Friday, February 29, 2008

SURAT UNTUK SUKRI, TUKANG GITAR AMATIR

Hwahahaha, apa kabar, Kri?

Lama ya, kita nggak bicara panjang lebar, sejak kamu punya pacar. Jujur aku merasa kehilanganmu akhir-akhir ini, ya seeh…lha wong waktumu lebih banyak untuknya bukan untukku yang lutu ini.

Hello, Kri? Kenapa mukamu manyun beraatzz kayak orang gagal buang hajat? Walaah, ada masalah dengan cintamu yah.

Memang Kri, hubungan dari temen jadi demen itu kalo gagal bisa runyam. Ketika sebagai teman kita bisa sepaham seringkali kita gagal menyatukan visi saat jadi pacar.

Pertengkaran demi pertengkaran karena perbedaan pola pikir dan cara pandang sampai kecemburuannya yang datang dari sepotong sms bernada biasa telah membuat mukamu jadi rusuh tak menyenangkan.

Aku yakin kalau sms yang membuatnya cemburu itu bukan dari aku (hehehe), kurasa sih itu dari cewek lain yang pernah naksir kamu. Kalau sampai aku yang bikin dia cemburu, wooo bakal sial tujuh turunan tuh cewek gara-gara kutukanku (nenek sihir kalee ya?). Bercanda ding…

Jika aku menempatkan diri sebagai pacarmu, Kri, aku tahu betul kalau dia tak ingin ada saingan dihatimu. Meski dia sadar perempuan itu masa lalu, nggak lagi berarti bagimu, tapi tetap saja cemburu itu mengharu biru.

Pernah, Kri, suatu hari aku membaca blog seorang perempuan, postingan-nya yang bernada keras pada perempuan lain yang entah siapa dia, membuatku berpikir kalau aku jadi dia pasti aku juga akan melakukan hal yang sama. Kalau perlu aku jaga pasanganku pake meriam biar yang perempuan yang ngelirik pada ketakuan. Hehehehehe…..

Tapi kalau aku jadi kamu, Kri, aku juga tahu kalau kamu nggak bermaksud apa-apa hari itu. Lah, apa sih susahnya balas sms seorang teman lama. Wong ya sms itu sms biasa, nggak ada apa-apanya, apalagi pake kalimat romantis segala. Tapi masalahnya jaman dulu dia pernah suka kamu, makanya kekasihnya sampai perlu nyanyi , " aku jadi cemburu melihatmu terhanyut larut dalam duniamuuuu..."

Ngomong-ngomong itu mengingatkanku saat seorang teman lama harus ganti nomer gara-gara sms seorang perempuan membuat istrinya marah besar dan bertanya-tanya ,” Bang sms siapa ini Bang, Bang pesannya pake sayang-sayang…”

Selanjutnya? Ya jelas perang tak terelakkan. Hiks, bisa dibayangkan betapa apesnya dia kan kalau piring terbang ikut melayang to?

Tapi yang lebih apes lagi ya Cece, gara-gara salah kirim sms dia kena damprat istri kawannya. Memang isi sms itu hanya sekedar tanya kabar, tapi dasar hati lagi cemburu mana bisa dilawan. Akhirnya ketika kebenaran terbuka, terpaksa dengan kelicutan istri yang cemburu tadi minta maaf. Walah!

Yang lain, Kri, malah lebih parah. Demi menjaga hati istri yang rasa cemburunya luar biasa ia harus bersiasat dengan menyembunyikan setiap nama kolega perempuan jadi nama laki-laki. Habis gimana lagi, ketimbang disewoti setiap hari? Hm, white lies tuh , Kri…

Hmh, Kri…Kri…Semangat, Kri! Terus terang kejadian yang menimpamu membuatku belajar bahwa berteman dengan pria dengan aman itu tidak gampang. Tanpa sadar sms biasa yang kita kirimkan untuk seorang kawan malah bisa menjadi awal sebuah bencana. Lalu aku? Pernahkah tanpa sadar aku melakukan kesalahan yang sama? Entahlah. Jika pernah maka kurasa aku harus meminta maaf secara terbuka pada mereka, kawan-kawanku sayang.

