Aku tidak komentar banyak tentang itu, hanya ikut bahagia meski sesungguhnya dalam hati aku berbisik sedih sambil berkaca-kaca," Yah… andai dia dengan lainnya ya Allah…"
Tapi segera saja sisi hati ini menyahut ," Its not your business anyway, who are you? Saudaranya? Orang tuanya? Bukan tuh! Dia sudah dewasa dan mampu bertanggung jawab atas keputusannya itu…Let it be…"
Iya sih, jawabku sendiri. Andai kejadian itu aku yang mengalami masihkah aku memakai logika sehat untuk menepisnya? Kau tahu sendirilah bagaimana jika seseorang jatuh cinta. Seringkali kita sudah tahu jawaban pertanyaan atas hal-hal yang kita risaukan tapi seringkali pula kita tak menggubrisnya karena merasa sanggup menjalani. Psst, katanya sih kalau cinta apapun bisa kita terjang. Ya kan? Karena itulah mengapa aku memilih untuk tak banyak komentar atas cerita sahabatku, aku merasa belum tentu benar jika berada dalam kondisi sepertinya. Bisa jadi saat itu pikiran muda saya akan berkata," Dia mengerti saya, dialah orang yang saya cari…Cukup bagi saya cinta yang dia punya, karena bersama ketulusannya saya yakin bisa mengarungi dunia ini hingga akhir hayat nanti."
Lalu saya ingat salah satu dialog dalam cerpen karya Danayu berjudul Dua Dara dan Pelangi, antara Tiara dan Rin, saat Tiara bermaksud pindah keyakinan demi Chris ,"……Adalah hak setiap manusia untuk mencari kebenaran hakiki sesuai yang ia yakini. Tapi jika karena Chris, aku tidak setuju, Ra. Jika nanti hubunganmu tidak lancar dengan Chris, apa kamu mau mengganti Tuhanmu lagi? Pikirkan baik-baik, Ra."
"Aku tidak mengatakan ini bukan cinta. Aku hanya bertanya padamu, layakkah mengesampingkan cinta ayah dan ibumu dengan mengatasnamakan cinta lain? Cinta Chris baru kau miliki 3 tahun ini. Berapa umurmu, Ra? 28 tahun? Cinta orang tuamu telah kau miliki selama 29 tahun? Sejak kau masih dalam kandungan, mereka telah mencintaimu. Jangan, Ra. Jangan pergi. Hati mereka akan patah. Berserakan. Lebih hancur dari yang kau rasakan sekarang," begitu ucap Rin pada Tiara saat gadis itu berniat pergi.
Karena itu aku jadi bertanya-tanya sendiri : Jika kau, Fin, jadi Tiara apa kau sanggup menerima cecaran ucapan Rin itu sementara kau sangat mencintai Chris? Sanggupkah kau gunakan segenap akal sehatmu dan bukan cuma menuruti hati yang jatuh cinta dan mengikuti saran Rin berikut ini :
" …Ia hancur. Biarkanlah, Ra. Itulah siklus hidup. Seseorang jatuh, berantakan lalu ia akan bangkit lagi. Tanpamu ia akan baik-baik saja. What doesn't kill you makes you stronger. Let him go, Ra."
Tiba-tiba cerita Ced, Cece dan Ibu tentang pernikahan beda keyakinan terbayang …
"Kedua teman ibu memegang keyakinannya dengan kuat, pada suatu saat, setelah menikah bertahun-tahun si ibu mengalah untuk mengikuti keyakinan si ayah, tapi karena keyakinan itu perkara hati, tanpa sepengetahuan ayah si ibu tetap menjalankan ibadah sesuai keyakinannya dulu," begitu cerita ibu padaku.
"Temanku bertindak ekstrem karena ayah dan ibunya bersikukuh dengan kepentingannya masing-masing. Mereka tak mau mengalah satu sama lain," kata Ce Nur suatu hari
"Kalo minggu ikut Ibu tapi kalo pas pelajaran agama yang dianut Bapakku aku juga tetap ikut," cerita Ced mengingat masa kecilnya.
