Wah puasa memang selalu ditunggu ya? Ibu-ibu pun mendadak jadi lebih sibuk menyiapkan berbagai makanan untuk berbuka dan sahur. Tapi buntutnya mereka saling curhat dan berbisik,"Wah belanjaanku kok meningkat pesat ya? Kalau gini bisa tekor uang belanja?"
Hehehe...Kok bisa gitu? Sekarang mari kita berhitung. Anggap saja belanja harian membutuhkan dana 10.000, maka 10.000x30 = 300.000. Jika dianggap selama bulan puasa ibu-ibu rajin menyediakan makanan pembuka seperti es atau kolak maka tentu saja ada dana lain untuk membeli bahan-bahannya. Nah untuk ini anggap saja mereka butuh dana sebanyak 5000, jika 5000x30= 150.000. Hey, cukup besar juga dana tambahan yang dibutuhkan ibu untuk menyenangkan perut kita? Padahal dana dari ayah tetap, hmm kalau terus-menerus tekor ya bisa botak kepala dong..Lantas pertanyaannya adalah bagaimana beliau-beliau menyiasatinya? wizz hebat banget nih para bunda...
Tapi seorang teman juga ikut pusing gara-gara kantongnya menipis drastis. Lho masa sih orang sekeren itu, yang kemana-mana bawa mobil, nenteng-nenteng laptop serta hp oke duitnya menipis? Meski ada kartu kredit, kalau ingin makan di Warung Kita mau gesek dimana? Lalu apakah dia juga termasuk golongan ibu-ibu itu? Hahahaha...bukan!
Dia cuma seorang calon pengantin pria yang tengah rajin menabung demi suksesnya pesta pernikahan tahun depan. Eh alah...kukira..
Kembali kepada topik kehebatan para bunda menyiasati pos belanja rasanya kita harus memberi acungan jempol pada mereka. Empat jempol malah. Coba bayangkan betapa susahnya mengatur keuangan ditengah harga-harga sembako yang melangit dan keinginan untuk menyenangkan semua anggota keluarganya saat Ramadhan.Hm...
No comments:
Post a Comment