Hahaha, maaf Na, aku tertawa waktu kamu cerita. Padahal tanpa kamu tau, air mata udah banjir kemana-mana. Gimana lagi wong susah bendungnya. Sumpe Na, aku paham apa yang kau rasa. Wong aku pernah mengalaminya
Apa kau tahu kadang saat aku menasehatimu untuk melupakannya sesungguhnya ada setan yang keliweran dan ngakak-ngakak disebelah. Dengan sadisnya ia berkata," Bwaaah, emang enak ngomongin orang. Yang paling susah mah melaksanakan."
Hak dezz ting! Kuraaang ajar! Tapi bener yang ia katakan.
Ingat gak waktu kamu bilang kenapa suaraku kayak orang pilek kapan itu. Memang bener kalo kekalahan klub jagoanku bikin aku sedih. Tapi yang enggak segitu-gitunya sih. Sejujurnya saja aku tuh nangis gara-gara melihat wajahnya di bola yang ditendang 22 orang dilapangan itu. Sialan! Ujung-ujungnya langsung deh ingus keluar, air mata berleleran. Nggak pake disuruh, nggak pake di marahi. Fyuuuh. Alhasil, setelah begadang semalam mata bengkak kaya abis ditinju Mike Tyson. Keren kan?
Kalau dipikir-pikir goblok juga. Ngapa juga nangis jaya? Lah wong dia aja belum tentu mikirin kita tapi kita (saya ding) udah korban airmata berember-ember banyaknya. Haggh! Enggak banget deh. Itu kalo pikiran waras bekerja. Kalau gila? Hohohoho...teringat genteng di kepalanya ( baca : rambutnya) aja udah bikin kita ngusruk depan meja.
Kadang aku bertanya, Na. Nek cinta pada seekor manusia yang sebenarnya mah nggak pernah ngganggep kita ada (mungkin kita ini sejenis angin atau lelembut ya) sampai segitunya. Kenapa kalau sama Allah enggak. Bisanya ngeles melulu kalau udah waktu kencan tiba. Kadang minta korting segala. Sebentar, lagi capeek nih. Sebentar lagi tanggung nih. Sebentar kerjaan bentar lagi kelar. Huuu! Gitu kok minta Dia mengabulkan pinta kita. Apa enggak diencepin sama Allah coba?
Semalam aku bangun sepertiga malam, Na. Abis sholat aku berdoa. Panjang dan lama. Bukan minta jodoh dengannya, bukaaan. Sumpah. Aku hanya minta supaya ia meluruskan yang mbulet-mbulet dikepala. Terus buka kompie dan nyelesaiin cerita sambil dengar murattal dan lagu. Habis murattal kan ada lagunya the brandals tuh yang judulnya 100% KONTROL, mendadak aku jadi kepikiran sesuatu. Ia mengingatkan aku untuk trus melaju. Fokus pada tujuan yang hendak kau capai. Biarin aja yang udah lewat. Dipikir ampe belekan juga nggak bakalan dapat kan kalau bukan Allah yang memberikannya.
Oh iya kapan itu aku ketemu temennya Lesta. Ujug-ujug lah kok dia tanya ," Kamu sedang nunggu siapa?"
Nunggu siapa? Pikirku sambil celingukan. Lah aku kan gak nunggu siapapun juga. Apa maksudnya?
" Aku melihat ada seseorang yang kau tunggu."
Jiah! Aku nyengir aja. Mikir-mikir, siapa yang kutunggu? Kan ndak ada.
" Kau mungkin tak lagi memikirkannya, tapi jauh dalam hati kau masih menyimpan harapan untuknya."
DZiiingh! Aku melongo di hadapannya. Sementara Lesta cuma membeliakkan matanya. " Itu orang punya sixth sense, dia bisa melihat apa yang kau simpan. Kayaknya sih omongannya asal tapi benar. Emang siapa? Ngaku aja? Daripada tak turunin di tengah sawah," katanya maksa.
Dodol! Lha yang punya mio itu siapa? Kok maksa nurunin aku disawah segala. Minta disambit pisang goreng segudang nih anak, batinku sebal.
Pulangnya aku jadi kepikiran. Masa sih apa yang tersimpan dan kukubur dalam di hati itu bisa terlihat segitu jelasnya di matanya? Fyuuuh, susah juga kalo ketemu orang punya sixth sense gitu. Hati kita jadi kayak aquarium. Bisa dilihat segala ikannya, tanpa kecuali. Hiiih, ngeri!
Eh, udah ah. Ntar disambung lagey. Kapan kamu pulang? Katanya mau bantu (ngacak-acak) tulisanku?
Tapi kalau itu niatmu, kamu ketinggalan. SEmua udah kuselesaikan dan kukirimkan, Bu. Tinggal tunggu aja gimana hasilnya. Masuk apa enggak aku dalam 15 pengarang yang karyanya bakal diterbitkan.
Ah, sudah. Cup...cup Na. Mari kita bangkit sama-sama. Saling ngingetin kalo lagi jatuh, ya. Big hug for u sista.
Only story, inspired by my daily funny story
No comments:
Post a Comment