Lalu kemana hilangnya cinta yang mereka agungkan dulu? Entahlah."Jika itu aku, sanggupkah aku menempatkan cinta sesuai porsinya? Benarkah semudah itu cinta bisa menjembatani perbedaan? Sanggupkah aku dan dia kelak mampu menegakkan kedemokratisan, keterbukaan serta toleransi antar keyakinan setelah sepuluh tahun berjalan?" pertanyaan itu berputar-putar di kepalaku
"Egois namanya jika hanya memikirkan kebahagianmu sendiri saat menikah. Kemaslahatan pernikahan itu bukan hanya untukmu, tapi juga demi kemaslahatan bersama. Ada tanggung jawab kepada Tuhanmu, keluargamu, juga anak-anakmu kelak disana. Pikirkan ke depannya dan bukan melulu karena cinta. Bahagiakah kamu jika kamu menikah tanpa restu? Cinta apa namanya jika ia menyakiti orang-orang yang menyayanginya," begitu seseorang berkata.Pffiuuh! Auk ah lap!
"……..Berpisah denganmu seperti mendaki gunung es yang terjal. Dan dirimu seperti pondok hangat di dasarnya. Aku takkan bisa mendaki, sebab pelita yang kau nyalakan selalu membuatku manja dan berbalik lagi. Padamkan pelita itu. Izinkan aku mendaki untuk mencari pelita lain. Jika kau benar-benar menyayangiku, lepaskan aku." ucap Uda untuk Rin.
Betapa indah kalimat itu tapi mampukah kita mengucapkan dengan gagah didepan orang yang kita cinta. Waduuh! Nggak ku-ku!
Ya, aku memang punya pendapat sendiri tentang perkawinan beda keyakinan tapi aku tak ingin mengucapkannya sembarangan. Mencari cara yang tepat untuk membahas masalah sesensitif itu tanpa terkesan menggurui dengan berbagai dalil yang kau sodorkan bukan perkara gampang. Bila tidak pas penyampaiannya bisa-bisa malah terjadi salah paham, menjurus kearah SARA dan berakhir dengan 'bacokan!' ….satu istilah kasar yang sering aku dan adikku gunakan untuk perkelahian tanpa ujung pangkal. Karena itu meski jauh dalam hati jujur aku harap dia temukan 'cahaya' lainnya, tapi aku ogah mendebatnya.
"Jangan hujat orang sembarangan lantas meninggalkannya begitu saja. Petik pelajarannya, ambil saja hikmahnya," begitu ustadz berkata mengingatkan kami, santri-santrinya menyikapi persoalan di sekitar kami. Teriring sebuah doa, aku harap dia baik-baik saja…..dan semoga dia tidak nyasar, lantas membaca tulisan ini(hiks! Bisa disikat bersih saya nanti).
Thanks to Ced, Cece, Ibu, dan sahabat baikku (hiks, how I miss u)
Dua Dara dan Pelangi, oleh Danayu, Chic 28 Sept-11 Okt 2005, hal 91-93
Monday, November 26, 2007
Monday, November 19, 2007
PEPENG, TUKANG JUAL BARANG TRIBAL DARI SEMARANG
ini dia manusianya....hahahahaha
Bentuk aslinya? Wah maaf, saya nggak pernah ketemu muka jadi nggak tahu bagaimana persisnya. Tapi jika saya gambarkan ya seperti ini
·Jarang membiarkan rumput-rumput (rambut ding) di kepalanya lebih dari 5 cm, entah karena jika si rambut dibiarkan panjang bisa kriwel-kriwel kaya uler atau bentuk antisipasi malas mandi, bisa dibayangkan gimana kalo rambutnya panjang tapi jarang tersentuh air hehehehe
·Punya dan cinta dengan gelang-gelangnya, diminta satu pun kayaknya gak bakalan diberi
·dari gambarnya Pakdhe Tribal sering kelihatan memakai celana sedengkulnya yang berwarna loreng-loreng atau gelap itu. Ada dua kemungkinan, satu karena selemari warnanya sama semua, dua cuma dua itu yang dirasa pw (posisi weenuak!) baginya.
·Tulisannya bisa mengundang orang untuk kirim hujatan atau komentar ngeres, contohnya soal flashdisk, koin dan cotton bud untuk alat kontrasepsi beberapa saat lalu. Coba aja mikir flashdisk kemahalan, kalo koin kok kayak celengan, kalo cotton bud? Dasar tribal! Gak nggenah blass! Pliss deh ah…dan apesnya pas diprotes empunya blog cuma cengengesan
·Punya kerjaan sampingan jual barang tribal dan bukannya sendal apalagi bekas dandang. Karena itulah dia bisa sangat mobile, muter-muter sana sini seolah gak lelah. Berikut cuplikan obrolannya :
"Gitu itu apa nggak lelah?"
