Monday, December 29, 2008

MENGEJAR INUYASHA & PELAJARAN KECIL DARINYA


Benar kata orang cinta itu bisa menclok sembarangan. Apesnya pas cupid iseng nodongin panahnya sayalah yang jadi korban. Mak zleeep! Twiiing, twiiing, wajahnya hadir dan mengganggu tidur malam saya. Hasyah! Hush! Pergilah! Saya usir bayangannya pake kemoceng ibu, tapi semakin kesini wajahnya justru kian terpaku di tembok itu.
“ Cupiiid! Kenapa mesti dia?!”
Cupid mesam-mesem sambil nyengir gajah (saking lebarnya). Begitu ia terbang, tinggallah saya sendirian mengingatnya sambil tercengang-cengang. Maka sejak itu mulailah satu rasa asing berkembang, yang andai kembangnya dijual per dollar bisa bikin saya beli kapal pesiar. Tapi sayang, harapan tinggal harapan ketika dia berkata terus terang, “ saya sedang dekat dengannya lo…”
Photobucket


Hwoooh, laksana Kagome yang terluka melihat Inuyasha mengejar Kikiyo, saya juga nggak bias berbuat apa-apa. Saya nyengir kuda ketika Astrid merajalela dengan lagunya. Tapi saya langsung berhenti mengikuti pas refrainnya-jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia, walaupun kau takkan pernah kumiliki selamaaanyaa...

Aih, maksa! Cinta itu bukan lomba lari, yang begitu ‘dor!’ semua orang bergerak saling mendahului dan mendapatkan ia sebagai piala kebanggaan (padahal ia manusia bukan piala kan?). Lagipula memilikinya bukanlah kemenangan tapi justru awal perjuangan panjang mengarungi lautan luas kehidupan diatas kapal bernama perkawinan. Dan membuktikan benarkah kata orang jika “PERNIKAHAN ITU LAKSANA BENTENG, BANYAK YANG BERDUYUN-DUYUN DATANG TETAPI BEGITU SAMPAI DI DALAM BANYAK ORANG INGIN KELUAR”. Benar, jika kapalmu karam oleh berbagai cobaan dan kau tak sanggup menyelesaikan perjalanan dengannya sebagai nakhoda.

Diam-diam saya membayangkan menjadi dirinya, dan bertanya-tanya pasangan seperti apa yang saya inginkan. Jawabannya…yang nyaman! Yang didapat jika kau kenal dengannya luar dalam. Thiiing! Lampu bohlam di otak saya bersinar terang. Saya paham mengapa ia memilih Kikiyo. Pengenalannya pada perempuan itu memang lebih baik, panjang dan laaamaa, ngelotok luar kepala saking hafalnya! Sementara dengan saya? Ah rasanya kok tak lebih tinggi dari seujung kuku jari. Dan yang terpenting, Kikiyo membuatnya nyaman, laksana es cendol saat terik siang, laksana selimut saat kedinginan, laksana telunjuk saat ngupil…(heheheheh, kurang ajar dah !).

Meski begitu saya luruh juga, saya yang tadinya senyum-senyum sok tegar ternyata tak tahan. Hujan lokal terjadi, dan membanjiri bantal. Duh Tuhan kenapa rasanya begini, meski sudah diprediksi jauh-jauh hari, kok tetap terasa nyerii!
Saat itu ibu-lah yang menenangkan saya dengan berkata ,” tak apa, kamu akan baik-baik saja, apa yang kamu alami sebuah kewajaran. Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan. Adalah hak setiap orang untuk memilih siapa yang menurutnya pantas dicintai, begitupun sebaliknya. Janganlah terlalu bersedih jika ia yang kau pilih justru menengok kearah lain.”
Ibu juga yang mengatakan bahwa sesedih apapun saya, keadaan takkan berbalik, bahwa suatu hari saya akan bersyukur saat tahu mengapa hal itu terjadi.

