya bahwa saya belum pernah berbuat apa-apa untuk bangsa saya. Selamat hari pahlawan!

picture taken from here


Wednesday, October 29, 2008

THE BRANDALS, SUDDENLY I LIKE YOU




Jatuh cinta? Ah mana mungkin, terlalu cepat untuk mengatakannya sementara saya tak terlalu dalam mengenalnya. Suka? Kurasa ya. Dan itu adalah kalimat yang pas untuk menggambarkan perasaan saya padanya. Ia mengajak saya menari lewat musiknya, satu hal yang tak saya prediksi karena ketika awal perkenalan ia bikin saya enggan. Glodag banget sih, pikir saya ketika ia membawakan Mobil Balapnya Naif dengan caranya sendiri. Entah kenapa saya bilang enggak asyik (mungkin karena saya terlanjur suka Mobil Balap versi asli kali ya?)

Tapi pada pertemuan kedua, ia menarik hati saya untuk melompat dan tersenyum padanya.
100% Kontrol mengalun dan merasuki gendang telinga untuk kemudian mengajak saya bergoyang mengikutinya. Sendirian saja dalam kamar bernuansa hijau yang dipenuhi buku dan kertas berserakan.
“ Lagu apa sih nih kok banyak kontrolnya? Blablabla… kontrol…kontrol blablabla..” batin saya dulu waktu pertama kali dengar tapi sekarang ternyata lagu yang kebanyakan kontrol itu kok terasa menyenangkan.

“Makanya Don’t Jugde the book by its cover!” hati mungil saya berteriak kecil, membuat saya tersipu lucu, agak malu.

Lalu secara musikalitas The Brandals itu bagaimana? Andai saja ada yang bertanya seperti itu pada saya terus terang saya hanya akan tersenyum lebar. Saya ini orang awam mana saya ngerti soal-soal begituan. Seperti kata orang musik itu kan universal setiap orang bisa menikmatinya meski tak paham bahasa atau kalimat yang terpaparkan( soundtrack-soundtrack lagu Manga Jepang yang suka saya dengar misalnya). Maka begitulah awal saya mendengarkan The Brandals. Tanpa mendengarkan liriknya saya pikir 100% Kontrol itu catchy (nonjok gitu istilahnya sekarang). Begitu juga dengan lagunya The Brandals lainnya- Lingkar Labirin, saya abaikan lirik lagunya dan enjoy dengan musiknya. Berlanjut dengan 24 Jam lewat (yang sialnya itu download kepotong..argggh!), Surat Seorang Proletar Buat Para Elit Borjuis, Is it You Girl dan Generator dari album Audio Imperialist (bener gak sih judulnya Generator?).

The Brandals, saya rasa saya menyukainya. Bersama-sama dengan Twelve Girls (itu lho dua belas cewek asal China yang jago memainkan musik-musik tradisonal china dengan konsep orkestra) serta Vanessa Mae mereka menemani saya duduk sekian lama di depan komputer, mengalirkan imajinasi lewat jemari lewat berbagai jalinan cerita yang entah kapan akan tamat.

Anyway, ada yang berniat menghadiahi saya CD-nya The Brandals dari awal?
Anu saya jujur kok jadi penasaran pengen dengar dia secara keseluruhan, hanya dari beberapa lagu yang-maaf-saya download secara gratisan. Yah nggak ngarep sih, tapi kalo The Brandals baca ini kali dia jatuh hati…eh berbaik hati gitu ding. Lha saya kan fans baru….

*pasang tampang kepengen mode on

I made this posting sambil nulis cerita (yang uasal saja) plus goyang-goyang pala dihantam The Brandals

Pic: taken from here

Monday, October 13, 2008

MENGENANG KEMBALI BOM BALI I



Saya memang bukan korbannya, bahkan sampai kehilangan sanak dan saudara disana tapi saya ada disana untuk melihat betapa dahsyatnya akibat bali blast12 Oktober 2002.

13 Oktober pagi, kami dengar semua orang berkata Kuta telah diluluhlantakkan. Dengan mata yang belum genap terbuka, kami nongkrong di depan teve dan berurai airmata begitu menyaksikan beritanya. Begitu banyak kepanikan yang terekam, asap dan puing-puing berserakan. Banyak darah dan tubuh berceceran seolah tak ada harganya. Kenapa? Kami tak berhenti menyusut airmata dan mengutuk setiap kali stasiun teve yang kami lihat menampilkan Bali yang terluka.

Lalu mendadak Bali mendadak jadi sorotan besar-besaran. Kepanikan besar terjadi. Tiap sore kami melihat anggota AFP dan Polisi-Polisi Polda Bali wara-wiri di Kuta square. Pemeriksaan KIPEM (kartu penduduk musiman? Lupa artinya saya) terjadi dimana-mana. Tiap hari berita tentang kehilangan dan kehilangan terus terjadi, menggiriskan hati.

“ Banyak mayat bergeluntungan di Sanglah, di sana-sini banyak plastic berisi potongan tubuh korban,” kata seorang teman yang nekat ke Sanglah. Maka pesannya kemudian hanya satu, jangan berani-berani kesana jika tak punya nyali, jika tak mau menanggung resiko kehilangan nafsu makan dan susah tidur nyenyak.

“ Ini lho mobil ice cream Haagendaaz yang kepalanya hilang itu,” kata teman saya ketika kami sempat lewat diseputar TKP.
Saya melongoknya. Kacanya mobil itu bolong, hilang entah kemana. Saya geleng-geleng kepala membayangkan bagaimana ngerinya menemukan sesosok tubuh tanpa kepala, andai kisah itu benar adanya.

“ Jadi beginikah kondisi Paddy’s café,” ucap saya dalam hati ketika saya melongoknya lewat gang kecil disebelahnya, setelah muter-muter cari jalan alternative untuk sampai ke TKP.
Botol-botol kratingdaeng masih berdiri, beberapa botol minuman keras entah dengan merk apa masih tegak, diantara perabotan seperti kursi dan sebagainya yang gosong-gosong dimakan api.

Di depan Sari Club, didepan police line yang terbentang saya berdiri. Saya lihat lubang besar menganga dijalanan tepat di depan Sari Club, sementara Sari Club sendiri sudah porak-poranda. Karangan bunga dan ucapan duka cita terhampar di depan Sari Club. Foto-foto kekasih, sahabat, anak atau siapapun yang hilang banyak tertempel disana termasuk boneka kesayangannya atau bahkan sandal jepit yang terakhir mereka gunakan. Lilin-lilin dinyalakan sebagai penanda duka cita, menggiringmu untuk ikut menangisinya. Beruntunglah saya karena saya hadir di TKP dalam kondisi sudah lebih baik, saat semua puing sudah dibersihkan.

Andai saja mereka dengar ketika seorang anak berkata ‘Kak, saya mungkin takkan les lagi, karena Bapak saya kena PHK’ seperti yang diceritakan teman saya.
Andai saja mereka mendengar banyak anak enggan sekolah karena trauma.
Andai saja mereka menyaksikan orang-orang yang tak bias nyenyak karena merasa mendengar tangis dan jerit tak berdaya di lokasi kejadian.
Andai saja mereka menyaksikan bagaimana banyak kehidupan yang tak ada kaitannya dengan perjuangan mereka terampas dan menimbulkan kedukaan.

Itukah harga yang pantas untuk sebuah perjuangan, sebuah jihad demi memerangi kebatilan (dalam hal ini Amerika)? Pertanyaan itu berurai dimana-mana, termasuk di otak saya.
Jika semua terjadi karena cinta, pada agama, pada keyakinan kita dibenarkankah kita menyakiti manusia karenanya?


pic : taken from http://upload.wikimedia.org/

Sunday, October 5, 2008

SERATUS EMPAT BELAS EMAIL DARI TUHAN


Seratus empat belas email Engkau kirimkan Tuhan, tapi selalu kulewatkan karena lebih asyik membaca milis-milis junk atau email dari gebetan

Seratus empat belas email Engkau kirimkan Tuhan, tapi jarang kuperhatikan karena aku sibuk dengan chatting dan blogging yang tak berkesudahan.

Seratus empat belas email kau kirimkan Tuhan, tapi selalu berakhir dengan pengingkaran seperti nasib janji kencan kita yang sebanyak lima tiap harinya.

Seratus empat belas email Engkau kirimkan tuhan tapi membacanya pun aku enggan, karena novel dan komik lebih mengasyikkan.

Tapi ketika sakit mendera, ketika lelah menyeruak jiwa aku datang padamu dengan tersedu. Mengadu penuh rasa haru berbareng dengan hujan rintik-rintik yang menjatuh dari pipi ke sela jari.

" Apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia ( kembali) melalui (jalannya yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya," peringatmu kala itu, menukil ayat 12 dari surat Yunus, email-Mu yang kesepuluh.

" Maka nikmat mana yang kamu dustakan?" tanyamu merujuk salah satu ayat yang tertera dalam Ar-Rahman, email-Mu yang ke-55 , mengingatkan aku atas kebahagian yang aku punya saat aku menggerutukan ketidakadilanmu atas harapan yang meleset dari jangkauan.

" Apa yang kau tunggu lagi gadis kecil? Jangan tunggu mengucap syukur atas nikmat yang kuberikan hingga matahari digulung dan gunung-gunung dihancurkan ," kembali kau ingatkan aku lewat At-Takwiir, email ke-81 yang baru kubuka sekarang.

Seratus empat belas email Engkau kirimkan Tuhan, mulai dari Al Fatihah hingga An Naas, dan aku begitu sombong hingga tak pernah menulis email balasan.


Banyuwangi, 31 Agustus 2008; 13;36

picture taken from www.e-picworld.com

Wednesday, September 10, 2008

CERITA FA DAN ESHA : SUAMIKU SAYANG SUAMIKU MENYEBALKAN

Fa
Akhir-akhir ini terpikir olehku untuk menjauh saja dari Mada, Ta. Bukan saja karena ia mulai semena-mena tapi juga aku juga capek menghadapi keegoisannya. Aku bukan robot yang tak kenal lelah melaksanakan seluruh tugas-tugas yang dibebankan padanya. Sebagai perempuan aku harus pintar-pintar membagi waktu antara kewajibanku sebagai istri, ibu dan karyawan sebuah perusahaan. Berat, Ta, karena itulah aku sakit hati bila Mada mengata-ngataiku tak becus gara-gara anak-anak menangis, masakan yang kurang sedap, baju dan dasinya belum disiapakan-lah, ini salah, itu nggak bener….Aduh, kenapa ia tak bisa melihat bagaimana aku berusaha mengerjakan semua? Sedihnya tiap kali aku mencoba membicarakan keberatanku padanya ia malah naik darah dan menganggapku berani menentang suami karena jabatan dan gajiku lebih tinggi.
Ya Tuhan, Ta…bukan itu maksudku. Aku hanya ingin suamiku mengerti dan mengatasi masalah kami bersama-sama, bukannya malah mengumpat dan menghardikku sedemikian rupa.

Esha
Nggak ngerti kenapa suamiku malas banget disuruh usaha! Lihat dong ini dunia nyata, butuh dana dan biaya untuk hidup. Bukan cuma melukis ini itu yang enggak laku. Bosan aku! Apa dia enggak mikir kalo apa-apa sekarang mahal? Apa dia nggak pernah khawatir gimana sekolah Frey nanti kalau terus menerus begini? Sekolah itu mahal, Ta…pake duit semua, nggak pake daun pisang. Eh lah kok malah dia berkata dengan seenaknya ,” Rejeki ada yang ngatur, ma.”
Ugh kesal aku! Harusnya dia bisa mikir kalau dia itu tulang punggung keluarga, bukannya aku. Harusnya dia yang menopang hidup kami, bukannya aku. Ah bosaaan……..