"Ya nggak, Pin, wong naik pesawar terbang apalagi pramugarinya cakep-cakep…"
"Oh gitu…Ngomong-ngomong sampeyan tergolong gatotkaca ya? Itu yang otot kawat balung wesi…kethek tape?"
Dan jawabnya adalah," Cah gemblung! Kethaki mubeng ngko!"
Huahahahaa! Catch you!
·Jarang membiarkan rumput-rumput (rambut ding) di kepalanya lebih dari 5 cm, entah karena jika si rambut dibiarkan panjang bisa kriwel-kriwel kaya uler atau bentuk antisipasi malas mandi, bisa dibayangkan gimana kalo rambutnya panjang tapi jarang tersentuh air hehehehe
·Punya dan cinta dengan gelang-gelangnya, diminta satu pun kayaknya gak bakalan diberi
·dari gambarnya Pakdhe Tribal sering kelihatan memakai celana sedengkulnya yang berwarna loreng-loreng atau gelap itu. Ada dua kemungkinan, satu karena selemari warnanya sama semua, dua cuma dua itu yang dirasa pw (posisi weenuak!) baginya.
·Tulisannya bisa mengundang orang untuk kirim hujatan atau komentar ngeres, contohnya soal flashdisk, koin dan cotton bud untuk alat kontrasepsi beberapa saat lalu. Coba aja mikir flashdisk kemahalan, kalo koin kok kayak celengan, kalo cotton bud? Dasar tribal! Gak nggenah blass! Pliss deh ah…dan apesnya pas diprotes empunya blog cuma cengengesan
·Punya kerjaan sampingan jual barang tribal dan bukannya sendal apalagi bekas dandang. Karena itulah dia bisa sangat mobile, muter-muter sana sini seolah gak lelah. Berikut cuplikan obrolannya :
"Gitu itu apa nggak lelah?"
"Ya nggak, Pin, wong naik pesawar terbang apalagi pramugarinya cakep-cakep…"
"Oh gitu…Ngomong-ngomong sampeyan tergolong gatotkaca ya? Itu yang otot kawat balung wesi…kethek tape?"
Dan jawabnya adalah," Cah gemblung! Kethaki mubeng ngko!"
Huahahahaa! Catch you!
muter-muter depan rumah baru, takut ada yang naksir trus dibawa pulang
· Bukan dukun sakti tapi jago ngerapal mantra sakti seperti gundulmu, cah gemblung, cah edan, dan etch…yang thiiit gak lolos sensor disini, hingga bikin saya jadi sebal. "Sinten to sampeyan? Teman bukan, sodara bukan, dibilang teman kenal juga barusan kok ngomongnya demikian?" rutuk saya waktu awal-awal kenal.
· Kalo bicara cenderung terus terang, entah terlampau jujur (kacang ijo?) atau kurang ajar, tapi sejak kenal ya sudah demikian. Paling juga kalo diprotes dia akan bilang ,"Lho aku memang gitu, apa adanya..Nggak suka? Ya busek aja! Beres kan?"
· Tapi biar jelek-jelek gitu, ya dia teman saya, salah satu dari segelintir manusia dari dunia maya yang saya anggap sahabat meski sebatas layar komputer dan berita singkat. Kalau disuruh kasih pendapat tentangnya, saya hanya akan mengatakan hal klise saja, sebagai manusia ia punya sisi baik dan sisi buruk, kadang boleh juga tapi tak jarang enggak banget. Meski yang tampak dimuka adalah sisi yang kusruh bin kardi (karepe dibi' alias karepe dhewe), ia simpan satu sisi kontras yang bikin orang-orang jadi heran dan bertanya ," Haaaa??? Mosok sih ini orang yang sama? Lha kok beda?"
Sorry gak pasang gambarnya disini, tahu sendirilah kalo pasang gambar orang tanpa ijin bisa dianggap pelanggaran hak cipta, lagipula gambar bikinan saya gak beda jauh kok dari aslinya, :-)
Dan jika suatu hari saya ketemu dengannya saya cuma pengen menghadiahinya dengan jitakan paling kencang dan paling mengesankan entah gimana caranya, mau naik pohon kek, naik tangga kek…pokoknya harus bisa! Bukan dendam, sekedar pelampiasan sebal.