Setelah itu saya menjauhinya (lebih jauh dari Anyer dan Jakarta). Saya istirahatkan hati dan pikiran dari hal apapun tentangnya, menatanya ulang hingga siap menyapanya dengan rasa dan warna yang sama sekali beda. Saya nggak peduli jika orang bilang saya nggak jantan (memang saya perempuan hehehe…), saya melakukannya karena saya tahu takkan bisa menghadapinya dengan senyuman dalam kondisi demikian. Kau tahulah, ketika kesal kita bisa melakukan hal yang bukan-bukan untuk membuatnya ‘terhukum’ karena tak menyambut apa yang kita inginkan. Mudahkah itu? Believe me it didn’t work easily!

Lalu sebuah blog terbuka, ada satu doa tertulis disana.”Ya Allah, ketika saya jatuh cinta semoga cinta saya tak melebihi cinta saya pada-Mu…” begitu bunyinya.
Alhasil saya merasa tersindir. Jika karena manusia saja saya sampai menangis setahun lamanya (hehehe, hiperbola deh!), kenapa saya nggak pernah melakukannya ketika saya menyakiti-Nya ya? Bukankah banyak hal buruk yang saya kerjakan? Mulai dari misuh-misuh, ngedumel, sholat yang (super duper) telat, bergunjing…You named it, I have it deh.

Lama setelah itu, Fian, seorang blogger yang cinta mati pada fotografi bercerita ‘Saya justru mendapatkannya (red.calon istrinya, bukan kamera) saat saya justru tak sedang mengejar-ngejar siapapun juga’, dan saya tertawa. Wah kata-kata tukang mbetmen ini kok terdengar seperti kata guru ngaji saya ya? Seingat saya beliau berkata ,” Jodoh jangan dicari, dia akan datang sendiri. Bisa gawat kalo kalian nyari sendiri trus salah! Mintalah sama Allah biar ditunjukkan seseorang yang pas!”
Sementara Ilo the happy samurai, blogger sebelah juga memberi saya sebuah pelajaran saat ia berkata ,” Alhamdulillah saya sudah dapat gantinya.”(red. calon istri yee bukan pedang)
Saya rangkum seluruh cerita Ilo dan Fian menjadi satu kalimat bahwa ‘ cinta itu harusnya nggak melulu pake hati dan rasa, tapi juga pake LOGIKA!”
Hwaaa! Bisakah saya sejernih itu dan mengembalikan semua kejadian (not just about love) dengan ringan kepada Empunya Alam? Dengan kata lain, pasrah. Pasrah bukan berarti menyerah tapi percaya kalau Allah akan memberikan kita yang terbaik.

Ahai, saya percaya, pada akhirnya, buku yang terbuka itu (entah kenapa saya suka menganalogikan pria kayak buku) akan datang dengan ijabah dan ridho-nya. Buku yang akan membuat saya belajar dan berkembang bersamanya hingga adzan terakhir memanggil kami pulang.

Eniwei its almost 2009! Barokallah untuk semua orang. Selamat merayakan tahun baru Hijriyah 1430. Semoga kian banyak rejeki yang datang, diberi kekuatan untuk melampaui segala cobaan, dan kian baik hubungannya dengan Allahu Akbar.
Untuk Ibu, thank you. Ibu yang membuat saya tahu dan belajar ‘bahwa wanita yang katanya diciptakan dari tulang rusuk pria bisa bermetamorfosis menjadi tulang punggungnya’, membantu menegakkannya disaat yang tepat, disaat yang ia butuhkan.
Thanks juga, untuk Di dan Nesa karena telah jadi sahabat saya meski kalian nun jauh disana, udah mo 2009 ya, Neng (dan kita masiiiih jomblo juga hahahahaa!). Ada haru, ada bahagia dan tangis ketika kita saling berbagi cerita. Ada tawa ketika kita bercerita tentang pangeran impian kita. Mungkin bukan pangeran yang kita perlukan, Neng, tapi pria biasa yang penuh cinta. Hehehehe…buat kalian saya cuma mau bilang
“ cinta bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, ia yang muncul secara spontan, tak selalu menghasilkan bunga-bunga secantik impian ketika berkembang…”

Tepat seperti quote dibawah ini yang bilang,
,” Jangan mengira engkau dapat menentukan arahnya cinta, karena cinta, apabila telah memilihmu, dia akan menentukan perjalanan hidupmu (Kahlil Gibran).”

