Aku memang sering ke toko buku itu, kadang cuma melihat-lihat kadang juga beli buku disana, tergantung situasi. Dan anak kecil itu sering ada di sana dengan seragam kumalnya, tas yang lecek dan tidak bersepatu. Kupikir dia cuma anak kecil yang suka main disana ternyata cerita punya cerita, dia adalah anak Satpam yang toko buku itu. Kata Na, ia harus begitu karena ibunya sudah tak mampu mengurusnya bukan karena meninggal tetapi ibunya sudah lost her mind for a long time ago. Bapaknya yang cuma seorang satpam dengan gaji kecil harus mengurusnya sendirian karena tak ada orang yang bisa diandalkan lagi. Oh My God!
Aku dan Na memandangnya trenyuh, sebuah pertanyaan tersimpan di hati. Bagaimana kalau aku yang mengalaminya? Aku tidak terlahir kaya tetapi aku tak pernah kesulitan sepertinya. Orang tuaku dengan segala kemampuannya mampu memberi kami pendidikan, baju yang pantas dan rumah untuk berteduh serta makanan yang enak meski tak selalu mewah.
Aku jadi merenung, sudahkah aku pernah bersyukur atas semua itu? Rasanya kesedihanku melihatnya tak pernah sebanding dengan penderitaan bocah itu. Untuknya aku cuma bisa berharap semoga ia tetap bisa survive meski penderitaan mendera....
No comments:
Post a Comment