Oya, Kri. Jika kamu mau berbincang kamu tahu kemana harus datang (tentu saja dengan muka yang adem dan nafas naga api yang sudah hilang).

Terakhir aku juga mau protes padamu, Kri. Apa sih yang kamu makan akhir-akhir ini hingga kamu jadi kasar sekali? Jamu galian kabel kali ya? Sadar nggak sih kalau kamu jadi segitu menyebalkannya? Sibuk ya sibuk, stress ya stress tapi jangan gitu dong, Kri! Plis deh…

Salam

Monday, February 25, 2008

GUBRAK!!! MUSIUM EH MESUM DI WARNET?

Photobucket

“ Pertama kali nemuin aku yang gemeter ndak karuan? Waduuh…tadinya tak pikir cuma kissing, lah kok belakangan malah sempet uwel-uwelan,” begitu cerita Ka adikku, pada Iu pacarnya, setelah beberapa lama nyambi kerja di warnet sambil kuliah.

Iu celangap. “ Wah mosok sih? Anak-anak SMP yang masih imut-imut itu?” Iu terbelalak tak percaya. Nggak nyangka, wajah imut-imut itu ternyata punya kelakukan amit-amit.

Aku sendiri yang diceritain cuma melongo. Kok bisa sih? Oh ya cerita-punya cerita ternyata bocah cilik-bocah cilik itu memanfaatkan sekat-sekat tinggi yang jadi pembatas antara komputer satu dan lainnya. Wah, padahal kan ya ramai? Kok bisa? Ya jelas bisa, kalau libido lagi tinggi kebon aja jadi apalagi ini ada sekatnya.

“ Kok kamu tahu sih mereka ‘ribut’ sendiri?”

“ Lho, dari meja OP kan kelihatan mereka buka apaan. Aneh kan kalau sudah tiga puluh menit yang dibuka satu aja, nggak jalan kemana-mana. Nah itu dia yang bikin curiga. Aku ngecek kesana.. dan baaa…”

“ Lha terus gimana kalo ketahuan?”

“ Aku nggak lihat, yang jelas waktu aku datang mereka glodakan. Biyayakan…bingung nutupi badan. Biasanya sih diperingatkan, tapi ya biasanya gak jera. Paling juga pindah warnet lain. Nah cewek dimeja x ini, tahu yang dibuka apaan? Situs porno. Pernah juga ada cewek datang kemari cuma buat download bokep dua menitan gitu.”

Hwooooh! Meleleh liur ke tanah. Boleh dong ikutan? Hehehehe…nggak ding!

Ngomong-ngomong jika begini terus bagaimana cara kita mendidik anak kelak?

Masih jelas dalam ingatanku, jaman aku SMP dulu pegangan tangan saja sudah ndredeg tak karuan, sementara sekarang kissing doang sudah dianggap ketinggalan jaman. Lalu bagaimana lima atau sepuluh tahun ke depan, saat generasi anak-anak kita kelak dilahirkan? Betapa menakutkannya jika lima sepuluh tahun kedepan bocah-bocah belasan sudah acuh jika keperawanannya hilang, jika sekarang saja sudah demikian.

Haduuh, mbok…nutup mata, ngelus dada tapi pengen tahu kaya apa (kalo bocah-bocah kecil itu beraksi berani) Pffiiuuuittt!!!

Wednesday, February 20, 2008

AKHIRNYA…..

Photobucket

Pada suatu ketika akhirnya kau akan menemukannya
Teman seperjuangan menuju lautan lepas kehidupan
Yang pada matanya kau temukan keteduhan
Yang pada senyumnya kau temukan kedamaian
Yang karena tawanya membuatmu ingin pulang lebih awal
Dan menemukan kebahagiaan hanya dengan melihat untaian rambutnya lepas mengembang
Mungkin ia bukan yang paling maha
Tak terlalu luar biasa tetapi cukup manis saja
Tapi padanya kau temukan kasih sayang lewat secobek sambal untuk sarapan
Pada sepiring nasi goreng yang kadang terasa hambar
Pada semangkuk mie hangat lewat tengah malam
atau pada secangkir teh yang tak lupa ia suguhkan