Pinta
Saya enggak tahu harus ngomong apa mbak, saya hanya ingin Mbak tahu kalau saya mengerti gimana rasanya hidup dalam keluarga dimana ibu menjadi tulang punggungnya. Dulu, saat usaha Ayah masih jaya, Ibu bukan siapa-siapa. Tetapi saat Ibu menjadi sesuatu, usaha Ayah mundur dan tak lagi menjanjikan seperti dulu. Sebagai anak saya tahu bagaimana usaha Ibu untuk terus menempatkan Ayah sebagai kepala rumah tangga tanpa mempersoalkan kalau ia adalah penopang keluarga. Sebaliknya, tak mudah bagi Ayah untuk langsung bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Untunglah ayah bukan pria superior itu, yang selalu meminta dilayani oleh istrinya setiap waktu. Ayah bahkan tak canggung untuk mengasuh kami atau turun ke dapur bila ibu disibukkan oleh pekerjaannya.
Jika mbak bertanya semudah itukah beliau saling menyesuaikan diri hingga terlihat klik, kompak dan klop? Maka saya jawab enggak mbak, ada kalanya riak-riak kecil mewarnai perjalanan Ayah dan Ibu dalam menyamakan visi.
Pernah suatu hari Ta bertanya pada Ibu bagaimana caranya, Ibu hanya tersenyum dan mengatakan hal-hal yang dalam bahasa kerennya kita kenali sebagai komunikasi. Andai saja Ta yang berasa dalam posisi seperti Mbak, Ta juga enggak tahu mesti gimana (jelas aja ). Rasanya ngomong itu lebih gampang ketimbangJTa kan belum nikah mengalaminya ya? Ah semoga kalian baik-baik saja Mbak, tidak sampai mengalami perpisahan yang menyakitkan, sesulit apapun itu.


Done, 14:39, 010307
PINTA’S DAILY STORY(THE SERIES)

Friday, August 15, 2008

I LOVE YOU JUST THE WAY YOU’RE


From : Abang@yahoo.co.uk

To : Neng@gmail.com

Subject : I LOVE YOU JUST THE WAY YOU’RE

Selamat hari Minggu, Neng. Aku yakin duniamu secerah langit siang yang berwarna putih keperakan. Maafkan, jika keterusteranganku akan menyakitimu, tapi sungguh, Abang menuliskan ini karena Abang mencintaimu.

“ Bang, lihat…perut Neng melar. Neng pengen kurusan dari sekarang,” katamu saat kau lihat bayangan dirimu di kaca etalase salah satu mall besar.

Ya, ampun, Neng…apalagi yang mesti dikuruskan. Kurasa dengan ukuran tubuhmu sekarang kau cukup ideal. Tak perlu lagi mengejar tubuh idaman 2008-yang ceking, garing-seolah tinggal kulit pembalut tulang.

“ Abang, bohong! Neng nggak percaya kalau badan Neng ideal! Neng pengen kaya Tamara Bleszynski, Bang, atau Luna Maya. Tubuh mereka benar-benar sempurna,” bantahmu sebal ketika kukatakan badan Neng sudah ideal.

Ya, ampun, Neng…Peduli amat pada tubuh sempurna Tamara dan Luna Maya, karena cuma Neng yang Abang suka. Apa Neng sadar, segala hal yang Neng bilang kurang itu yang bikin Abang sayang. Tubuh Neng yang agak berisi itu justru bikin Abang pikir Neng lucu dan menggemaskan.

“ Neng, benci sama Abang!” gerutumu, ketika Abang melarang engkau melakukan diet ketat.

Oalah, Neng….Apa gunanya diet ketat jika tubuh, Neng, sudah proporsional di mata Abang. Lihatlah di kaca besarmu bukankah tak ada gundukan lemak keterlaluan hingga membuat perutmu terlihat dilingkari ular besar? Oke, memang sedikit mengganjal tapi Abang rasa masih dalam taraf wajar.

“ Gombal! Tubuh Neng tidak proporsional! Neng pengen terlihat keren seperti Rachel Weisz bintang iklan sabun itu, Bang…” rajukmu dengan mulut manyun dua sentian.” Pake obat pelangsing aja ya, Bang. Biar berat Neng turun. Kan Abang juga yang senang.”

Neng, sebagai pria Abang tak keberatan jika kekasih tercinta sekeren Rachel…siapa tadi? Weisz ya? Tapi buat apa jadi langsing bin merit jika Neng ko’it? Apa Neng tidak sadar jika minum obat sembarangan diri sendirilah yang jadi korban. Apa bagusnya pil pelangsing jika akibatnya jantung gemetaran, darah naik tak karuan, atau gagal ginjal?

“ Ya ampuun, bagusnya hidung Giselle Bunchend, Bang. Coba ya hidung Neng kayak gitu,” katamu ketika kau lihat model terkenal peranakan Jerman itu nampang di majalah Elle.

Masya Allah, Neng. Abang justru suka hidung mungil lucumu yang kau bilang pesek itu. Abang justru melihat hidung itulah yang pas menghias wajah bulat Asia-mu dan bukannya hidung Giselle Bunchend yang bangir bukan kepalang.

“ Kulit Neng, gelap deh, Bang. Coba lebih terang seperti Mbak Sari,” katamu ketika Mbak Sari lewat di depan kita.

Iya, Neng…Tapi sudahkah Neng tahu berapa yang Mbak Sari habiskan untuk kulit putih tanpa nodanya? Muahualll! Nggak bakal cukup gaji Neng sebulan jika harus datang ke dokter kulit atau salon terkenal langganan Mbak Sari demi kulit putih mencorong bak pualam.