So kalo mo ngicipi kebaikan (??) Pakdhe tribal atau sekedar pengen tahu mukanya gimana, langsung aja namu ke semarang, atau menyerbu blognya ramai-ramai di http://escoret.net/ . Silahkan, sikat aja, hajar, gak pa-pa, paling juga diumpat.……
Tuesday, November 13, 2007
AKU PERNAH MERASA
''Hei aku tengah melihat gerhana bulan sekarang…andai saja kamu juga disini menyaksikannya.''
Aku tertawa. Sialan dia! Email model begini yang dulu pernah membuatku termehe-mehe padanya. Aku pikir ia tertarik padaku hanya karena dia pernah mengirimkan email seperti 'aku kok kangen kamu ya?' atau ' kok mukamu nongol terus di mata?' atau ' I can't sleep well yesterday, I feel something is missing, don't know why, maybe I just need somebody to hold…' hingga aku pun tercengang dibuatnya. Dalam hati aku bertanya masa sih si cuek yang bicaranya cenderung terus terang dan kurang ajar itu bisa mengirimkan email seperti ini. Sepengetahuanku dia bukan jenis yang itu. Ck, ck, ck luar biasa betul akibatnya. Aku yang tadinya tak merasa apapun padanya mendadak jadi kepikiran. Pelan-pelan strange feeling itu mengakar, menyita sebagian ruang yang dulu tenang.
Well bisa kau tebak aku pun terhanyut setelahnya, meski sisi hatiku memperingatkan ," Ayolah jangan ikut arusnya, bisa jadi apa yang kau kira sesuatu itu justru tak berarti apa-apa." Tapi karena aku merasa hehehe… dia suka padaku aku mulai berpikir he is my destiny, lantas melompat cepat memberikan satu genderang kepemilikan tanpa sadar itu membuatnya tidak nyaman. Memaksa halus dengan seluruh pertanyaan ringan seperti kamu dimana, lagi apa tanpa tahu kalau ia bisa menganggapnya sebagai gangguan dan bukannya sebentuk perhatian. Masalahnya kadang susah juga menekan dorongan hati, hati seringkali tak terkendali bukan?
Suatu saat karena merasa jalan ditempat aku menanyakan perasaannya padaku dengan gagah berani. Dan…blaar! Jawabannya mengejutkanku, tanpa basa-basi ia kirimkan padaku gambarnya berdua dengan seorang wanita di sebuah keramaian.Whoaa! aku langsung pusing begitu membaca kalimat dibawah si gambar yang berbunyi ' aku sedang dekat dengannya'.Lalu email kangen itu apa artinya? Ia hanya mengatakan, rasa itu hanyalah rasa rindu seorang teman. Higghh!Aku merasa bisa menelannya bulat-bulat jika ia berada didepanku saat itu.
"Kaa…." Aku tumpahkan tangisku di punggung Kaka. Aku ceritakan semua padanya sambil srat-srot membuang ingus yang mendadak muncul.
"Kamu masih menginginkannya kan? Kenapa kamu nggak berusaha meminta pada-Nya? Aku pernah berdoa, ya Allah jika dia memang milikku tolong dekatkan padaku jika bukan pliis dekatkan juga. Dan berhasil kok, coba aja…" katanya sambil cengar-cengir jahil.
"Buat apa? Dia sudah ada yang punya…"
"Ah itu hanya perasaan adik aja,'' Kaka cengengesan." Mmm…Kadang saat seseorang merasa lelah, dia butuh seseorang yang membuatnya nyaman untuk berbincang dan mendengarkan. Itu saja, kebetulan saat itu kamulah orangnya. Tentang email itu, entah apa maksudnya...mungkin benar ia hanya merindukanmu sebagai teman. Hehehe…sudahlah, mungkin bukan dia lilin yang mbak cari, yang tenang menerangi, ia hanya kembang api, banyak membuat kejutan dengan percikan-percikan apinya lantas padam begitu saja."
Geblek, sok puitis kamu, Ka!
……….