Lalu pada suatu masa yang berjalan seperti hari-hari lainnya
Kau mungkin akan merasa bosan
Ditengah-tengah cinta panas yang mulai memudar
Pada kecerewetannya yang mulai tidak kau toleran
Pada kebiasaan aneh yang mulai terlihat menjijikkan
Disaat sekuntum bunga lewat dan menebar keharuman
Sebaliknya…
Ia pun mulai tak sabar dengan kejujuranmu yang dulu ia sukai
Pada kekeraskepalaanmu yang dulu ia kagumi
Pada umpatan kecilmu yang dulu tak dianggapnya beban, namun kini mulai terasa menyakitkan
Tapi seorang bijak mengatakan cinta itu patut diperjuangkan
Bahwa cinta takkan berkembang jika tak menemui kesulitan
Seperti anak sekolah, cinta pun akan naik kelas jika mampu melewati satu ujian

Maka dengarlah ucapan seorang perempuan paruh baya pada atas pertanyaan putrinya ,” apa yang bunda rasakan setelah sekian lama bersanding dengan dengan Bapak? Seperti apa cinta yang ibu rasakan kini? Masihkah sama seperti saat awal-awal berjuang? Bagaimana caranya bisa bertahan sekian panjang dalam kebersamaan?”
Dengan dibumbui senyuman sang ibu menjawab ,” Kami mungkin lebih seperti teman kini, teman berbagi dan berjuang mengarungi kehidupan, bersama sama membesarkan kalian, anak-anakku sayang.
Cinta kami tak seperti dulu, cinta itu kini menjelma menjadi cinta yang lebih berpengertian, bukan lagi cinta panas yang berpijar-pijar.
Kami mampu bertahan melampaui perjalanan panjang dengan terus belajar mengerti satu sama lain walau kadang dipenuhi ketidaksabaran.”

Photobucket


Maka jika kau berhasil melewati ujian kehidupan tentang rumitnya suatu hubungan yang dinamakan perkawinan
Kau akan tahu telah menemukan keping puzzle yang menggenapimu
Dan menyadari sesungguhnya ialah rumah yang kau cari, suatu tempat dimana hatimu berada
Meski saat itu ia tak lagi muda
Dengan perut bergelambir karena jarang olahraga
Dengan bobot tubuh yang terus merangkak naik
Dan tak lagi penuh gaya seperti dulu, sebelum tubuh rampingnya melahirkan belahan-belahan jiwa
Sebelum keriput dan kusam menyerbu kulit lembutnya


Done, 021107, 17.23
I watch, I hear, I learn, I write, I love it

A bunch of thanks for you all (Pasukan gokil dengan tawa onar Pake, Yuk Mul de-el-el, Ibu dengan cerita kehidupannyal) who telling me those story, its help me to catch the fire anyway. It flows in my head, bothering me a lot, so I can’t stop till I finish it…

There’s no perfect one in life, there’s no perfect relationship that we’ve been dreaming, we must working hard to make it till the time has gone
* tak ada seseorang atau hubungan yang sempurna seperti mimpi kita, kita harus berusaha keras mewujudkannya hingga waktunya tiba ( berpulang ke sisi Allah Ta’ala)

Tuesday, February 12, 2008

INUYASHA BERNAMA BUKU UNIK YANG TERBUKA

Photobucket

Bukankah hati itu harusnya merdeka dan tidak terpaksa?
Maka begitulah yang dipinta
Dan jika hati itu bukan milik siapapun juga
Biarkan ia tetap mengembara dihabitatnya
Meski kau ingin meraihnya
Mungkin saja kau pernah terpesona
Tetapi ingatlah olehmu agar tetap berpijak di bumi
Luruhkan hatimu sayang kembalikan pada Empunya Bintang
Lihatlah kenyataan yang terbentang
Mampukah kau mewadahi energi yang sedemikian besar
Memberinya ruang luas untuk bergerak dan berkembang
Bukannya menghentikan dan jadi perintang?
Ia adalah ia dengan seluruh kebebasan hati dan pikiran