Ah, Neng Cantik, kesayangan Abang…Setelah semua goresan hati Abang kau baca tandas, Abang hanya ingin katakan,
“ I LOVE YOU JUST THE WAY YOU ARE!”

pic : taken from photobucket

Sunday, July 27, 2008

TIPS MENGHADAPI EKSIBISIONIS (YANG SUKA NUNJUKIN ANU-NYA)



Menurut pengertiannya Ekshibisionis adalah penyimpangan seks yang menyebabkan seseorang senang memperlihatkan alat vital / alat kelamin kepada orang lain. Penderita penyimpangan seksual ini akan suka dan terangsang jika orang lain takjub, terkejut, takut, jijik, dan lain sebagainya.

Berikut ini tips-tips untuk menghadapi mereka

  1. Selalu berhati-hati dimanapun berada

Tak jarang kaum ekshibisionis beraksi ditempat sepi. Jika terpaksa melewatinya (terutama jika sampeyan mendengar disana mereka beraksi) usahakanlah ada teman disebelah sampeyan supayan sampeyan nggak blank bin semlengeren jika tiba-tiba melihat ‘bazoka’nya yang teracung ke udara.

Meski tempat sepi adalah favorit mereka, bukan berarti mereka takkan beraksi di keramaian. Jaga jarak dan selalu waspada dimanapun berada, mereka bisa beraksi dimana saja termasuk di depan sekolah anak-anak sampeyan (jika sampeyan sudah punya anak). Sepengalaman saya, waktu kelas lima SD, saya dan teman-teman sekelas saya sering melihat ada seorang Bapak yang nekat ngeluarin senjatanya sambil dielus-elusnya di depan pagar sekolah.

2. Kenali situasi

Bagi yang belum pernah ketemu sama kaum penganut aliran Ekshibisionis ini (bukan ekspresionis lho!) mungkin agak susah, tapi setahu saya (karena beberapa kali mengalami) semua diawali dari muka ingah-ingih waktu sampeyan lewat di dekat mereka sambil nggosok-nggosok anu-nya.

Mungkin sampeyan akan dipanggil atau apalah kelakuannya agar sampeyan terprovokasi untuk melihat kearahnya, tapi biarkan saja. Berlalulah dengan indah. Jangan pedulikan jika ia mengeluarkan mantra sakit semacam ‘diamput, matamu, asem, semprul’ dan teman-temannya. Percayalah jika sampeyan sampai menoleh, sampeyan hanya akan disuguhi pemandangan bagaimana seekor burung pipit menjadi garuda.

Bisa jadi juga si ekshibisionis menguntit sampeyan lalu beraksi disaat yang tak terduga, maka selalu berhati-hatilah dengan orang dibelakang sampeyan. Meski begitu ya jangan digebyah uyah (alias disamaratakan), nggak lucu aja kalau sampeyan kehilangan kecengan karena terlalu parno..

3. Tetep biasa aja

Kemungkinan akan susah bagi sampeyan melakukannya jika belum pernah mengalami sendiri, tapi jika pun sampeyan melongo kaget usahakan liur jangan sampai netes ke tanah karena justru inilah yang bikin mereka merasa menang luar biasa. Berlalulah seolah sampeyan ndak melihat apa-apa. Pura-pura buta saja, meski sampeyan sudah pengen muntah. Karena setahu saya, keterkejutan sampeyanlah yang menghadirkan kepuasan.

4.JANGAN LARI DAN LAWAN KALAU BERANI!

“ Kata-katai saja! Bilang kalau anu-nya jelek! Pasti dia langsung nglimpruk kecewa! “ begitu kata teman saya yang telah mempraktekkannya.

Atau mau tips lainnya juga? Timpuk saja, itu pun dengan catatan anda berani dan punya kemampuan jadi sprinter handal. Buat jaga-jaga jika timpukan sampeyan bikin dia naik pitam hingga nggak segan membalas dengan kejam. Jika tidak, maaf saran buat nimpuk dia sebaiknya jangan dilakukan.

  1. DOA

Embuh apa tips yang sudah saya tuliskan tapi diatas semuanya, jangan lupa berdoa sebelum kemana-mana. Biar sampeyan tidak ketemu manusia demikian.

Oh ya jika setelah membaca ini sampeyan masih juga lari, saya bisa mengerti. Bagaimanapun juga tips yang nampaknya mudah untuk dilakukan seringkali susah jika sudah dipraktekkan. Saya ingat bagaimana teman-teman saya lari berhamburan ketika berhadapan dengan seekor ekshibisionis meski sudah mendengar wejangan di atas.

“ Enggak sih, gimana ya bentuknya?” tanya Mbak Fir yang nggak kebagian melihat aksi si ekshibisionis ketika teman-teman heboh membahasnya.

“ Waduuh! Kok kepikiran melihat bentuknya gimana[K1] , wong kita ini sudah bingung mau lari kemana kok?”

Geer, tawa pun melejit dari mana-mana.

pic : taken from photobucket

Sunday, July 13, 2008

JULY, 19TH


Nggak pake tiup lilin atau kue tart besar. Yang ada cuma pelukan, cipika-cipiki kecil dan ucapan selamat dari anggota keluarga rumah hijau nomer 93.Nggak ada yang terlalu istimewa jika hari itu tiba, semua hanya akan berlalu seperti hari-hari biasa lainnya.“Kamu lahir Selasa Kliwon, sekian (juta) tahun lalu subuh hari. Anggara kasih, begitu orang menyebut hari lahirmu, konon katanya orang yang lahir hari itu akan dikasihi banyak orang,” cerita emaknya, yang seringkali dikira kakaknya karena masih kelihatan muda di usia tuanya.

Si empunya 19 Juli melongo ,” Holoooh masa to? Kalo iya kenapa nggak ada yang pada terpesona waktu aku lewat di depan mereka. Buktinya kita masih jomblo ajah!”

Pek buk glodak!

