Monday, December 25, 2006

FOR YOU ALL

Nggak nyangka ya, saya bisa bertemu kalian semua, sahabat-sahabat yang bahkan secara fisik tak pernah saya temui. Padahal beberapa bulan yang lalu saat awal-awal nge-blog saya bahkan tak kenal siapapun. Wah keajaiban teknologi telah membuat dunia yang maha luas ini menyempit dan tersaji dalam sebuah kotak bernama komputer. Koneksi yang tanpa batas membuat kita bisa saling berhubungan, walau tak saling kenal dalam arti yang sebenarnya. Seperti layaknya berkawan di dunia nyata, dari sekian banyak orang yang kita kenal tak semua adalah sahabat karib. Bisa dipahami karena dari sekian banyak kawan tak semua sejalan, sepaham, dan satu pikiran. Tetapi karib atau bukan tak menghalangi kita untuk tetap bertemu, berbagi cerita, memberi masukan atau sekedar berkomentar, dan memberikan arti baru tentang cara kita mencari teman.

Namun seperti yang kita tahu apa yang ada di dunia memang tak kekal. Sebuah pertemuan telah dipasangkan dengan perpisahan. Suatu hari, satu persatu sahabat yang kita temui bisa menghilang dengan sendirinya karena keterbatas waktu dan padatnya kesibukan. Begitu juga saya, saya tak tahu sampai kapan akan menulis. Sempatkah saya berbagi kisah dengan kalian, sahabatku, jika saya bersuami dan punya putra kelak? Dengan catatan jika saya menemukan seekor kodok yang berpotensi jadi pangeran hehehehe…………………

Untuk semua sahabat selamat berhari raya Idul Adha bagi yang merayakannya, dan selamat bersenang-senang di akhir pekan. Sampai ketemu tahun depan dengan keadaan yang jauuuuuuuuuuh lebih baik. Oh ya selamat untuk Mbak Vie yang berhasil menduduki posisi kedua dalam lomba template yang diadakan Blog Fam beberapa saat lalu. “Kalo gak menang ya kebangetan, Fin, lha wong pesertanya cuma enam, trus saya masukkan tiga template lagi,” begitu kata Mbak Vie sambil tertawa di ujung telfon. Huahahaha! Saya ngakak-ngakak mendengarnya, wow pantas menang ya Mbak. Jurusnya dahsyat!





 

Thursday, December 21, 2006

CERITA KEPADA BUNDA

Bu, ingat nggak waktu aku ke rumah Iput beberapa saat lalu? Uh, aku sebel dengan sopirnya. Bukan karena dia ngebut tapi karena mulutnya amburadul. Masa sih saat aku bicara akan turun dimana dia nyeletuk,” Hati-hati, Mbak. Ngapain turun disitu? Paman temanmu itu tukang kawin, baru saja dia melarikan seorang gadis. Katanya dijadikan istri ketiganya lho!”
Igh, usil banget sih tuh orang. Tahu nggak Bu, begitu kutanyakan pada Iput ternyata ceritanya tidak benar.” Pamanku tidak melarikan gadis itu, beliau justru menolongnya dan mengantarnya pulang,” jelas Iput sebal. Kok bisa begitu? Ternyata gadis malang tadi ditipu orang, pekerjaan baik yang dijanjikan tak kunjung datang dan justru dia dipekerjakan di cafĂ© remang-remang. Betapa kasihan gadis polos itu Bu, niatnya untuk bekerja membantu orang tua malah membuatnya sengsara. Untung Allah mempertemukannya dengan Paman Iput, kalau tidak entah tak bagaimana nasibnya kemudian.

