Bu, ingat nggak waktu aku ke rumah Iput beberapa saat lalu? Uh, aku sebel dengan sopirnya. Bukan karena dia ngebut tapi karena mulutnya amburadul. Masa sih saat aku bicara akan turun dimana dia nyeletuk,” Hati-hati, Mbak. Ngapain turun disitu? Paman temanmu itu tukang kawin, baru saja dia melarikan seorang gadis. Katanya dijadikan istri ketiganya lho!”
Igh, usil banget sih tuh orang. Tahu nggak Bu, begitu kutanyakan pada Iput ternyata ceritanya tidak benar.” Pamanku tidak melarikan gadis itu, beliau justru menolongnya dan mengantarnya pulang,” jelas Iput sebal. Kok bisa begitu? Ternyata gadis malang tadi ditipu orang, pekerjaan baik yang dijanjikan tak kunjung datang dan justru dia dipekerjakan di cafĂ© remang-remang. Betapa kasihan gadis polos itu Bu, niatnya untuk bekerja membantu orang tua malah membuatnya sengsara. Untung Allah mempertemukannya dengan Paman Iput, kalau tidak entah tak bagaimana nasibnya kemudian.
Yang lebih miris lagi kalau Ibu dengar cerita Mel. Suatu hari seorang kenalan Mel menghilang seharian . Begitu muncul ia malah menangis dihadapan orang-orang sambil berceloteh kalau seorang pria asing telah merenggut kegadisannya. Mel terdiam dalam tanda tanya besar. Ia mengenal pria tua itu, dan jika benar ia yang berbuat kurang ajar pada si gadis, rasanya takkan sulit untuk menendangnya ke udara. Pria tua itu sudah pucat dan sakit-sakitan, bahkan berjalan pun ia harus dibantu tongkat dan susternya. Mel semakin curiga saat melihat betapa biasanya sikap gadis itu selanjutnya. Kejanggalan pun terbukti saat si gadis berkata jujur pada Mel bahwa cerita yang didengungkannya dulu tak sepenuhnya benar. Awalnya ia memang menyesal karena miliknya yang paling berharga telah hilang, namun dorongan hati untuk lepas dari kemiskinan mampu membuatnya mengesampingkan rasa bersalahnya. Baginya pria itu adalah stepping stone untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kenyataanya memang demikian Bu, baju-baju kumal dan tak trendy kini tak ada lagi, kemana-mana bermobil, dan bahkan ia bisa membantu saudara dan orangtuanya, Bu. Anehnya lagi pria tua yang dulu berjalan pun susah, kini terlihat lebih muda dan kuat, seolah-olah kehadiran si gadis telah menyuntikkan darah segar. Hmm, jangan-jangan pria itu sebangsa vampire ya, Bu?
Kemarin Ifit, malah cerita kalau ia bertemu seorang PSK. Entah iseng atau ingin tahu ia lalu bertanya,” Kenapa mbak terjun ke dunia beginian?”.
Untung Si Mbak tidak marah, ia malah bercerita kalau kemiskinan memaksanya berbuat demikian. Pekerjaan yang tersedia baginya terbatas karena pendidikan yang rendah dan keahlian yang tak memadai. Tak tahu bagaimana ia lalu terjun sebagai kupu-kupu malam, sebuah pekerjaan yang kemudian memberinya kemakmuran. Bahkan dari situ ia bisa membeli sebidang tanah luas dan membangun rumah bagus untuk orang tuanya, Bu. Aduh Bu, sebegitu susahkan hidup?
Lalu tadi aku bertemu Ce Mang. Dia terlihat sedih saat bercerita bagaimana orang-orang menganggapnya sebagai perempuan tak benar hanya karena ia pulang malam. Padahal ia pulang malam karena restoran kecil tempatnya bekerja sebagai koki baru tutup pukul 22.00. Seandainya mereka melihat bagaimana sibuknya ia disana ya Bu, maka takkan ada orang yang menuduhnya macam-macam. Tetapi terkadang orang begitu mudah menghakimi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mbak Mang menyadari hal tersebut, makanya ia terus berusaha kuat berjuang demi putranya tersayang. Walau begitu ia bisa lemah disaat-saat tertentu dan menangis sendirian, meratapi kesedihan di depan matanya.