Langsung saja bidadari mungil jelmaan hati kecil, yang ia dipanggilnya “ Ngel’ berujar gemas ,” Dodol kok dipiara! Dikasihi maksudnya bukan gitu kali, secara universal bukan melulu soal asmara. Piye to kamu ini?”
“Oooh…” Si Empunya 19 Juli manggut-manggut nggak ngerti.
“ Sudah nyangkut?” Ngel mengetuk-ngetuk kepala Si 19 Juli.” Jangan tulalit napa. Kamu pake kartu apa to nggak susah nyantolnya…”
“Mentari, 081 5594 18….”
“ Weis! Dasar tulalit! Maksudku bukan ituh! Itu sindiran buatmu yang mikirnya kependekan, tahu?! By the way, apa yang kamu pelajari dari hidupmu akhir-akhir ini?” suasana mendadak serius, Ngel menatapnya tajam (setajam silet…)
“ C-I-N-T-A.”
Bidadari jelmaan hati celangap. Ampuuun neek, kutu satu ini bicara cinta. Coba, apa sih yang mau dibicarakannya?

“Berdasarkan kisah nyata, Cinta itu laksana JELANGKUNG! Datang tak diundang, pergi tak diantar, diusir malah bersemayam. Dan yang lebih penting dia itu butuh tumbal, gimana enggak kalau karena cinta manusia jadi lebih edan? Itulah yang kusaksikan dari Kridut (Kriwil Dangdut), ketika ia berkata’

“ Jika saya tak bahagia (means memilikinya), gimana bisa aku membahagiakan ortu saya?”

“ Egois! Sedangkal inikah arti bahagia bagi para pecinta? Hanya akan bahagia jika memiliki kekasihnya tak peduli bagaimana perasaan orang-orang terdekatnya? Yang mencintai dia lebih dari 20 tahunan hidupnya di dunia!” gerutuku waktu itu sambil berharap bias nyiram air sekolam dikepalanya yang ngepul kepanasan.Tapi untunglah Ngel, aku masih sadar aku belum tentu bersikap bijak saat ketiban cinta sendiri.”
“ Cuma itu?”
“ Ya ndak to, above all aku bahagia.dengan apa yang kumiliki sekarang. Sehat, ndak punya utang, dicintai keluarga, punya teman-teman luar biasa yang sering tiba-tiba muncul dengan cerita-cerita uniknya tentang cinta mpe nangis segala, gaji naik biar sedikit, dan segudang mimpi yang bikin dunia ini lebih penuh warna. Tuhan begitu baik meski kadang aku menggerutu karena ia memberi hal yang kuminta pada lainnya. Hiks kurang ajar ya?”
“ Soulmate?”
“ Oh pacar dunia akhirat gituh? Yaeelaah, masih juga Inuyasha yang tercinta…meski dia tetap sibuk ngejar ngejar Kikyo nun jauh di dunia arwahnya. Capek memang mengikutinya, tapi seyakin Arai-nya Andrea Hirata aku berkata – Ibarat melempat Lumpur ke tembok itu….Lumpur itu akan membekas disana, apa pun yang kulakukan, walaupun ditolaknya mentah-mentah, akan membekas di hatinya. Hebat kan aku?

Ngel garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Beuuuuh! Si Kutu nggaya, sok berfilosofi segala.

“ Iya siiih, aku tahu aku nggak punya bola empat arwah yang bisa bikin itu siluman bertekuk lutut, tapi kan aku punya senjata andalan. Tuhan, Ngel, Tuhan. Aku minta saja langsung pada-Nya agar Inuyasha jadi milikku. Tapi kalau Inuyasha masih angot juga, aku punya cadangan Kenshin Himura kok. Meski kayaknya susah juga kalo harus bersaing dengan Kaori….”

“ 19 Juliiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!! Kamu ini manusia apa sejenis tokoh manga?! Anjriitt, naksir kok tokoh-tokoh anime yang gak nyata! RSJ Lawang pliiiss, ini ada pasien gila number one yang perlu ditangani!!” Ngel melotot kesal dengan ubun-ubun mengepul penuh asap.
Hihihihihi…19 Juli terkikik geli.

“ Oh ya yang terakhir, Ngel. Aku Cuma mau bilang kalau Hidup Itu Laksana Merajut, butuh kesabaran jika ingin mewujudkan sebuah harapan. Ada kalanya rajutan harus dibongkar, mulai lagi dari awal, merangkainya pelan hingga terjalin seperti yang diinginkan.”

“KUTUUUU! OMONGMU TU, MELEBIHI GUNUNG SEMERU!”
“ Last time, Ngel. Aku punya lagu untukmu, sebagai hadiah karena mau menemaniku si 19 Juli selama ini. Btw kalo ogah denger syairnya yang menye-menye dengerin aja suara denting gitarnya. Dijamin oke punya!” 19 Juli meraih gitar akustik disebelahnya, gitar yang dibeli seharga 200 rebu oleh bapaknya bertahun-tahun lalu.

CEMBURU (by SANDY)
[intro] Bm F#/A# A G F#

Bm F#/A# A G F#

Bm

Ku lelah

F#/A# A

terus menjadi

G

seseorang yang selalu

E/G# F#

ada untukmu

Bm

Ku ingin

F#/A# A

hubungan lebih

G

yang kau rasakan padanya

E/G# F#

kuinginkan juga

Cm G# A#/B A#

Ku cemburu

G# F/A G

bila kau dengannya

Cm G# A#/B A#

Ku cemburu

G#

karena kau adalah sebagian

F/A G

dari hatiku

Bm F#/A# A G F#

Bm

Lamanya

F#/A# A

kesetiaanku

G

menjadi pendengarmu dan

E/G# F#

penjaga hatimu

Bm

Ku inginkan

F#/A# A

hubungan yang lebih dari dia

G E/G# F#

Tahukah kau aku menderita demi cinta

Cm G# A#/B A#

Ku cemburu

G# F/A G

bila kau dengannya

Cm G# A#

Ku cemburu

G#

bila kau dengannya dan aku

F/A G

harus melihatnya

Cm G# A#

Ku cemburu

G# F/A G

karena kau adalah sebagian dari hatiku

Dm A# C/C# C A# A# A

Cm G# A#/B A#

Ku cemburu

G# F/A G

karena kau adalah sebagian dari hatiku

[coda] Bm F#/A# A G F#

“KUTU KUPRET! PERMAINAN GITARMU BELEPOTAN NGGAK JELAS MAIN APAAN! MINGGAT SANA SEBELUM AKU GETHOK PAKE GITAR! ARRGGGH!”
19 Juli terkikik geli, menyadari kalau permainan gitarnya takkan membuat telinga manapun ikhlas mendengarkan, karena ia baru belajar main gitar dua hari sebelum lagu cemburu diperdengarkan.