Yang lebih miris lagi kalau Ibu dengar cerita Mel. Suatu hari seorang kenalan Mel menghilang seharian . Begitu muncul ia malah menangis dihadapan orang-orang sambil berceloteh kalau seorang pria asing telah merenggut kegadisannya. Mel terdiam dalam tanda tanya besar. Ia mengenal pria tua itu, dan jika benar ia yang berbuat kurang ajar pada si gadis, rasanya takkan sulit untuk menendangnya ke udara. Pria tua itu sudah pucat dan sakit-sakitan, bahkan berjalan pun ia harus dibantu tongkat dan susternya. Mel semakin curiga saat melihat betapa biasanya sikap gadis itu selanjutnya. Kejanggalan pun terbukti saat si gadis berkata jujur pada Mel bahwa cerita yang didengungkannya dulu tak sepenuhnya benar. Awalnya ia memang menyesal karena miliknya yang paling berharga telah hilang, namun dorongan hati untuk lepas dari kemiskinan mampu membuatnya mengesampingkan rasa bersalahnya. Baginya pria itu adalah stepping stone untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kenyataanya memang demikian Bu, baju-baju kumal dan tak trendy kini tak ada lagi, kemana-mana bermobil, dan bahkan ia bisa membantu saudara dan orangtuanya, Bu. Anehnya lagi pria tua yang dulu berjalan pun susah, kini terlihat lebih muda dan kuat, seolah-olah kehadiran si gadis telah menyuntikkan darah segar. Hmm, jangan-jangan pria itu sebangsa vampire ya, Bu?

Kemarin Ifit, malah cerita kalau ia bertemu seorang PSK. Entah iseng atau ingin tahu ia lalu bertanya,” Kenapa mbak terjun ke dunia beginian?”.
Untung Si Mbak tidak marah, ia malah bercerita kalau kemiskinan memaksanya berbuat demikian. Pekerjaan yang tersedia baginya terbatas karena pendidikan yang rendah dan keahlian yang tak memadai. Tak tahu bagaimana ia lalu terjun sebagai kupu-kupu malam, sebuah pekerjaan yang kemudian memberinya kemakmuran. Bahkan dari situ ia bisa membeli sebidang tanah luas dan membangun rumah bagus untuk orang tuanya, Bu. Aduh Bu, sebegitu susahkan hidup?

Lalu tadi aku bertemu Ce Mang. Dia terlihat sedih saat bercerita bagaimana orang-orang menganggapnya sebagai perempuan tak benar hanya karena ia pulang malam. Padahal ia pulang malam karena restoran kecil tempatnya bekerja sebagai koki baru tutup pukul 22.00. Seandainya mereka melihat bagaimana sibuknya ia disana ya Bu, maka takkan ada orang yang menuduhnya macam-macam. Tetapi terkadang orang begitu mudah menghakimi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mbak Mang menyadari hal tersebut, makanya ia terus berusaha kuat berjuang demi putranya tersayang. Walau begitu ia bisa lemah disaat-saat tertentu dan menangis sendirian, meratapi kesedihan di depan matanya.


O Bu, sepahit itukah kenyataan hidup itu? Seandainya aku mereka, apakah aku akan tetap tegak berdiri tanpa tangis cengeng. Entahlah, Bu, aku rasa aku takkan sanggup melewatinya. Oh Bu, aku memang tak tahu bagaimana perasaan ibu mereka, tapi jika melihat ibu aku bisa membayangkan bagaimana sedih dan kecewanya seorang ibu jika  melihat anaknya mengalami seluruh kesusahan itu. Karena ku tahu tak seorang Ibu pun didunia yang berharap anaknya tidak bahagia. Kalau begitu aku sangat beruntung ya Bu, meski tidak kaya Ibu memberikan yang terbaik untukku, pendidikan yang baik, kasih sayang dan rumah yang nyaman. Terimakasih untuk semua itu Bu....




Based on Daily sad stories










Saturday, December 16, 2006

IT WASN'T HAPPY STORY

aku melihatnya menatap gadis itu
dengan tatapan yang kuinginkan
dan aku cuma bisa berkaca-kaca
sesedih itu tanpa bisa membendungnya
tak butuh waktu lama untuk tahu harapan itu sudah buyar