Kau buatku menangis
Kau buatku tersiksa
Merasakan perih hancur perasaan ini
Tiada derita yang t'lah kualami
Sehancur denganmu
Sepanjang umurku
Saat kuinginkan dirimu…
Hahahaha…aku tergelak mendengar lagu itu dinyanyikan Kaka. Asem Kaka! Kenapa harus lagu itu sih? Euh lagu itu selalu membuatku teringat saat aku merasa jadi orang paling malang sedunia karena kejujurannya. Aku pikir aku akan seperti *Keane yang berkata 'Ya aku hancur, when she left she took half of my heart with her, she took the half I need most because the half she left is the half that only loves her' saat Nada pergi, lantas membencinya setelah kejadian itu, tapi ternyata nggak juga. Sekian lama terlewat aku tetap berada dilingkarannya, bukan sebagai pacarnya hanya sahabatnya seperti semula. Kembali ketawa-ketiwi, haha-hihi, saling lempar ejekan seperti dulu sebelum strange feeling itu menyerbu. Gak disangkal tempo-tempo aku merasa sebal juga saat ia bercerita tentang wanita disebelahnya. Aku pikir itu hal yang normal. Memang butuh waktu bagi kita untuk membalikkan perasaan yang telah memerah muda seputih semula, meski telah dilakukan proses bleaching sedemikian rupa.
Aku ingat seorang sahabat pernah berkata ,''Jangan lari, hadapi aja. The more you face it, the more you heal it. Kamu tahu nggak, semua akan terasa ringan dan tak membebani saat kamu bisa berdamai dengan kebencian dihati. Lihat kesedihanmu dari perspektif yang berbeda, kau akan temukan hal menyenangkan yang tak kau duga."
Kedengaran teoritis kan? Tapi kurasa benar. Dan aku yakin saat bertemu dengannya nanti, aku bisa menertawakan peristiwa konyol itu di suatu meja sambil minum kopi bersama, dan tidak lupa menghadiahi jitakan paling mengesankan dikepalanya.
*Keane dan Nada tokoh dalam buku Funny Feeling-nya Dilla Rossa
Done, 10:36 071107
Only story suatu hari, saat hal konyol terjadi :-)
Thx for all the stories I've heard to Di, Iu, Ka, and my gokilest friend (14 nov heh? selamat, gak ada sesuatu hanya kethak mubeng menunggu)
Aku tertawa. Sialan dia! Email model begini yang dulu pernah membuatku termehe-mehe padanya. Aku pikir ia tertarik padaku hanya karena dia pernah mengirimkan email seperti 'aku kok kangen kamu ya?' atau ' kok mukamu nongol terus di mata?' atau ' I can't sleep well yesterday, I feel something is missing, don't know why, maybe I just need somebody to hold…' hingga aku pun tercengang dibuatnya. Dalam hati aku bertanya masa sih si cuek yang bicaranya cenderung terus terang dan kurang ajar itu bisa mengirimkan email seperti ini. Sepengetahuanku dia bukan jenis yang itu. Ck, ck, ck luar biasa betul akibatnya. Aku yang tadinya tak merasa apapun padanya mendadak jadi kepikiran. Pelan-pelan strange feeling itu mengakar, menyita sebagian ruang yang dulu tenang.
Well bisa kau tebak aku pun terhanyut setelahnya, meski sisi hatiku memperingatkan ," Ayolah jangan ikut arusnya, bisa jadi apa yang kau kira sesuatu itu justru tak berarti apa-apa." Tapi karena aku merasa hehehe… dia suka padaku aku mulai berpikir he is my destiny, lantas melompat cepat memberikan satu genderang kepemilikan tanpa sadar itu membuatnya tidak nyaman. Memaksa halus dengan seluruh pertanyaan ringan seperti kamu dimana, lagi apa tanpa tahu kalau ia bisa menganggapnya sebagai gangguan dan bukannya sebentuk perhatian. Masalahnya kadang susah juga menekan dorongan hati, hati seringkali tak terkendali bukan?
Suatu saat karena merasa jalan ditempat aku menanyakan perasaannya padaku dengan gagah berani. Dan…blaar! Jawabannya mengejutkanku, tanpa basa-basi ia kirimkan padaku gambarnya berdua dengan seorang wanita di sebuah keramaian.Whoaa! aku langsung pusing begitu membaca kalimat dibawah si gambar yang berbunyi ' aku sedang dekat dengannya'.Lalu email kangen itu apa artinya? Ia hanya mengatakan, rasa itu hanyalah rasa rindu seorang teman. Higghh!Aku merasa bisa menelannya bulat-bulat jika ia berada didepanku saat itu.
