Apa kamu tahu, rindu kepadamu telah membuatku jadi pelukis amatiran, menyatukan seribu warna demi menggambarkan detil wajah manusia yang namanya enggan kusebutkan. Edan!
Apa kamu tahu, rindu padamu telah membuatku jadi penyanyi kamar mandi yang handal, bernyanyi-nyanyi sepanjang hari tanpa peduli orang-orang menutup telinga keberatan. Wew, nggak beres bukan?
Apa kamu tahu, rindu padamulah yang membuat potensi kebutaan jadi besar. Apa pasal? Karena aku tak pernah berhenti berusaha meski tahu ada halangan di depan sana. Gila ya?
“Kenapa tak kau kejar?” sosok kelam hatiku berkomentar.
“ Karena dia bukan kuda binal yang harus ditaklukkan dengan cencangan laso panjang lantas dikandangkan.”
“ Ah sok baik kamu! Terjang saja, katakan I love you!”
“ Mauku juga begitu tapi tak semudah itu.”
“ Kenapa?”
“ Karena aku menginginkannya dengan segenap ijabah dan ridho Allah. Aku takkan memaksa dengan segenap cara demi memilikinya. Meski orang bilang semua halal dalam cinta dan perang…Tidak, tidak. Aku enggan. Karena aku tahu yang kudapat hanya lingkaran kesusahan dengan melakukan acara kejar mengejar dan pemaksaan.”
Hiuuh…Kata-kata itu menohokku, membuatku tersipu sangat malu.
Done, June 29th, 2008
Inspired by Arai (Sang Pemimpi) and my daily funny story