Saya tertawa membaca kalimat sampah dari cerpen saya yang gagal itu. Membacanya kembali mengingatkan saya pada kisah menyedihkan beberapa tahun lalu.Suatu hari, seorang ibu yang datang tak diundang pulang tak diantar, mengadu kepada saya sambil menangis tersedu-sedu ,” Mbak katanya sudah gak enak, makanya dia mau cerai saja. Huhuhuhu….!”
Saya cuma melongo heran, berusaha memahami maksudnya ditengah-tangah pikiran yang masih bau bantal (maklum baru bangun tidur). “Nggak enak? Mbok ya di kasih gula apa garam kan beres,” batin saya. Tapi begitu pikiran saya sudah penuh 100%, saya baru tahu ngeh kalau itu bukan soal masakan. Saya sampai nggak berani menyela saking kagetnya mendengar keluhan si Ibu yang masuk wilayah tujuh belas tahun keatas semua. Walaah piye to iki, lha kok gini? Kalau soal beginian saya ini kan masih hijauuu, masih dilabeli BO alias Bimbingan Ortu, seru saya kencang-kencang dalam hati sembari nyengir kuda.

“Nggak kurang saya nanya apa yang mesti saya perbaiki, tapi dia tetap minta cerai. Jangan-jangan dia mendua ya?” kata si ibu sambil menyeka airmata, sementara saya garuk-garuk kepala. Sejujurnya saya merasa ibu itu salah orang, saya yang nggak tahu apa-apa begini tak mungkin memberinya saran apapun untuk masalahnya tersebut. Tapi jauh dalam hati saya mengerti ia butuh teman untuk bercerita, makanya saya biarkan ia menyelesaikan ceitanya hingga puas.
Huff!! Betapa leganya saat ia pergi, bukan saja karena ia pergi tepat saat Hiv (hasrat ingin Vivis) ini sudah tak tertahankan, tapi juga lega karena saya tak keceplosan bicara apa-apa tentang suaminya.
                                                                                                                                                                             
Selepas itu saya tak tahu lagi gimana kisahnya, karena saya keburu melesat pergi sebelum kapal yang mereka naiki benar benar karam.Tapi yang jelas setelah itu saya jadi lebih mengerti tak ada kisah cinta happily ever after seperti kisah-kisahnya Hans Christian Andersen. Hidup ternyata melukiskan bahwa tak selamanya seorang putri yang telah menemukan pangerannya akan bisa hidup bersama dan bahagia selamanya dalam istana mereka. Satu hal yang patut jadi catatan adalah menempatkan diri untuk tetap netral dan tidak berpihak jika menemui seorang kenalanmu bermasalah seperti itu sangat susah. Apalagi biasanya perempuan cenderung merasa senasib sepenanggungan, ya kan saudari?

Lalu beberapa lama setelah kisah itu berlalu, saya membaca sebuah buku yang menyatakan bahwa “ hubungan suami dan istri yang mesra adalah pilar dalam menjaga keharmonisan dan keutuhan tuamh tangga, meski bukan pilar yang paling utama, tetapi jika pilar itu goyah maka semua akan jadi runyam”. Hah benarkah? Entahlah…hanya orang-orang yang telah mengenyam suka duka berumahtanggalah yang tahu.
Mendadak saya jadi agak sedih, terlebih ketika mendengar Ari Lasso bernyanyi
……………………………………
Saat cinta menyentuh hati
Aku pun tak kuasa untuk menghindari
Meski aku telah berdua
Aku jatuh cinta lagi
Sejenak khilafku lupakan dia yang miliki diriku

Seandainya cinta ini tak pernah terjadi
Takkan ada airmata
Dan hati perih terluka





Sunday, December 10, 2006

SAHABAT-SAHABATKU

Mbak vie,  sudah jadi sabahat saya sejak ngeblog pertama kali. Waktu itu saya awam betul tentang masalah blog, dan serunya mbak Vie selalu menyambut dengan suaranya yang ramah dan tawanya yang ceria jika saya membawa banyak pertanyaan padanya. " JAdi Fin, klo mo ganti template simpen dulu semua di note pad, " kata mbak Vie waktu itu.
Makasih ya mbak, udah mau direpoti,maaf juga nggak pernah main ke rumah mbak Vie meski sekota. Klo mo main klik aja disini