Sunday, June 29, 2008

RINDU


Apa kamu tahu, rindu kepadamu telah membuatku jadi pelukis amatiran, menyatukan seribu warna demi menggambarkan detil wajah manusia yang namanya enggan kusebutkan. Edan!

Apa kamu tahu, rindu padamu telah membuatku jadi pujangga kelas teri, mendadak cerdas menorehkan sederet kalimat sakti dalam bentuk puisi.Uff, if only you can see!

Apa kamu tahu, rindu padamu telah membuatku jadi penyanyi kamar mandi yang handal, bernyanyi-nyanyi sepanjang hari tanpa peduli orang-orang menutup telinga keberatan. Wew, nggak beres bukan?

Apa kamu tahu, rindu padamulah yang membuat potensi kebutaan jadi besar. Apa pasal? Karena aku tak pernah berhenti berusaha meski tahu ada halangan di depan sana. Gila ya?

Apa kamu tahu rindu padamu telah membuat rinai airmata bergulir setiap kali kulantunkan doa-doa kebaikan padamu yang belum tentu memikirkan aku. Huu, Im insane because of you!

“Kenapa tak kau kejar?” sosok kelam hatiku berkomentar.

“ Karena dia bukan kuda binal yang harus ditaklukkan dengan cencangan laso panjang lantas dikandangkan.”

“ Ah sok baik kamu! Terjang saja, katakan I love you!”

“ Mauku juga begitu tapi tak semudah itu.”

“ Kenapa?”

“ Karena aku menginginkannya dengan segenap ijabah dan ridho Allah. Aku takkan memaksa dengan segenap cara demi memilikinya. Meski orang bilang semua halal dalam cinta dan perang…Tidak, tidak. Aku enggan. Karena aku tahu yang kudapat hanya lingkaran kesusahan dengan melakukan acara kejar mengejar dan pemaksaan.”

“Lha iya…” hati putihku tergelak.” Jika rindu pada manusia saja sampai segitunya, apa pernah kamu merasakan hal yang sama pada Tuhanmu? Apa kamu pernah mengatakan cinta pada-Nya sedemikian rupa seperti yang kau lakukan untuknya? Apa kamu pernah merasa pusing tujuh keliling dan bersalah saat kamu lupa janji waktu ketemu yang lima waktu dengan-Nya? Rasanya kok belum pernah ya? Bukankah Ia lebih mencintaimu dibanding dengannya yang namanya ogah kau sebutkan itu? Hei, what the hell are you thinking, pathetic?

Hiuuh…Kata-kata itu menohokku, membuatku tersipu sangat malu.

Done, June 29th, 2008

Inspired by Arai (Sang Pemimpi) and my daily funny story

Monday, June 9, 2008

CINTA ITU IKHLAS


Sendirian, ia membelah jalanan yang mulai dihujani lampu-lampu gemerlapan. Berpikir dalam diam pada setiap tatapan lurus ke depan.

Kota ini telah berubah, jauh lebih bersolek dibanding yang ku ingat,” batinnya sembari menyapu pandang ke arah jajaran pertokoan.

Bensin, Pak, sepuluh,” katanya pada petugas pom bensin di depannya.

Sepuluh liter?”

Ah Si Bapak, glodaag…”

Ya, sepuluh liter ya?” goda si petugas pom.

Ia tertawa campur pahit. Lalu bergegas terbang keluar dari pom bensin begitu uang sepuluh ribuan sudah berpindah tangan pada kasir berumur lima puluhan.

Pecek lele, Mbak. Satu, dibungkus,” katanya lirih, setengah malas ketika ia sampai di warung Bu Ndiyah

Dibungkus?”

Ia mengangguk pelan pada perempuan yang kemudian segera memenuhi pesanannya dengan cekatan. Buru-buru ia melesat setelah uang enam ribuan ia angsurkan pada perempuan manis penjaga warung itu.

Mencintai itu tidak egois, Kak. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat meski kebenaran-lah yang kau ungkap,” teringat kembali di kepalanya ucapan Sang Ibu ketika ia tengah diamuk badai kemarahan beberapa hari lalu.

Mencintai itu ikhlas, Kak. Ikhlas membiarkan orang yang kita sayangi menentukan jalan hidupnya sendiri, mengarungi lautan luas kehidupannya tanpa kita mencampurinya.”

Ia diam saja dalam kemarahan.

Kita memang tak bisa menduga apa yang terjadi ketika cinta itu tiba, Kak. Cinta yang indah itu seringkali membuat manusia lupa pada segala-galanya bahkan pada sesuatu yang sebelumnya sangat penting dalam hidupnya. Ikhlaskan saja, Kak, karena kita belum tentu lurus bertindak saat kita sendiri yang mengalaminya,” kata Sang Ibu sembari memeluknya kuat-kuat. Seolah ingin memindahkan kesedihan yang terbuka dimata bulat putrinya.

Apakah begini keadaanku ketika aku jatuh cinta, Bu? Gila segila-gilanya meski menyadari kesulitan di depan kita?” tanya hatinya sembari menenangkan hati.

Cinta memang fitrah manusia, kata hati putihnya. Allah bahkan telah berfirman dalam QS. Ali Imran : 14 ;

Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik.”

Tapi begitupun cinta, ia bisa membawa petaka ketika salah menempatkannya, sambung hati putihnya kembali. Maka benarlah ketika Jalal Al-Din Rumi, sufi agung itu berkata lewat syairnya bahwa cinta bisa mengubah segala sesuatu secara radikal.

