Sering nonton tv kan?Terutama pas bagian dimana seseorang jadi korban perkosaan gara-gara sekeping VCD porno? Kalau kamu pernah nonton seperti kami dulu maka kamu akan tahu mengapa.
Saat itu saya masih mahasiswa dan tinggal di salah satu tempat kost yang cozy bersama 20-an lebih cewek mulai dari yang super alim hingga yang super males. Separuh dari populasi itu terdiri dari anak-anak cerdas berprestasi atau aktivis kampus, sementara sisanya seperti saya tergolong biasa-biasa saja hingga yang tak terlihat penampakannya. Tapi jangan tanya kalau semua kumat badungnya, kadang-kadang kita suka "doing something strange" juga.
Nah suatu hari kami penasaran kenapa semua orang suka nonton VCD porno. Apa sih asyiknya?Mengapa semua seolah tersihir olehnya? Kemudian pada hari yang ditentukan kami jadi juga nonton film gituan. Dan baa...begitu film berjalan semua pada melongo dengan jidat penuh kernyitan. Astaganagaraksasa, kok kayak begono sih?! Ck, bukannya berkata its amazing kita malah merasa jijik plus ngeri melihat pemain ceweknya melakukan adegan akorbatik dan jumpalitan disana. Sungguh kalau gak ada janji supaya diam apapun yang terjadi pastilah suasana kamar jadi gaduh. Karena itulah tiap kali ada adegan yang tiiitt.... semua serempak memakai bantal untuk meredam geer dan jerit ngeri supaya gak kebablasan. Untung saja saat itu gak ada yang muntah.
Setelahnya kamu gak pernah nonton film hoholeho itu lagi. Cukup segitu saja toh penasaran sudah terbayar dan keingintahuan (bodoh) itu telah terpenuhi. Sekarang ketika acara tv menayangkan betapa bahayanya sekeping VCD porno, saya sadar betul mengapa. Dari majalah yang saya baca secara psiklogis orang-orang yang menontonnya akan terpengaruh, dada berdebar kencang, nafas gak teratur, dan sesuatu yang mendesak-desak enggak karuan pun muncul, apalagi kalo nonton sendiri. Bahkan perilaku seksual orang juga bisa melenceng karena terbiasa menonton VCD yang berisi adegan aneh-aneh. Dari situ dia akan mencoba-coba dan seterusnya merasa nyaman didalamnya. Jika seseorang sudah mulai panas seusai menonton adegan yang syur dan tak menemukan musuh yang tepat, maka siapapun bisa jadi korbannya termasuk anak-anak (kapan-kapan saya ceritakan tentang korban pedofili yah ).
Jadi yang belum pernah nonton lebih baik nggak usah saja daripada muntah dan jadi trauma. Yang punya majalah, buku, atau VCD berisi pelajaran 'anatomi lengkap' begitu lebih baik disimpan rapi sebelum si baby melihatnya. Apalagi yang berlangganan internet di rumah, waduuuh harus sering-sering mendampingi si dedek kala berkelana di dunia maya. Beruntung kalau didalam kompie sudah berisi software khusus yang bisa membantu kita memilih situs-situs baik, kalau tidak? Wiii berbahahahahayaaa, karena semudah itu mereka bisa mengakses situs-situs porno penuh gambar hoholeho. Ah sudahlah, saya kok sok tahu (siapa sih kamu?)
Sampai disini saja, saya mau menyelamatkan diri sebelum seseorang nimpuk saya dengan sendal gara-gara sok pintar. Salam......
No comments:
Post a Comment