Tuesday, October 12, 2010
MAHAR
Dari Malang Nurdin datang. Melamar Nur, sang pujaan. Langsung tercengang mendengar tebusan yang harus dibayar. Pengganti biaya segala macam, dari Nur kecil hingga sekarang. Mahal, batinnya sambil memandang Bapak Nur gamang.
“ Sudah adatnya. Jika tak terpenuhi, kau tak bisa menikahinya.”
Nurdin menelan ludah, melirik Nur yang juga gundah. Sisakan gelisah di muka calon mertua—bisakah ia memenuhi pintanya.
Sesaat lamanya sepi mengambang. Baru pecah ketika Nurdin berucap lantang ,” Baiklah, mahar akan saya lunasi 6 bulan kemudian.”
Nur lega, begitu pun calon mertuanya.
Enam bulan berselang, Nurdin datang memenuhi perjanjian. Pesta pun segera digelar. Meriuhkan desa kecil tempat mempelainya tinggal.
“ Dengar-dengar suami Nur kaya,” bisik seorang tamu di tengah pesta. “ Katanya ia pengusaha sukses di Batam sana.”
“ Wah, mujur benar mertuanya ,” cetus lainnya, membuat Bapak Nur diam-diam menepuk dada.
Tak pelak senyumnya terkembang kemana-mana hingga dua orang tamu tiba dan menunjukkan surat perintah penangkapan untuk menantunya.
152 kata
pic taken from www.indonetwork.or.id
diposting untuk
LOMBA MENULIS FLASH FICTION KERJASAMA BLOGFAM DAN KOMUNITAS MULTIPLY INDONESIA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment