tak ada yang lebih menyedihkan ketimbang sakit dibulan puasa. Setelah 'liburan seminggu' praktis saya cuma sempatpuasa sehari yaitu sabtu lalu
Sabtu malam sehabis taraweh badan saya mulai panas dan kepala terasa berat. Malamnya saya masih sempat sahur, tapi paginya saya batalkan puasa karena sakitnya malah tambah kenceng. Jadilah saya terkapar, sambil menahan mual, kepala yang seolah terjungkal dan diare yang ikut hadir. Huff!!
Sabtu malam sehabis taraweh badan saya mulai panas dan kepala terasa berat. Malamnya saya masih sempat sahur, tapi paginya saya batalkan puasa karena sakitnya malah tambah kenceng. Jadilah saya terkapar, sambil menahan mual, kepala yang seolah terjungkal dan diare yang ikut hadir. Huff!!
"Makanya puasa-puasa gini banyak-banyak bersyukur, jangan malah banyak ngedumel," kata ibu saat saya menitipkan kepala padanya. Waduh masa sih? Senin pagi tanpa mandi seperti hari kemarin (hehehe... tapi basuh muka n pake wangi-wangi kok) saya tetap berkerja, berusaha mengerjakan laporan dan beruntung enggak nyungsep di depan kompie karena huruf sudah kabur semua. Karena enggak sanggup sebentar kemudian saya pamit pulang. Selasa saya masuk kerja lagi dengan kepala melayangdan diterjang olokan konyol Mas Lutfi ,"Wah isi ya?"
Saya cuma ketawa sambil menjawab klo badan segede gini pasti berisi."Wah cerdas ni anak!" sahut Mas Lutfi setelah saya balas olokannya tadi. . Tapi sekali lagi saya cuma kuat setengah hari, setelah menyelesaikan tugas-tugas penting saya segera terbang.
Dan terakhir saya cuma mau bilang jagalah kesehatan.
Jangan remehkan setiap keluhan kecil.
Daripada terkena sakit seperti saya kan?
Saya cuma ketawa sambil menjawab klo badan segede gini pasti berisi."Wah cerdas ni anak!" sahut Mas Lutfi setelah saya balas olokannya tadi. . Tapi sekali lagi saya cuma kuat setengah hari, setelah menyelesaikan tugas-tugas penting saya segera terbang.
Dan terakhir saya cuma mau bilang jagalah kesehatan.
Jangan remehkan setiap keluhan kecil.
Daripada terkena sakit seperti saya kan?
No comments:
Post a Comment