Karena cinta, yang pahit menjadi manis; karena cinta, biji tembaga menjadi emas

Karena cinta, noda menghilang; karena cinta, rasa pahit menjadi manis,

Karena cinta yang mati dibuat hidup; karena cinta, sang raja menjadi hamba.”

Sunyi meliputi, kejengkelan membludag dan membuat hujan kecil mendadak membadai di kamarnya yang berwarna hijau pucat.

Ikhlaslah, Kak. Doakan saja ia, karena cinta juga berarti doa, Kak. Doa yang kau kirimkan ketika kau mengawasinya dari kejauhan sembari berjaga-jaga jika ia membutuhkan bantuan,” ucap ibunya bijak.

Udara malam kian dingin membelai dirinya, meniup jilbabnya hingga berkibar-kibar, merasuki dirinya yang gulana. Jauh dalam hatinya ia berdoa semoga saudara dan sahabat tercintanya bahagia…

Done, June 8th, 2008

picture taken from http://www.firstloveky.us/

Thanks to Jhon Grisham, Suzanne Brockmann, Donna William and another books for accompany me along those blue days.

Thanks to Ibu, for mother and daughter’s conversation a few days ago. Thanks for hugging me, hearing me eventhought I did something terrible…

Tuesday, June 3, 2008

UNTUK SUKRI GITARIS AMATIR : KETIKA CINTAMU MENYUSAHKAN


taken from : http://mihasa.punt.nl/

Cinta itu memang buta, Kri. Membutakan mata dan hati yang kau punya ( dan aku menangisinya)

Apa itu cinta, Kri? Apakah hanya sekedar kecupan dan belaian yang terangkum lewat kehangatan jemari lentik, bibir ranum, suara lembut memanja (yang sesungguhnya mengintimidasi jiwa) ditengah harum wangi tubuhnya yang menguar? Itukah cinta? (dan aku menangisinya)

Apa itu cinta, Kri? Jika benar cinta itu pengorbanan, hati siapa sesungguhnya yang kau korbankan? Rasa cinta mana yang tega kau siakan demi sepotong cinta yang datang belakangan? Hitunglah, berapa puluh tahun dalam usiamu itu engkau mendapatkan cinta ayah bunda! Hitunglah berapa banyak yang ia berikan dibanding apa yang mereka berikan?! (dan aku menangisinya)

Apa itu cinta, Kri? Jika benar cinta itu seolah lilin yang rela terbakar demi memberi terang, maka kesia-siaan mana yang mau kau ajukan jika kau abaikan cinta orang-orang tersayang?! Orang-orang yang menangisimu kala kamu sakit, berdiri dibelakangmu kala kamu membutuhkan back up, menyodorkan bahu saat kamu butuh bersandar, yang berkata padamu ‘apa kamu baik-baik saja? Sudah makan? Sholat yang rajin ya…’ (dan aku menangisinya)

Apa itu cinta, Kri? Jika benar cinta itu menghangatkan, maka kali ini kau telah menebarkan badai salju sebelum musim semi berakhir. Kau tusukkan dingin itu tanpa perasaan pada orang-orang yang menyayangimu sepanjang hidupmu. (Dan aku menangisinya)

Katakan padaku, Kri, apa itu cinta? Jika benar cinta itu harusnya menyembuhkan, maka apa yang kau lakukan sekarang justru sebaliknya. Kau buat semua orang kesakitan, terganggu perasaannya, demi kebahagiaan yang kau inginkan dari sepotong cintanya. (dan aku tak rela karenanya)

Katakan padaku, Kri, apa itu cinta? Jika benar cinta itu seharusnya memberi jembatan, kau justru telah menggali jurang yang dalam.(Dan aku tak mengerti mengapa kau melakukannya)

Mana, mana itu gitar kesayanganmu? Ingin saja kupukul pantatmu dengan gitar itu.

Sungguh cinta telah membuatmu lemah, kehilangan jati diri dan menye-menye karena sebuah kerinduan.

Sebagai sahabat dan saudara aku telah kehilanganmu, bukan saja perlahan tapi secara keseluruhan (dan aku menangisinya semalaman).

Jika kau percaya ia adalah teman terbaikmu, harusnya ia bisa mengobati jiwamu yang sakit itu, bukan malah menyiramnya dengan minyak hingga kamu kebakaran. Lihatlah semua dari sudut pandang yang berbeda, Kri, dan kamu akan temukan satu sisi yang menenangkan.

Cobalah renungkan ini, Kri, renungan tanggal 15 November dari bukunya Anand Krishna ini ;

15 November

Kacamatamu menggunakan lensa berwarna dan lewat lensa itu kamu melihat dunia. Perbaikilah penglihatanmu dan semuanya akan menjadi baik. Ubahlah dirimu dan dunia akan berubah

(Sri Sathya Sai Baba)

taken from Renungan Harian " Penunjang Meditasi" (Anand Krishna hal 372)

Entahlah Kri, entahlah. Mungkin inilah cara Allah menunjukkan padaku agar aku belajar ikhlas sebagai saudara dan sahabat …belajar ikhlas dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang kejernihan. Ikhlas jika perkataan yang kudengungkan hanya kau dengar tak kau jadikan pertimbangan.

Ikhlas bahwa ada kalanya aka harus diam dan mendoakanmu dari kejauhan untuk meniti jembatan rapuh yang acap kali goyang-goyang ketika kau melintas.

Jangan pikir aku membencimu dalam kata-kataku yang sekeras itu. Aku menyayangimu, sangat…sangat menyayangimu. Tapi maafkan aku jika aku tak memberi dukungan padamu kali ini. Maafkan aku karena berseberangan denganmu inginmu kali.

