Monday, January 24, 2011
TUHAN AKU MALAS JATUH CINTA
Duh Tuhan, aku malas jatuh cinta. Tiap kali ia datang, segala penyakit langsung bertebaran. Mulai gigilan tubuh yang sukar dijelaskan, debar dada yang meningkat kencang, sampai keringatan dihantam lirikannya yang dahsyat (padahal siapa tahu ia juling kan).
Gejala penyakit mata akut pun mulai tampak, dilihat dari caraku melihat yang—oh tak ada satupun darinya yang tidak mengesankan. Everything is great! Padahal semua orang bilang, dia itu jadul dan kurapan. Eh bukan diing…panuan (yaelah beda tipis dah…). Kulitnya yang hitam itu lho Tuhan jadi tampak terang. Coba apa salah kalo kawan-kawan bilang saya itu buta warna?
Belum lagi kegilaan yang mulai bertahta. Dilihat dari intensitas saya menatap layar ponsel yang diam seribu bahasa. Menanti kabar darinya yang tidak muncul seminggu lamanya. Mendadak jadi merana ketika ia tak menjawab sapaan saya di YM atau pesan dinding saya di facebook. Hwaaaa…kok jadi gini ya?
Saya juga jadi sulit tidur tiap kali bayangannya nampang. Mau sembunyi di manapun tetap saja tak bisa menghindar. Tuh, kan? Kalau gini terus saya bisa sakit Tuhan.
Yang aneh itu ya, Tuhan, kenapa sih saya jadi senaaang gitu hanya dengan melihat genteng rumahnya. Taelaaa…segitunya. Itu baru genteng rumahnya loh, belum orangnya. Fyuuuh, rasanya saya memang harus periksa kejiwaan saya deh niih.
Plis, Tuhan…apa tidak ada cara untuk saya menghindar. Saya ogah kesakitan. Tuhan kan tahu namanya jatuh itu ya, meski namanya jatuh cinta, tetap sakit rasanya? Nyeri-nyeri gimana…mellow-mellow merana.
Aduuh, plis dong…aku ogah jatuh cinta.
Ogah aku ngerasain akibatnya…
Pliss, Tuhan aku ogah jatuh cinta, kecuali dia duluan yang jatuh cinta.
* Satu hari membaca status seorang kawan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment