"Psst...ada bocah kecil disodomi," begitulah bisik-bisik yang mendadak memanaskan suasana lingkungan tempat saya tinggal saat masih kerja di Bali dulu. Berdasarkan cerita para tetangga pelakunya adalah seorang pria pengangguran yang tetap betah melajang hingga usianya lebih dari tiga puluh lima tahun dan punya riwayat doyan nonton VCD porno."Kok gak cari pelacur aja sih?" celetuk seseorang dengan geram.
Tetapi gimana mo beli perempuan lha wong dia seorang pengangguran jaya. Kemungkinan karena gak punya duit untuk menyewa jasa pelacur, gak punya istri pula, hingga dia menjadikan bocah itu sebagai pelampiasan syahwatnya yang melambung tinggi sehabis nonton film "blue banget" itu. Si ibu sendiri baru tahu kalau putranya telah 'dikerjai' si tetangga saat ia mendengar salah seorang putranya mengolok-olok kebodohan si adik yang mau 'digituin' oleh pria itu dalam suatu pertengkaran. Si ibu yang curiga langsung bertanya dan mendapati kebenaran yang menyakitkan di depan matanya.
Jujur saja kejadian semacam ini banyak yang terdeteksi, dan ketika terungkap ke permukaan ternyata semuanya sudah berlangsung lama hingga berlarut-larut. Menurut banyak media yang saya baca, kini kasus pelecehan seksual pada bocah kecil sudah sangat memprihatinkan. Bukan cuma itu, dari sebuah tayangan televisi beberapa waktu lalu saya jadi tahu kalau banyak pedofil asing yang menjadikan indonesia sebagai daerah operasinya, terutama Bali dan Lombok yang disebut-sebut sebagai surga mereka. Umumnya orang-orang itu bergerak di daerah-daerah miskin, dan selalu berperan sebagai malaikat penolong bagi warga yang tinggal disana. Tak ada yang menyadari kalau malaikat bersayap dolar tadi pemangsa bocah ingusan sampai sebuah kejadian menyadarkan masyarakat di daerah tersebut. Bahkan dalam salah satu topiknya Oprah pernah membahas kalau kini bukan cuma bocah yang jadi sasaran kaum pedofil, tetapi bayi berusia 7 bulan pun jadi.
Ghosh! Apa yang indah dari memperkosa bocah-bocah? Tidakkah mereka pernah menatap mata bening itu dan mendengar tawa mereka ya menggembirakan? Ck saya tak bisa membayangkan bagaimana menderitanya mereka akibat dikerjai kaum pedofil, padahal orang dewasa yang sudah berpengetahuan soal hubungan intim dengan pasangan syahnya pun bisa mengalami trauma jika dipaksa melakukannya kan? Teman saya bahkan pernah bercerita kalau ia pernah menghadapi kasus dimana seorang pengantin perempuan harus dirawat setelah pendarahan hebat saat bulan madu baru dimulai. Coba bayangkan itu terjadi pada anak-anak, apa mungkin tubuh sekecil itu mampu menerima siksaan sedemikian?
Saya tak bisa membayangkan andai sayalah ibu bocah itu, mungkin saya akan kalap dan melakukan kekejaman demi keadilan bagi putraku.....
Tetapi gimana mo beli perempuan lha wong dia seorang pengangguran jaya. Kemungkinan karena gak punya duit untuk menyewa jasa pelacur, gak punya istri pula, hingga dia menjadikan bocah itu sebagai pelampiasan syahwatnya yang melambung tinggi sehabis nonton film "blue banget" itu. Si ibu sendiri baru tahu kalau putranya telah 'dikerjai' si tetangga saat ia mendengar salah seorang putranya mengolok-olok kebodohan si adik yang mau 'digituin' oleh pria itu dalam suatu pertengkaran. Si ibu yang curiga langsung bertanya dan mendapati kebenaran yang menyakitkan di depan matanya.
Jujur saja kejadian semacam ini banyak yang terdeteksi, dan ketika terungkap ke permukaan ternyata semuanya sudah berlangsung lama hingga berlarut-larut. Menurut banyak media yang saya baca, kini kasus pelecehan seksual pada bocah kecil sudah sangat memprihatinkan. Bukan cuma itu, dari sebuah tayangan televisi beberapa waktu lalu saya jadi tahu kalau banyak pedofil asing yang menjadikan indonesia sebagai daerah operasinya, terutama Bali dan Lombok yang disebut-sebut sebagai surga mereka. Umumnya orang-orang itu bergerak di daerah-daerah miskin, dan selalu berperan sebagai malaikat penolong bagi warga yang tinggal disana. Tak ada yang menyadari kalau malaikat bersayap dolar tadi pemangsa bocah ingusan sampai sebuah kejadian menyadarkan masyarakat di daerah tersebut. Bahkan dalam salah satu topiknya Oprah pernah membahas kalau kini bukan cuma bocah yang jadi sasaran kaum pedofil, tetapi bayi berusia 7 bulan pun jadi.
Ghosh! Apa yang indah dari memperkosa bocah-bocah? Tidakkah mereka pernah menatap mata bening itu dan mendengar tawa mereka ya menggembirakan? Ck saya tak bisa membayangkan bagaimana menderitanya mereka akibat dikerjai kaum pedofil, padahal orang dewasa yang sudah berpengetahuan soal hubungan intim dengan pasangan syahnya pun bisa mengalami trauma jika dipaksa melakukannya kan? Teman saya bahkan pernah bercerita kalau ia pernah menghadapi kasus dimana seorang pengantin perempuan harus dirawat setelah pendarahan hebat saat bulan madu baru dimulai. Coba bayangkan itu terjadi pada anak-anak, apa mungkin tubuh sekecil itu mampu menerima siksaan sedemikian?
Saya tak bisa membayangkan andai sayalah ibu bocah itu, mungkin saya akan kalap dan melakukan kekejaman demi keadilan bagi putraku.....
No comments:
Post a Comment