Catetan :
Untuk ILO The Happy Samurai dan the funny li’l tiger (siapa ya neng namamu?) semoga bahagia, dilancarkan akad nikahnya yang insya Allah dilaksanakan tanggal 25 Januari. Uuuh, jadi ngiri…(hiks!)

Wednesday, December 17, 2008

DAN MALAIKAT JUGA TAHU, BONTOT

Photobucket

Bahagiamu bahagiaku juga
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri

Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku yang sejati

Back to reff

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri

Banyak yang bilang lirik lagu itu maksa, melodinya terlalu sederhana tapi dalam maknanya bagi saya. Semua dimulai ketika,

Ia jatuh cinta!

Nggak perlu jadi jenius untuk melihat perubahannya. Kata-kata, pilihan lagunya mungkin, bisa jadi petunjuk kuat kalo ia terkena virus yang bikin orang blingsatan, yang warnanya merah jambu, berbunga-bunga dan bikin kamu agak gila. Yang kau sebut CINTA!

Mendadak dialah yang terpenting dalam hidupnya. Minggu ke Minggu, cuma dia yang ada. Yang lain serasa numpang lewat aja. Telfon panjang lebar cuma buat dia tersayang. Wajar sih mengingat dia lagi kena sakit cinta. Tapi nggak wajar ketika tanpa ba-bi-bu dia bilang sama Emaknya ,” Mak, aku mau dia..”

Mak-nya kebakaran jenggot (maknya sih nggak punya jenggot, jenggot bapaknya tuh dipinjem dan dibakar hehehe!). Semua orang jadi panik. Si bontot minta kawin. Bah!Dan ia kian menyebalkan di mata saya waktu bilang dengan kencang ,” aku hanya menginginkannya, bukan laennya!”

Oh ya? Masa? Jelas-jelas dia bikin semua orang ilfil dengan kekeraskepalannya yang gokil. Kawin, nikah, married apalah namanya itu bukan cuma buat kamu semata, tapi buat Emak, Bapak, dan saudara-saudara sebangsa juga, Bat. Ngobrol dong! Jangan ujug-ujug tanpa angin tanpa ujan tapi bawa keributan dong, Bat!.

Sebagai sahabat si bontot saya protes beraaatz! Pertengkaran pecah. Tabiat buruk saya muncul karena merasa nasehat saya dicuekin. Jadilah saya protes keras lewat surat . Saya biarkan ia baca lewat ‘ rumah kecil saya ini’.Peduli amat! Saya ogah ngomong lagi. Nggak tahu kenapa tiap kali membicarakannya emosi selalu naik ke kepala. Busyeet, kalo terus menerus gini, janji saya untuk nggak misuh lagi bisa GATOT (gagal total) euy!

Tapi ketika cinta membuatnya terluka, ternyata Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya. Persis seperti yang dikisahkan Dee dalam lagunya itu. Hanya satu tempat yang jadi tempatnya pulang. Si bontot yang sempat hilang, nyungsep di The Lost World sama Peter Pan and The Gank, nyadar cuma keluarga-lah tempatnya bisa bersandar dengan aman tatkala dunia mengasingkannya (ahahah….keterlaluan deh ah). Kasih mereka tetap nyata, hadir setiap harinya untuknya.

Emak, saya yakin menyadari perubahannya. Bapak, kurang lebih sama. Dan saya sendiri, suka nggak tega melihatnya bernafas dalam lumpur (kayak judul pilm jadul ya?). Meski pengen aja berkata ‘See, I told you!’ tapi yang keluar cuma ah-uh gagu. Saya biarkan memulihkan rasa tanpa banyak tanya. Padahal sumpe lo, banyak banget yang ingin saya tanyakan. Saya biarkan ia melalui kesedihannya yang acap kali terlihat lewat lagu-lagunya yang seolah nunjukin kalo ‘ ku tak bisaa…”

Diam-diam saya merasa bersalah. Tiba-tiba saya berpikir, mungkin saya sudah bertindak kelewatan. Sebagai sahabat entah kenapa saya merasa berhak menyodorkan segudang nasehat demi kebaikannya. Lupa jika saya sendiri belum tentu bisa menanganinya dengan sempurna jika nyemplung dalam kondisi yang sama. Bukankah saya dan ia manusia yang tak sempurna, yang harus banyak belajar dari tiap kesalahan demi kebaikan kita sendiri?