"Kaa…." Aku tumpahkan tangisku di punggung Kaka. Aku ceritakan semua padanya sambil srat-srot membuang ingus yang mendadak muncul.
"Kamu masih menginginkannya kan? Kenapa kamu nggak berusaha meminta pada-Nya? Aku pernah berdoa, ya Allah jika dia memang milikku tolong dekatkan padaku jika bukan pliis dekatkan juga. Dan berhasil kok, coba aja…" katanya sambil cengar-cengir jahil.
"Buat apa? Dia sudah ada yang punya…"
"Ah itu hanya perasaan adik aja,'' Kaka cengengesan." Mmm…Kadang saat seseorang merasa lelah, dia butuh seseorang yang membuatnya nyaman untuk berbincang dan mendengarkan. Itu saja, kebetulan saat itu kamulah orangnya. Tentang email itu, entah apa maksudnya...mungkin benar ia hanya merindukanmu sebagai teman. Hehehe…sudahlah, mungkin bukan dia lilin yang mbak cari, yang tenang menerangi, ia hanya kembang api, banyak membuat kejutan dengan percikan-percikan apinya lantas padam begitu saja."
Geblek, sok puitis kamu, Ka!
……….
Kau buatku menangis
Kau buatku tersiksa
Merasakan perih hancur perasaan ini
Tiada derita yang t'lah kualami
Sehancur denganmu
Sepanjang umurku
Saat kuinginkan dirimu…
Hahahaha…aku tergelak mendengar lagu itu dinyanyikan Kaka. Asem Kaka! Kenapa harus lagu itu sih? Euh lagu itu selalu membuatku teringat saat aku merasa jadi orang paling malang sedunia karena kejujurannya. Aku pikir aku akan seperti *Keane yang berkata 'Ya aku hancur, when she left she took half of my heart with her, she took the half I need most because the half she left is the half that only loves her' saat Nada pergi, lantas membencinya setelah kejadian itu, tapi ternyata nggak juga. Sekian lama terlewat aku tetap berada dilingkarannya, bukan sebagai pacarnya hanya sahabatnya seperti semula. Kembali ketawa-ketiwi, haha-hihi, saling lempar ejekan seperti dulu sebelum strange feeling itu menyerbu. Gak disangkal tempo-tempo aku merasa sebal juga saat ia bercerita tentang wanita disebelahnya. Aku pikir itu hal yang normal. Memang butuh waktu bagi kita untuk membalikkan perasaan yang telah memerah muda seputih semula, meski telah dilakukan proses bleaching sedemikian rupa.
Aku ingat seorang sahabat pernah berkata ,''Jangan lari, hadapi aja. The more you face it, the more you heal it. Kamu tahu nggak, semua akan terasa ringan dan tak membebani saat kamu bisa berdamai dengan kebencian dihati. Lihat kesedihanmu dari perspektif yang berbeda, kau akan temukan hal menyenangkan yang tak kau duga."
Kedengaran teoritis kan? Tapi kurasa benar. Dan aku yakin saat bertemu dengannya nanti, aku bisa menertawakan peristiwa konyol itu di suatu meja sambil minum kopi bersama, dan tidak lupa menghadiahi jitakan paling mengesankan dikepalanya.
*Keane dan Nada tokoh dalam buku Funny Feeling-nya Dilla Rossa
Done, 10:36 071107
Only story suatu hari, saat hal konyol terjadi :-)
Thx for all the stories I've heard to Di, Iu, Ka, and my gokilest friend (14 nov heh? selamat, gak ada sesuatu hanya kethak mubeng menunggu)
Monday, November 5, 2007
HI I'M BACK
ck kangen rasanya gak pernah nongol di dunia maya. Banyak yang terlewat pastinya. Tahu kenapa aku gak onlen sekian lama?
Kemarin pas hari raya aku cacar datang berjamaah dari kepala mpe kaki. Keren kan?
dan sekarang hasilnya adalah bintik-bintik manis yang meninggalkan jejaknya dimuka, badan dan tangan dan kaki. hmmm..
well, i miss you all
Kemarin pas hari raya aku cacar datang berjamaah dari kepala mpe kaki. Keren kan?
dan sekarang hasilnya adalah bintik-bintik manis yang meninggalkan jejaknya dimuka, badan dan tangan dan kaki. hmmm..
well, i miss you all
Subscribe to:
Posts (Atom)