Based on Daily sad stories
Igh, usil banget sih tuh orang. Tahu nggak Bu, begitu kutanyakan pada Iput ternyata ceritanya tidak benar.” Pamanku tidak melarikan gadis itu, beliau justru menolongnya dan mengantarnya pulang,” jelas Iput sebal. Kok bisa begitu? Ternyata gadis malang tadi ditipu orang, pekerjaan baik yang dijanjikan tak kunjung datang dan justru dia dipekerjakan di cafĂ© remang-remang. Betapa kasihan gadis polos itu Bu, niatnya untuk bekerja membantu orang tua malah membuatnya sengsara. Untung Allah mempertemukannya dengan Paman Iput, kalau tidak entah tak bagaimana nasibnya kemudian.
Yang lebih miris lagi kalau Ibu dengar cerita Mel. Suatu hari seorang kenalan Mel menghilang seharian . Begitu muncul ia malah menangis dihadapan orang-orang sambil berceloteh kalau seorang pria asing telah merenggut kegadisannya. Mel terdiam dalam tanda tanya besar. Ia mengenal pria tua itu, dan jika benar ia yang berbuat kurang ajar pada si gadis, rasanya takkan sulit untuk menendangnya ke udara. Pria tua itu sudah pucat dan sakit-sakitan, bahkan berjalan pun ia harus dibantu tongkat dan susternya. Mel semakin curiga saat melihat betapa biasanya sikap gadis itu selanjutnya. Kejanggalan pun terbukti saat si gadis berkata jujur pada Mel bahwa cerita yang didengungkannya dulu tak sepenuhnya benar. Awalnya ia memang menyesal karena miliknya yang paling berharga telah hilang, namun dorongan hati untuk lepas dari kemiskinan mampu membuatnya mengesampingkan rasa bersalahnya. Baginya pria itu adalah stepping stone untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kenyataanya memang demikian Bu, baju-baju kumal dan tak trendy kini tak ada lagi, kemana-mana bermobil, dan bahkan ia bisa membantu saudara dan orangtuanya, Bu. Anehnya lagi pria tua yang dulu berjalan pun susah, kini terlihat lebih muda dan kuat, seolah-olah kehadiran si gadis telah menyuntikkan darah segar. Hmm, jangan-jangan pria itu sebangsa vampire ya, Bu?
Kemarin Ifit, malah cerita kalau ia bertemu seorang PSK. Entah iseng atau ingin tahu ia lalu bertanya,” Kenapa mbak terjun ke dunia beginian?”.
Untung Si Mbak tidak marah, ia malah bercerita kalau kemiskinan memaksanya berbuat demikian. Pekerjaan yang tersedia baginya terbatas karena pendidikan yang rendah dan keahlian yang tak memadai. Tak tahu bagaimana ia lalu terjun sebagai kupu-kupu malam, sebuah pekerjaan yang kemudian memberinya kemakmuran. Bahkan dari situ ia bisa membeli sebidang tanah luas dan membangun rumah bagus untuk orang tuanya, Bu. Aduh Bu, sebegitu susahkan hidup?
Lalu tadi aku bertemu Ce Mang. Dia terlihat sedih saat bercerita bagaimana orang-orang menganggapnya sebagai perempuan tak benar hanya karena ia pulang malam. Padahal ia pulang malam karena restoran kecil tempatnya bekerja sebagai koki baru tutup pukul 22.00. Seandainya mereka melihat bagaimana sibuknya ia disana ya Bu, maka takkan ada orang yang menuduhnya macam-macam. Tetapi terkadang orang begitu mudah menghakimi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mbak Mang menyadari hal tersebut, makanya ia terus berusaha kuat berjuang demi putranya tersayang. Walau begitu ia bisa lemah disaat-saat tertentu dan menangis sendirian, meratapi kesedihan di depan matanya.
O Bu, sepahit itukah kenyataan hidup itu? Seandainya aku mereka, apakah aku akan tetap tegak berdiri tanpa tangis cengeng. Entahlah, Bu, aku rasa aku takkan sanggup melewatinya. Oh Bu, aku memang tak tahu bagaimana perasaan ibu mereka, tapi jika melihat ibu aku bisa membayangkan bagaimana sedih dan kecewanya seorang ibu jika melihat anaknya mengalami seluruh kesusahan itu. Karena ku tahu tak seorang Ibu pun didunia yang berharap anaknya tidak bahagia. Kalau begitu aku sangat beruntung ya Bu, meski tidak kaya Ibu memberikan yang terbaik untukku, pendidikan yang baik, kasih sayang dan rumah yang nyaman. Terimakasih untuk semua itu Bu....
Based on Daily sad stories
No comments:
Post a Comment