Jika kau tanya mengapa aku menyukainya, bahkan lebih, aku juga tak tahu mengapa. Ia kurang ajar, suka ngumpat dan menyebalkan. Lalu kenapa? Karena ia punya begitu banyak dolar, ia punya rumah dan seluruh kemapanan yang perempuan cari dari seorang pria? Kurasa bukan. Aku justru ketakutan karenanya, karena tahu aku akan terbanting sekerasnya jika hanya itu yang kulihat darinya. Siapa aku? Aku ini hanya perempuan biasa, dengan wajah dan tubuh jauh dari sempurna dan lebih suka tenggelam dalam hamparan buku di kamar. Aku tak punya kehebatan apapun untuk mengejarnya. Ndeso, begitu kata orang.

Kurasa semua mengalir begitu saja dari berbagai pembicaraan ringan yang tersemat lewat dunia maya. Impianku tentang seorang lelaki seringkali terasa mirip dengan tokoh komik Inuyasha. Dan ialah dia, Inuyasha yang menjelma dalam alam nyata meski bukan dalam bentuk Inuyasha yang sebenarnya tapi justru keunikan sifatnya.

“ Aku takut jika dia kaya dengan uang bertebaran, terlalu pintar atau terlalu tampan. Kurasa aku hanya ingin pria biasa saja, yang tak segan menyusut ingus anak-anaknya, menggendong mereka di pundak, meninabobokkan anak-anak dengan denting gitarnya dan suaraku yang sumbang, bekerjasama memasak di minggu siang, dan menghabiskan waktu dengan saling memijat,” begitu selalu candaku pada diriku sendiri, pada ibuku, juga kepada sahabat dekatku, Na, tentang pria yang kuinginkan sebagai bapak RT alias Bapak Rumah tangga dirumah sederhanaku kelak.
Lalu dia datang dengan jiwa petualang yang tak kupunya, beterbangan kemana-mana dan aku menyukai cerita-ceritanya seperti gadis kecil yang mendengar cerita ayahnya sebelum tidur. Mendadak saja aku jadi kecanduan, berpikir terus menerus agar bisa mendengar ceritanya tanpa ku sadar. Aku merasa telah menemukan dunia yang kucari padanya, sebuah kenyataan, bukan sekedar petualangan yang kulakukan melalui buku-buku di tanganku. I think he was the one! Then I said to my self,” Finally I find the world I’ve been waiting for so long.”

Aku selalu menyebutnya sebagai buku unik yang terbuka, yang disodorkan Tuhan bukan sekedar untuk dibaca tapi juga harus dipelajari dan dinikmati.
“ Jika buku itu hanya ditunjukkan sekilas oleh Sang Pengarang Besar untuk menjadi salah satu warna pelangi dalam hidup si pembaca maka buku itu hanya akan menjadi bagian dari sejarah hidupnya. Jika buku itu dipinjamkan, ia harus mengembalikan buku itu tepat pada waktunya, paham atau tidak, selesai atau tidak selesai dibaca. Namun jika buku itu diamanahkan padanya, berarti masih panjang waktu untuk menelusuri halaman demi halamannya, menemukan banyak kejutan lain (yang baik atau yang menyebalkan), belajar dan berkembang bersamanya,” begitu kutulis dalam bukuku tentang maksud kedatangannya dalam hidupku yang biasa.

Dan Tuhan, Sang Pengarang Besar, menjawab dengan hanya menjadikannya sebagai warna pelangi, yang hilang tak berbekas setelah kusaksikan keindahannya. Apa aku merasa kehilangan? Kurasa ya, takkan mudah bagiku menghapus lukisan yang pernah kugoreskan pelan-pelan. Sebuah kerelaan mendoakannya berbahagia dengan bunga dalam genggamannya saja aku tak punya.



“Kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta,” begitulah bunyi akhir syair Ost. Gie yang sering kudengarkan. Tetapi dalam keluhku aku justru berkata ,” kita begitu berbeda dalam semua terlebih dalam cinta”.