Munawir slash Awi, statusnya agak jelas, akan menikah tahun depan hehehehe...Sama seperti Mbak Vie, dia adalah sahabat saya semenjak ngeblog pertama kali. Dia sering banget saya repoti dengan berbagai pertanyaan seputar blog via sms atau telfon. Thanks God Awi gak pelit berbagi ilmu. Dan entah kenapa seperti kepada MBak Vie juga, saya merasa sudah kenal luamua dengan Awi. Bahkan berasa seperti adik sendiri, makanya kalo lagi ngobrol bisa ngelantur jaya....n klo m lihat si Awi klik aja disini

Den baguse, statusnya tak terdeteksi, tapi ngakunya masih sendiri. Ada yang minat? hihihihi...Dia juga sering saya repoti karena kebodohan saya tentang blog. Advisnya untuk membeli buku "Tip Mudah membuat Blog Bergaya dan Interaktif" saya ikuti dan begitu membaca saya bisa bilang buku ini bagus untuk pemula seperti saya. Ada yang minat, cuma 23.000 kok, buruan deh ke gramedia.....Dan klo mo ketemu klik aja disini


Maka begitulah saya beruntung mendapatkan teman-teman seasyik itu. Bukan cuma mereka, blog juga mempertemukan saya denga orang-orang lain yang blognya sering saya temui. Dan uniknya blogger, komunitas ini punyan keterikatan yang kuat, dan biasanya menjadikan blog sebagai sarana interaksi. Belum pernah saya temui blogger yang mesum dan sembarangan ngajak em-el seperti chatter yang saya temui di MIRC atau YM (maklum saya sering apes ketemu orang model begini). Rata-rata mereka bertandang ke blog kawan dengan niat berbagi ide, saran atau bahkan berkawan. Semoga semboyan "di dunia maya kita bisa berteman baik" bukan cuma sekedar semboyan. Semangat!!

Tuesday, December 5, 2006

CERITA PARA JOJOBA, ANGGOTA KERAJAAN IJO LUMUT

Kamu mesti datang ke pernikahan besok, harus! ada yang mau dikenalin sama kamu, oke?
(Si Jojoba tercengang tanpa daya mendengar cerocosan ala jendral yang tak boleh ditawar itu)

Biar jelek dia itu lelaki!
(Glodaaag...Lho siapa yang bilang bukan? Si Jojoba garuk-garuk kepala...)

Nunggu apa sih kamu? Jangan pilih-pilih, cepet kawin. Nanti keburu karatan lho !
( Si jojoba ngedumel dalam hati seraya menahan hasrat ingin nendang. Karatan? Besi kalee)

Udah deh hari gini tuh jangan mikir siapa saya, yang penting siapa saja !
(Waks..si jojoba melongo ngeri sambil membatin,"kok siapa saja? Gimana kalo kenapa-napa?)

Udah deh cari calon ibu untuk anak-anakmu kelak kan gak perlu sarjana
(Si jojoba menerawang dan berbisik," Oh iya calon ibu memang gak perlu sarjana...)

Cari apa sih? Yang penting perempuan, bisa napas!
(Si jojoba nyengir, ya iya sih...tapi masa asal perempuan yang bisa napas. Hiks!)

Kalau kau mau sama dia kamu bakal diberi rumah seisinya. Pokoknya enak deh..
(Si jojoba membelalakkan mata sambil bertanya-tanya,"apa di jidat ini terlihat tulisan saya matre...saya matre sih?")

Maka jika kamu cukup 'mature'  tapi masih sangat single bersiaplah menerima serentetan peluru pertanyaan yang nggak bikin luka, tapi membuat kesal di dada. Kalau ada yang persis mengalami cerita seperti diatas, jangan lupa terbahak-bahak. Maaf kalau agak menohok, tapi benar kan?
Dan jika seseorang bertanya,"Giliranmu kapan?"
Ayo rapatkan barisan, suara disamakan dan dengan birama 4/4 mari nyanyikan lagunya koes plus dengan lantang," kapan, kapaaaaaaaaaaaaaaaaaan......!!"