Betapa kejadian kali ini mengajarkanku akan sesuatu, Kri, menyayangi itu jangan mengharapkan sesuatu. Sekaligus belajar menyadari dalam situasi begini kemarahan yang meluap hanya akan mendatangkan kedengkian. " Sungguh hebat Allah menempatkan kedengkian itu, Ia sungguh adil, berawal dari pertemanan (in case persaudaraan) lalu membunuhmu," itulah yang kubaca dalam La Tahzan. Entahlah, Kri...entahlah. Tiba-tiba saja sesuatu seolah mengingatkan padaku, jika ini terjadi padaku mampukah aku berpikir dengan seluruh kejernihan hati dan pikiran? Tiba-tiba saja aku seolah diingatkan, betapa beratnya mencintai manusia itu.

Dalam tangis, susah dan sedihku untuk saudara dan sahabat tercintaku (semoga saja kita bisa sekuat Ikal dan Arai-nya Andrea Hirata)

Thanks to Renungan Harian (Anand Krishna), Ipang BIP’s Songs, Ketika Cinta Bertasbih, La Tahzan,Andrea Hirata

Friday, May 30, 2008

JOGJA DAN KENANGAN TENTANGNYA


Ketemuan sama aku di Jogja yuk. Aku memang punya planning kesana akhir pekan nanti, sekadar memenuhi kerinduan pada kotanya yang mempesona sembari bertemu sahabat lama.

Ah ngomongin Jogja kok jadi ingat dia ya? Dia yang memaksaku bermain peran sebagai si tegar dalam drama satu babak yang berjudul “ Mengejar Cinta Sampai Ke Jogja”. Dia yang membuatku meninggalkan Jogja dengan hati yang luka ( it sounds like a betharia sonata’s song ya?) karena dia sibuk dengan kegundahan hatinya. Sebuah kegundahan berjudul diantara dua pilihan seperti judul sinetron jadul yang entah siapa pemainnya.

Hmffhf! Kalo ingat pengen deh nendang itu orang sampai ke korea. Kok bisa? Kok tega-teganya dia memperlakukanku sedemikian rupa? Siapa sih dia? Kalo tahu gitu kenapa dulu kasih lampu ijo sekalian tanda-tanda belok kiri jalan terus ke hatinya jika akhirnya dengan enteng dia meneriakkan kalimat “ aku tengah dekat dengannya sekarang..naga-naganya aku milih dia “ lewat matanya yang tak bisa lurus menatapku.

Well ya, aku telah melihatnya, perempuan yang mengambil hatinya. Dan itu pertanda keras agar kutinggalkan saja Jogja, yang setelahnya sempat bikin aku eneg jika mendengar nama kota itu disebut siapa saja. Bukan itu saja tiap kali warna ijo warna bendera kebesaran pertanian berkibar, mendadak saja aku jadi sebal. Apa pasal? Karena warna itu mengingatkanku pada warna ijo lampu lalin pertanda siap jalan, yang sempat ia suarkan untukku ,yang bikin aku berpikir he is the one dan ternyata menyesatkan. Sialan!

Ah, itu dulu. Apa kabarnya kini ya? Dan gubraakz…baru mikirin lah kok ketemu dia di halte bis kota pas mau berangkat kerja. Sumpe lo, aku tercengang melihatnya. Dia nggak sehebat yang tersimpan di otak.

Tahun berapa sih ini ya? Kok penampilannya malah selusuh pria-pria jaman perang?

“ Kamu tinggal dimana?” pertanyaan super basi setelah basa-basi

“ Disini aja,” balasnya penuh misteri. “ Kamu kerja apa sekarang?”

Apa ya nama bidang yang kugeluti sekarang? Susah ngejelasinnya

“ Biotek,” jawabku singkat.

“ Apa sih biotek?”

Bujubunneeeeng…biotek enggak ngerti? Subhanallah, mati aku! Hari gini gak ngerti biotek, surat kabar banyak, televisi terbuka lebar, internet tinggal klik kok ya masih ada aja yang ketinggalan informasi.

“ Lah kamu sendiri kerja dimana?”

“ Disini aja,” jawabnya.

Sialan! Sok penuh misteri amat nih orang. Takut aku nyamperin rumahmu ya? Enggak lah yawww!

“ Oh disini? Di halte ini?” kataku asal.

Dia cengengesan. Dan iih…kok sambil liuran. Hooh! Liur! Itu lho cairan agak kental yang nongol dari sudut bibir manusia kalo lagi mupeng atau tidur nyenyak. Idiiih! Ku ucek-ucek lagi mata, tetep aja si liur ada. Dan ia malah mengusapnya pake tangannnya

Ampuun deh…masa sih dulu aku pernah termehe-mehe padanya? Gak percaya..gak percaya! Uh, andai saja aku jadi tangannya atau bagian tubuhnya yang mana aja aku pasti tengsin. Gimana enggak, kalo liur netes pas lagi di depan perempuan, bekas pacar pula. Yaa salam…Duh kenapa tadi enggak dandan habis-habisan ya? Coba aja ketemu dia pas aku lagi dandan ruaarrr biasa, nggak tahu deh bakalan lewat mana lagi itu liur netes meruah hingga jadi kolam.

“ Hah, dia suka kamu kali. Terpesona,” teman sekantorku ngakak dengar aku bercerita.

“ Iya kali ya.”

“ Dia pasti nyesel waktu itu nggak milih kamu aja.”

Bwahahahahahaha! Iya kali ya…apalagi kalo melihat bagaimana diriku sekarang. Well thanks Allah kok dulu Engkau membuatku berpisah dengannnya, pria yang tak punya ketetapan hati dan seringkali membuatku merana karena keberadaannya yang sulit terlacak, timbul tenggelam sulit dipegang.

Maafkan aku, Ya Allah, dulu sempat aku menyesal dan mengeluh padamu karena rasa sakit yang ditinggalkannya. Tahun berlalu dan hari berganti baru kini aku tahu jawaban pertanyaan mengapa Engkau tak mengijinkanku dekat dengannya…

Done, 290508, 15:35

Based on my daily funny story

Thanks to Anesa, Si Cirebon tea, thanks yah, Bu…