Satu quotes bagus dari karib saya Anesa di sudut Jakarta membuat saya terpesona. Katanya,

“ PERSAHABATAN ITU LAKSANA TANGAN DAN MATA, JIKA TANGAN TERLUKA MAKA MATA MENANGIS, JIKA MATA MENANGIS MAKA TANGAN MENGHAPUSNYA.”

Indah banget kan kalimatnya? Huhuhuhu, saya jadi terharu biru. Sungguh saya jadi bertanya-tanya sudah setulus itukah saya menyayangi sahabat-sahabat saya di rumah atau dimana saja? Rasanya kok belum ya, apalagi ketika Tasya Madina, penyiar terkenal dari kota saya (kalo nggak salah) berkata,

“SAHABAT SEJATI TAKKAN PERGI SAAT KAU BERKATA ,” PERGILAH!” UNTUK SESAAT MUNGKIN IA AKAN PERGI, TETAPI IA TETAP AKAN KEMBALI PADAMU DAN MENJADI SAHABATMU.”

Subhanallah, indahnya ya jika persahabatan sampai ke titik ini.

Untuk Bontot, maafin saya ya, Tot. You know I care about you. Hiks! Tetaplah jadi anak kecil yang lucu. Bergembiralah, semoga Allah selalu menyertaimu. Seperti gitar kesayanganmu, saya harap begitulah saya untukmu. Meski kesal kau dan aku saling membutuhkan. Hehehe, analogi yang nggak pas deh.

Oh ya, bentar lagi hari ibu, so selamat hari ibu juga untuk sahabatku, My Bunda, Emak saya tercinta. Kemana-kemana kita selalu bersama, kayak lem sama perangkonya, kayak duit sama ludah buat ngitungnya, kayak lalat sama makanannya. Eh nggak ding, kayak sahabat lama, Bu. You’re the best, Bunda! Untung yah, dulu saya lahir dari rahimmu, kalo nggak mana ada yang mau ngasih makan bocah endut nan bandel sepertiku? Hiks….

Eniwei, I LOVE YOU ALL! Nggak peduli dimana pun kamu berada kini. Untuk Tuteh, makasih ya udah ngingetin buat apdet, apdet, apdet! Nggak tau deh, saya suka sama Blogger satu ini. Baiiiik hati dan lucu (wooh…sok tahu!).

pic : taken from here



Thursday, December 11, 2008

DREAM

Photobucket

pengen banget punya rumah kayak gitu. Tahu kenapa, selain bahannya banyak terdapat di negeri kita, rumah bambu terbukti tahan gempa loh. Lantas gimana dengan Mas Ray(ap)? Dengan penanganan yang tepat bisa ditanggulangi. Hihihi..kayak yang ngerti aja ya?

garden

lihat nggak tuh halamannya? Wew...bakalan semangat nih lari-larian disana sama anak-anak saya kelak. Saya bayangkan selain bunga, bakalan ada banyak pohon buah disana. Biar saya dan anak-anak puas manjat pohonnya. Dengan catatan, keberanian masa kecil saya masih tersisa, maklum sudah lama nggak manjat...

Dan tentu saja di halaman belakang ada kebun sayur plus kandang ternak saya....

kbn sayur(http://jupiterimages.com/)

peternakan sapi (http://umassvegetabl.org/)

Lihat nggak tuh, betapa gendut si sapi. Wuh kalo dijual pas Idhul Adha mahal pastinya.

ayam

Melihat ayam-ayam itu, serasa saya di dapur tengah menyembelih ayam dan kemudian memasaknya menjadi soto ayam dengan resep rahasia keluarga. Haalaah nggaya!

Tapi tentu dengan rumah dari bambu, kebun sayur di belakang rumah beserta ternaknya, pria pendampingnya nggak boleh penakut. Bisa repot kalo tiba-tiba dia njingkat ketakutan melihat ulat hijau jalan-jalan dengan santainya diantara sayuran, atau mogok jalan karena lihat kotoran sapi..Kayak dia nih, Heru gundul, presenter terkenal yang membawakan acara Jejak si Gundul

Photobucket

Setuju? Yang nggak setuju nggak usah angkat tangan deh... Hehehehe....