  • dari berbagai curhat, joke, dan obrolan sahabat-sahabat tersayang via konferensi tanpa meja atau via 08155941825

Friday, December 1, 2006

KISAH SARUNG PENGAMAN


Tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia dengan berbagai cara, mulai dari aksi damai, penyuluhan hingga kampanye safe sex dengan membagikan kondom segala. Bicara tentang kondom tiba-tiba saya ingat cerita Vit, sahabat saya, tentang repotnya dia saat dia terjebak diantara seorang bule dan cowok lokal yang sibuk membahas sarung pengaman. Entah apes atau lagi sial obrolan yang awalnya normal jadi memanas. Vit yang tengah jadi penerjemah dadakan bagi keduanya cuma bisa melongo melihat keduanya saling sewot, saling kesal. Begini ceritanya...
Suatu hari seorang cowok Indo(nesia) nongkrong di salah satu resto kecil di tepi pantai. Tak dinyana tiba-tiba dompet seorang bule jatuh dan isinya justru bukan bergepok-gepok dolar atau kartu kredit tapi....
"Lho ngapain bawa gituan banyak?' tanya si Indo geli lewat Vit. Si bule menyodorkan satu kepada si Indo dan menyuruh Vit menerjemahkan kata-katanya yang berbunyi ," Nih buatmu, untuk jaga-jaga."
"Ah nggak sir, nggak asyik."
Si bule melongo."Wah ini senjata man, ini nyawa," kata si Bule heran.
"Ah saya biasanya nggak pake tapi biasa aja tuh."
Si Bule terlihat gerah. "Apalagi gitu, ini hidupmu. Cuma karet begini bisa bikin selamat hidupmu lho..."
Si Indo menggeleng seraya tersenyum sembari cengar-cengir. "Eh apa kamu pernah pernah ke dokter? Orang sepertimu perlu periksa, kali ketularan penyakit apa-apa."
"Buat apa?"
"Lho kalau kamu suka menclok sana-sini itu penting, siapa tahu kamu ketularan," nada suara si Bule mulai meninggi.
"Ah nggak perlu. Aku sehat-sehat saja." Si Indo memamerkan badannya yang sehat tanpa daging alias kurus kering. Si Bule geleng-geleng kepala, merasa gemas dengan aksi si Indo." Apa kamu nggak punya duit? Aku bayarin, kamu harus tahu kamu bersih apa enggak," kata si Bule campur geram. Si Indo ngeyel, tetap pada pendiriannya kalau He is free, no kuman no bakteri!
"Ck, kamu ini raja ngeyel, duit tuh gak berarti kalu kamu kena aids!" kata si bule sambil menatapnya kesal. Sembari ngedumel panjang pendek, ia lantas ngeloyor pergi.

Beberapa bulan berselang si Indo terbaring tanpa daya di kamarnya, bukan karena Aids tapi cuma Rajanya singa.Meski tahu temannya telah terkapar tanpa daya, seseorang yang gaya hidupnya nyerempet bahaya justru dengan enteng berkata pada temannya,"pake sarung gituan mana enak." Saya dan vit yang kebetulan mendengar jadi melongo. Lho? Padahal di luar sana bule yang datang kemari selalu membawa sarung pengaman sebagai senjata, ini kok malah cuek beibeh. Jangan-jangan dia gak baca koran atau nonton teve, kalau Aids mengintip dengan ganasnya. Kalau lengah sedikit saja kita pasti kena. Pantas kalau disebutkan di teve kalau penyebab maraknya Aids karena kesadaran dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini dan penularannya sangat kurang ( eleh, kayak yang nulis ngerti aja!).
Mengenai keengganan orang memakai kondom saya jadi bertanya-tanya kenapa. Saya bayangkan mekanime penolakannya seperti mekanisme pertahan tubuh, jika sebuah benda asing yang "ganjel" masuk maka sistem akan menolaknya. Wah kalau begitu, manusia yang menolak memakainya itu disebabkan karena merasa tidak nyaman akibat ganjel? Entahlah...
Tapi meski sudah memakai kondom, jangan merasa sudah aman 100% lho. Karena dari artikel yang saya baca kondom bisa bocor juga, yah walaupun persentasenya kecil.

Terakhir SELAMAT HARI AIDS, dan acungan jempol untuk orang-orang yang concern pada masalah ini, yang tidak kenal lelah memberi penyuluhan, pengertaian hingga pendampingan pada orang-orang ODHA. Dua jempol untuk kalian! kira kira kaya suami mbak Vie, ya kan mbak?