Lalu hatiku yang memerah api berbisik ,” Bangun! Percikkan air ke mukamu ! Berhentilah berhayal tentang buku unik yang terbuka itu, Nona. Kau hanya sepenggal kisah yang takkan diingatnya. Lihatlah kenyataan, kau bahkan tak berarti apa-apa.”
Aku hentikan langkah, aku menjauh dan memasang garis batas. Kukembalikan remukan harapanku dalam kotaknya lagi sembari berkata,” Aku butuh jeda untuk kembali mengangkasa luas.”

Photobucket

Dalam sunyi kubiarkan sisi jernih hatiku berkata ,” Kurasa aku harus membiarkannya terbang, membangun sarang di satu sudut jalan, dengan beranda kecil di halaman belakang yang menghijau, untuk minum kopi bersama kekasihnya, pelabuhan terakhir yang dicarinya.
Aku harus mampu melepaskan impian menari dan berpetualang di hutan dengan kamera bersamanya, sesuatu yang hanya ada di otakku dan bukan padanya.”
Bendera hitam telah berkibar, kelebatnya telah menyeruak di dalam jiwa. I lost it beforeI fight for it…Tiba-tiba saja aku enggan bertemu dengannya, enggan sebelum hati yang kelam ini padam.

Beribu bintang yang berkelip riang
Tak satu pun tersenyum padaku
Kosong terasa di dalam relung hati dan jiwaku
Kosong didalam hidupku
Kosong di dalam hati
Kosong di dalam jiwaku

Kunyanyikan lagu Kosong-nya Astrid itu dalam tarian gelisah ketika dengan malu aku sadari aku masih memikirkannya hingga kini. “Why does it hurt me so?” gugat hatiku, mempertanyakan haru biru perasaanku atas seseorang yang tak pernah berdiri begitu dekat denganku, yang hanya bisa kutemui selama aku ada dan bermain di dunia maya. Dan aku terdiam, tak tahu bagaimana memberi jawaban.

Ah, ya…pada akhirnya sebuah kesadaran menyeruak, aku mengerti apa yang terjadi, seringkali kita melakukan kesalahan dalam membaca tanda, lalu berharap sesuatu yang Tuhan jawab dengan kebalikan. Aku ingat ibuku berkata kebijakan akan muncul ketika kita bisa melewati suatu kejadian, ia akan mendewasakanmu meski terasa pahit saat ditelan. Dan kehilangan itu, meski terasa menyakitkan, ingin kumaknai sebagai anugerah Tuhan saat ia ingin melihat kesungguhan hambanya belajar memahami bahwa dalam hidup tak semua hal bisa kita dapatkan.

“Innamaa amruhuu idzaa aroda syaian ayyaquula lahuu kun fayakuun, sesungguhnya apabila Allah menghendaki sesuatu hanya dengan perintahnya:” Jadilah” maka jadilah ia.”
Maka aku kembalikan semua kejadian dalam hidupku pada-Mu, Tuhan, karena Engkau Maha Tahu apa yang terjadi di depan. Padamkanlah badai di hatiku yang kelam, karena ia menutupi kejernihan hati, menghalangi seluruh ketulusan, merintangi keikhlasan dan membuat hatiku penyakitan.

Done, February 5th, 2008, 21.55 J


“ akhirnya siapakah samurai yang kemudian datang dengan jiwa petualang dan kearifan pada penyuka Inuyasha itu? Diakah?

Photobucket

Tunggulah sambungannya setelah dia temukan, kalo belum nemu juga wah berarti sambungannya belum akan ditulis dalam waktu dekat

Sendiri dalam sunyi, bersama derai hujan dan berteman :
Ost Ayat-Ayat Cinta…Namun harus kutinggalkan cinta ketika ku bersujud
Ost Gie (Puisi Cahaya bulan…bener gak nih judulnya ya?)
Ost heart ( Kehilangan), Putih ( Sampai Mati), Denting gitar klasik (endless love), Dream Theatre (Spirit Caries On), Nicka Costa ( First Love)
Lagu rock Jadul Powerslaves (Jika Kau Mengerti) & Grass Rock (Masih Adakah)
Garry Barlow “ Love, it has so many beautiful faces-Forever Love”
Buku-buku berjudul Ini Rumah Kita Sayang…nya Gola Gong dan Tyas Tatanka serta Sabda-Sabda Cinta-nya Najib Kailany