Tuesday, January 13, 2009

KETIKA DUREN TIBA

Photobucket

Kalau dudanya kayak gini, siapa yang nolak?

Masih muda, cantik, lajang, dan sangat available saat seseorang datang memberi pertanyaan ,” Ada yang menginginkanmu, dia duda, istrinya meninggal, punya satu anak. Bagaimana? Pikirkan baik-baik jawabannya, beritahu saya dengan segera ya?”

Jika situasi itu terjadi padamu saya yakin kamu bakalan:

Berhenti mendadak di tengah jalan

Ciiiitt…mengerem seketika, dan bikin sebel orang karena kamu berhenti pas di tengah jalan

Tersedak

Uhuk! Uhuk! Kamu pucat, panic dan kebingungan karena pentol segede gaban nyangkut ditenggorokan.Hehehehe…

Membeku

Freeez! Kaya di sihir peri kamu langsung diam di tempat. Gerakan jadi macet dan berharap ada bantuan datang

Jika kau alami situasi demikian, tarik nafas panjang…Sebut nama Tuhanmu (bukan namaku), minggirlah dulu, cari tempat yang nyaman buat berpikir. Coba bicara dan minta pendapat kedua, ketiga, keempat…terserah mo seberapa banyak.

And you know what aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Mungkin kau akan bertanya,

“ Jangan-jangan dialah jawaban doaku…seseorang yang ditunjukkan Allah untukku, yang datang tanpa pake undangan segala? Wah, ntar kalo nolak dia semena-mena takut dosa juga…”

Untuk itu seorang sahabat berkata dengan ringannya ,” Ye tergantung aku bisa suka gak sama dia, kalo suka ya jalan aja. Ngikut tren aja kaya Luna enRirin. Kalo gag suka ya no way!”

Ringan ya jawabannya, padahal prakteknya fiuuuh…nggak gampang! Memang benar kalau ngomongin pahala, bisa jadi menikah dengan duren itu satu jalan untuk mendapatkannya. Gimana enggak kalau kamu bersedia menjadi ibu dari seorang gadis kecil yang bukan anakmu, menyayanginya seperti darah dagingmu, mendidiknya dengan sepenuh cinta. Uh, bisa jadi surga yang dijanjikan untukmu, Nona!

Tapi menikah dengan duda berarti juga kamu harus sudah siap berinteraksi dengan si anak, nggak cuma dengan si Bapak (meski Bapaknya mapan, cinta mati ma kamu dan gantengnya bikin edan, mirip Pierce Brosnan). Anak itu bukan sebuah benda yang bisa dilempar kesana kemari saat kita tak siap memegangnya di tangan. Kalau si Bapak senang, harusnya juga dengan si anak.

Tapi semua terserah kamu, Say. Kamu yang lebih tahu apa jawaban paling tepat untuk pertanyaan itu, terlepas dari pengaruh nasehat orang apalagi obat-obatan terlarang (hehehe). Jika kau berkenan dengan tawaran itu, lakukan. Jika tidak, berilah jawaban yang oke dan tak menyakitkan. Mudahkah? Hwahaha, kayaknya enggak. Mo jawaban ya atau tidak sama-sama bikin kita nggak tidur semalaman. Fiuuh! Keringetan! Bikin nervous sepanjang jalan dan itu beneran!

So lets get it done!

Tata kalimatmu, dan segeralah layangkan balasan. Semoga kamu dapat keberkahan.

Untukmu, siapapun kamu, pernah nggak sih ngalamin ini? Apa solusinya yak? Ayo, beritahu aku, kali justru jawabanmu bisa mencerahkan bahkan mencerdaskan otak mampet si lajang single and ready to mingle ituh!

Based on my daily funny story